Amora ingin pergi dari club OPM tapi dia masih harus menunggu Daniel sialan yang tak kunjung datang."Sialan! Sudah berapa jam aku menunggu disini?" Grutu Amora sebal tidak terima diperlakukan seperti ini namun kalau dia memasuki club bukan pilihan yang tepat, terlalu banyak cogan membuat hidungnya kebanjiran.
Trik matahari sudah menyengat seperti lebah menyeruput sari bunga, sungguh Amora malang yang tidak di hiraukan sang kekasih.
Amora membuka kancing atas seragam sekolahnya, terasa gerah kalau mengingat Daniel sedang berduaan dengan wanita anggun barusan.
Hembusan angin kencang menyapu kulit Amora, tidak tahan berdiri disini akhirnya dia berbalik untuk pergi namun gagal saat tangan besar Dan keras itu menariknya ke tempat bawah pohon yang lebih teduh.
Menyadari situasi ini, Amora menyeringai saat melihat bekas lipstick di bibir Daniel.
"Dasar pria cacingan, bekas lipstik itu terlalu mencolok di bibirmu." Cecar Amora merendahkan Daniel.
Daniel yang dikatakan seperti itu sedikit tersenyum karena geli.
"Apa kamu cemburu?"
"Aku cemburu gara-gara sebuah ciuman? jangan bermimpi Daniel." Sungut Amora tidak suka.
Melihat perubahan ekspresi kesal Amora membuat Daniel semakin gencar ingin menggoda nya.
"Kamu menungguku disini, sampai kegiatan ku selesai." Ujar Daniel menyeringai, Amora maju selangkah untuk menentang Daniel.
"Aku ingin berbicara dengan mu tapi kamu malah mementingkan wanita itu, tanpa permisi sedikitpun. Dasar cacingan."
Daniel terlalu senang mengartikan ucapan sang kekasih yang sedang tersulut api cemburu tapi tetap kukuh kalau dia tidak cemburu.
Jarak yang tipis diantara mereka berdua membuat Daniel dengan mudah meraih pinggang Amora lalu membungkam bibir manis Amora yang selalu mencacinya.
Amora terkejut bukan main Karena Daniel menciumnya dengan tiba-tiba saat dirinya sedang marah, saat ciumannya semakin dalam Amora mengingat bekas ciuman di bibir Daniel sehingga membuat dirinya menggigit bibir yang sedang mengulumnya dengan ganas.
Amora sadar bahwa warna merah di sudut bibir Daniel bukanlah lipstik melainkan bekas jus buah naga.
Daniel melepas ciuman mereka saat tahu Amora kehabisan napas, sekali lagi Daniel lepas kendali saat mencium gadis di depannya.
Amora menggap-enggap karena ciuman yang tidak pernah bisa dia tandingi, bagaimanapun Amora bukanlah pencium ulung seperti Daniel yang sudah dewasa dan matang untuk menikah.
Setelah berciuman biasanya Amora akan mencaci Daniel tapi saat dirinya sudah mencari hal-hal tentang menjalin kasih di mbah Google, ciuman sudah terbiasa dan lumrah untuk sepasang kekasih. Jadi Amora pikir itu memang kebutuhan seorang pria dewasa.
Amora tidak tahu harus apa jadi dirinya hanya diam merasakan bibirnya yang bengkak.
Daniel memeluk Amora, menaruh kepalanya di lekukan leher jenjang kekasihnya.
"Aku tidak pernah bermain wanita ketika memiliki kekasih Amora, kamu ingin membuatku mencimu lagi." Ujar Daniel jujur karena dekat dengan Amora selalu membuat api kejantannya terbangun.
"Kalau kau berani menciumku lagi, sumpah akan kugigit lebih keras bibirmu. Jamkan itu!"
Daniel memeluk Amora semakin erat membuat empuknya tidak bisa bernapas dengan lancar.
"Jadi Kita sudah baikan?" Tanya Daniel.
"Lepasakan dulu pelukannya Daniel."
"Tidak mau sebelum kamu jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
SELICIK IBLIS
Romance{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILIMKAN!!} Daniel bukanlah sosok yang kejam ataupun sangar apalagi cool melainkan sosok yang suka menebar senyum entah dimanapun sampai di anggap orang-orang kalau sosoknya sangat humoris. Hangat? Tentu saja, siapa y...