PART 3

19 1 2
                                    

    "Tanaman layu yang disiram air saja butuh waktu untuk segar"

Daniel langsung meluruskan tatapan matanya ke depan saat suara langkah kaki dan nada sapaan itu. Amora.

Daniel ingin mengabaikan halusinasinnya yang selalu terjadi disaat keadaan tidak tepat.

Namun melihat semua anak-anak ikut terdiam, membuktikan bahwa sekarang dirinya tidak lagi berhayal tentang seseorang.

Daniel tidak bisa berfikir dengan jernih saat melihat manik sehijau daun pepohon di hutan belantara.

Kakinya melangkah sendiri untuk menemui seseorang yang membuat hatinya terkurung selamat dua tahun belakangan ini.

"Amora.." lirih Daniel, ingin menggapai pinggang terbalut kemeja itu namun tangan lain lebih dulu menyambar tangannya.

"Sebentar lagi kami akan tunangan. Secara pribadi aku mengundangmu, papa juga ingin adik tersayangku hadir di acara penting kami." Ujar Kania mantap, menatap Daniel dengan senyum bahagia.

"Bukankah begitu sayang?"

Daniel masih melihat wajah datar yang lebih parah dari dulunnya.

"Iya."

"Oh benarkah, sungguh aku di undang. Aku tidak percaya bisa menghadiri acara tunangan kalian." Jawab Amora gembira ralat kelibihan senang.

Namun senyuman itu hilang saat suara desisan sinis dari mulut Amora.

"Kamu kira Aku akan menjawab seperti itu, jangan mimpi anak haram."

Kania yang dikatakan seperti itu langsung memeluk Daniel bercucuran air mata.

"Jaga mulutmu Amora."

Amora menatap Daniel dengan senyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa Aku harus menjaga ucapanku di depan orang-orang yang menusuk ku dari belakang. Terutama manusia rendahan seperti dirimu, Daniel. Apa Aku harus bersikap lemah lembut di depanmu agar kamu suka. Tidak penting sekali, sampah." Maki Amora dengan nada terkontrol.

Anak-anak dibelakang shock mendengar penuturan gadis berusia dua puluh tahun itu.

Sedangkan Daniel tersenyum seperti sudah tahu bagaimana tutur kata Amora.

"Aku sudah menduga kamu akan menjawab seperti itu."

Daniel mengisaratkan untuk anak-anak dibelakang membawa Kania ke ruang club.

"Tenangkan dirimu dulu, aku akan menyusulmu."

Tinggalah mereka berdua.

Daniel sejujurnya terpana dengan perubahan Amora yang dari gadis berseragam sekolah menjadi wanita cantik. Daniel tidak ingin munafik kalau naluri laki-lakinya terpikat oleh wanita itu.

Amora menghapus jarak di antar mereka berdua, membelaui rahang tegas Daniel dengan lembut.

"Apa ranjangmu hangat dengan wanita itu Daniel? Atau ular itu tidak bisa menandingimu?" Tanya Amora dengan tenang.

"Malangnya dirim__"

Belum sempat ucapan amora rampung, Daniel sudah membungkan bibirnya dengan kasar, melumatnya dengan ganas memaksa Amora membuka mulutnnya untuk memasukan lidahnya.

Daniel meraih pinggang Amora, memperdalam pagutan mereka. Amora tidak bisa berfikir jernih saat lidah itu bermain di dalam mulutnnya.

Cukup lama mereka saling pagut sampai Amora terengah-engah merasakan napasnya hilang mendadak.

"Beraninnya setan ini mencium ku lagi disaat dirinya sebentar lagi akan bertunangan dengan ular itu. Sialan." Umpat Amora dalam hati.

"Ciuman mu lemah sekali." Tantang Amora berbohong, sungguh apa yang dilakukan Daniel barusan pada dirinya mampu membuat lututnnya seperti jeli.

"Pria lain lebih hebat daripada barusan." Ejek Amora, agar Daniel tidak menindasnya.

Amora tidak bisa bertahan lebih lama dari ini, dia harus cepat pergi sebelum kegugupannya atas ciuman barusan muncul kepermukaan.

"Sampai jumpa di hari pertunantanmu."

Setelah kepergian Amora, Daniel bernapas dengan lega, memegang dadannya yang berdebar dengan kencang.

Mulut Daniel hanya bisa berbentuk O sempurna.

"Apa yang barusan kulakukan, oh tidak rubah itu sangat licik. Aku hafal betul sifatnya."

Daniel memegangi bibirnnya yang tersa lembab. Daniel yakin bibir Amora lebih parah dari pada punyanya.

Garis bibirnnya sedikit terangkat.

___________________

Bagaimana sudah lama gak lihat adegan seperti ini?

Jangan lupa suubrekk Dan vote😸

See u🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELICIK IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang