Amora membelalakan mata saat Daniel membawa dirinya ke pedagang kaki Lima untuk makan. Amora tidak membenci para pedagang tapi dia pencinta kebersihan, dan lihat orang-orang itu masak bercampur dengan debu saja sudah membuat perutnya mual.
"Kamu mengajak ku ke sini? Seriusan? Gak Ada akhlak." ucap Amora tidak terima.
"Memang apanya yang Salah Amora?"
Amora memutar matanya geli mendengar pertanyaan itu, sungguh dirinya tidak tahan dengan pemikiran Daniel.
"Aku gak bisa makan di pinggiraan jalan Daniel!" Seru Amora.
Daniel seketika tersulut emosi, dirinya lupa bagaimana sifat asli Amora yang serba mewah.
"Gak ada duit aja belagu."
Amora meleparkan telunjuknya ke depan wajah Daniel, "jangan pernah menghinaku, Aku bukan orang serendah itu--"
"Lalu orang seperti apa kamu hah! Orang baik yang suka menolong orang kesusahan atau apa?" Bentak Daniel. Menyugar rambutnya ke belakang, meredakan emosi nya.
Mendengar itu Amora tersenyum ke arah Daniel.
"Apa kamu tidak bisa seperti Kania?" Tanya Daniel frustasi.
Amora menerima bentakan Daniel dari awal tanpa merasa sakit karena dirinya hanya menggap angin lalu sampai dirinya dibandingkan dengan Kania wanita yang tidak tahu asal usulnya itu.
"Kamu membandingkan ku dengan wanita tidak tahu diri itu? Sungguh?" Tanya Amora balik tidak terima atas penghinaan besar itu.
Mendengar kata 'wanita tidak tahu diri' membuat Daniel semakin meradang terhadap Amora.
Plakk...
Amora mengelus pipinya yang putih pucat berwarna merah, bekas telapak tangan orang didepannya.
Semua sorot mata terfokus ke arah sumber suara yang begitu nyaring, sampai pedagang kaki Lima dan para pelanggan menjadi terdiam, melihat seorang pria gagah terlihat bijaksana menampar gadis cantik yang sangat manis.
Daniel pergi meninggalkan Amora sendiri di tempat ramai itu, dengan ekspresi wajah sulit di artikan.
Sebelum benar-benar jauh dari Amora, Daniel kembali melempar sebilah pisau ke hati kekasihnya.
"Kamu yang tidak tahu diri Amora, orang mata duitan seperti dirimu memang hanya penjilat. Benar kata Kania kalau kamu memang orang penggila harta."
Amora masih bergeming menerima tamparan ke dua dalam hidupnnya, pertama ayahnya lalu Daniel dengan alasan yang sama.
"Seberapa penting Kania di dalam hidup kalian..." Lirih Amora tidak bertenaga.
Amora melihat sekeliling tidak ada tanda-tanda Daniel di sekitarnya.
"Sampai dia meninggalkan ku."
Amora menitikan sesuatu yang bening di sudut matanya.
Awal niatnnya hari ini ingin menghabiskan waktu berdua dengan Daniel sang kekasih, tetapi Amora benar-benar sudah dibuat kecewa.
Amora tidak tahu dengan pasti apa yang sedang dia rasakan untuk Daniel tapi sudah satu bulan dirinya bersama. Sosok Daniel dengan kurang ajar tiba-tiba mendobrak pintu kehidupan Amora dengan tingkah blak-blakan, membuat Amora terbiasa akan kehadiran pria itu.
Bagaimana dirinya yang memiliki kebersihan tingkat akut di luluh lantakan oleh seorang Daniel. Menyentuh tubuhnya dengan se enak jidat tanpa memperdulikan Amora yang risih tapi sangking biasanya dengan sosok pria itu, melupakan kuman saat berada di dalam dekapan Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELICIK IBLIS
Romansa{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILIMKAN!!} Daniel bukanlah sosok yang kejam ataupun sangar apalagi cool melainkan sosok yang suka menebar senyum entah dimanapun sampai di anggap orang-orang kalau sosoknya sangat humoris. Hangat? Tentu saja, siapa y...