CIUMAN

15 1 0
                                    

"Ayo kita pacaran."

Amora terbengong sekaligus terkejut tidak percaya apa yang telah dia dengar barusan dari mulut pria dewasa didepannya.

Plakk..

Tidak segan-segan Amora menampar orang yang telah mengatakan hal laknat seperti itu, bagaimana tidak? Daniel adalah pacar Deluna, sahabatnya sendiri dan yang membuat Amora semakin mendidih oleh bajingan di hadapannya itu tidak terlihat bersalah sama sekali.

Dilain sisi Deluna sedang mendengar cerita Demo yang panjang lebar tentang kakaknya sampai telinganya mendengar kosa kata yang sedikit ambigu.

"Kakak ipar?" tanya Deluna memotong cerita Demo. Demo sedikit kesal merasa terganggu.

"Adik macam apa kau? Tidak mengetahui kakak ipar Amora, kekasih boss."

"Kakak ipar Amora? Kekasih boss?" Lagi dan lagi Deluna bertanya tidak menahu apaun tentang saudaranya itu.

Demo mengusap wajahnya dengan kasar, dirinya lupa kalau tingkat menyebalkan bossnya dan Deluna sebelas dua belas.

"Ceritanya panjang. Yang penting sekarang, kakak ipar bertetangga dengan boss dan-"

"Dimana rumahnya?" tanya Deluna tidak sabaran akan pemikirannya. Mendapatkan geraman dari dari Demo.

"Apa kau tidak bisa menunggu orang selesai berbicar-"

"Cepat!!"

Dibentak dan di cela oleh Deluna membuat demo langsung berjalan tanpa menjawab.

"Ikut." Hanya kata itu yang terucap dari lidah Demo yang ingin memgumpat namun dia tahan karena begini-gini dia hormat ke adik bossnya.

Amora mendekati Daniel sehingga jarak diantara mereka semakin menipis, sedangkan Daniel merasa tercekik akibat kedekatan meraka, sedikit menahan sesuatu yang menyakiti nya. Menyebabkan Daniel mundur tanpa disadarinya.

Mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Daniel tapi Amora mengurungkan niatnya Karen tangannya tidak sampai Dan berbelok arah ke pipi Daniel.

"Apa kau demam?"

Merasakan usapan halus di pipinya membuat Daniel akan menggila sampai suara cempreng di belakang membuat jarak mereka merenggang seketika.

"Kakakk!!"

Daniel dan Amora sangat hafal betul siapa pemilik suara itu. Amora yang panik dengan Daniel mengatur nafas, berusaha memperbaiki dirinya yang hampir lepas kendali.

"Luna, aku bisa jelasin semuanya." ujar Amora berlari ke arah Deluna, Daniel berjalan santai mengikitk gadis licik itu.

Deluna sedikit terkejut melihat adegan langsung di hadapannya secara nyata.

"Kakak, kau hebat dalam ciuman." Batin Deluna memuji sang kakak karena sahabatnya itu anti melakukan hal-hal seperti itu.

"Apa yang kamu lakukan disini Del?" ujar Daniel tidak suka.

Amora tidak ingin membuat Deluna salah paham dengan kejadian barusan. Pose yang dilakukan Amora Dan Daniel barusan kalau dilihat dari belakang pasti berciuman.

"Luna apa yang kamu lihat barusan tidak seperti apa yang kamu bayangkan, sungguh." Sergah Amora, melihat ketenangan antara pasangan sejoli didepannya.

"Tenanglah Ara," mengalihkan pandangnnya ke Daniel, "wah daebak!! Kakak sungguh punya nyali untuk mencium Amora."

Amora semakin panik sendiri sampai otaknya berjalan sedikit untuk mencerna situasi di sekitarnya.

"Kakak?" ujar Amora bingung melihat dua orang didepannya.

SELICIK IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang