DI BELAKANG

14 1 0
                                    

Agas memasuki kamarnya dengan lunglai, setelah kejadian tadi siang membuatnya terlalu berlebihan terhadap putri semata wayangnya. Tidak menemukan istrinya, Agas duduk di kasur lalu memijat pelipisnya, tanda dirinya sedang dalam keadaan pusing. Agas tahu betul bagaimana dirinya lebih akrab dengan putrinya ketimbang Kinan yang sibuk dengan dunia kesehatan namun waktu terus berjalan sampai mereka berdua lupa kalau masih Ada anak yang haus akan perhatian seperti Amora. Agas yakin putri kecilnya kuat seperti dirinya.

"Maafkan papi sayang, tolong maafkan papi tapi ini demi kebaikan untuk kamu. Sebelum memulai sesuatu yang membuat dirimu terkejut atas dunia ini, papi berharap banyak kamu bisa melewatinya. Sekali lagi maafkan papi." Gumam Agas yang tidak sadar Ada perempuan cantik melihatnya dengan pandangan sedih sama seperti dirinya.
.
.
.
.
.

Di akhir pekan ini Amora tidak ingin pergi kemana-mana termasuk ke sekolah, rasanya Amora tidak siap untuk kembali mengisi otaknya dengan ocehan guru yang selalu tidak dimengerti olehnya atau memang Amora sendiri yang tidak peduli.

Berbaring adalah kegiatan yang dia perlukan untuk saat ini sampai perutnya berbunyi nyaring. "Apa tidak ada hal lain selain makan yang bisa Aku lakukan." Ujar Amora psimis terhadap hidupnya yang melarat dan sekarang dirinya harus memasak.

"Apa Aku bisa memasak? Oh tentu saja, Aku seorang Amora dengan sejuta pesona kenapa hal sepele seperti memasak membuatku hawatir." Kata Amora bersemangat sampai di dapur dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Menyalakan kompor saja dirinya tidak becus, "arghh." Erang Amora tidak terima akan kebodohan ini.

Amora mengambil ice cream rasa lemon yang menyegarkan di mulut untuk mengawali pagi harinya, "sungguh pagi yang tidak sehat." Kembali menggigit ice cream itu dengan nikmat. suara ketukan pintu membuatnya berdecak.

Mata terbelalak sempurna saat Amora menyadari siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Kamu tidak pergi sekolah?"

Saling pandang lama sampai Amora meringis, memegang perutnya.

"Astaga apa kamu sedang acting?" Melihat Amora yang tidak menjawab segeralah Daniel  Bantu gadis licik itu kembali kekamrnya.

Alis Daniel terangkat sempurna saat mencium bau khas rumah sakit di kamar Amora dengan sentuhan lavender yang menenangkan seorang Daniel sekaligus tidak nyaman dengan keadaan kamar yang terlihat berserakan.

Amora tidak memperdulikan Daniel Ada di kamarnya yang berantakan akibat semalam, dirinya benar-benar mengamuk. "Jangan sentuh barang-barang ku sedikitpun, atau kau akan menyesal. Daniel!!" Belum sempat semua ucapannya seselai Amora mendapati antibiotics nya terjatuh akibat tangan besar itu. "Sebenarnya apa yang kau Cari Daniel?" Ujar Amora yang sudah mulai kembali galak tapi tetap memegangi perutnya yang terasa keram.

"Aku akan segera kembali."

Tidak terlalu lama bagi Amora menunggu Daniel karena tetangnya itu memiliki rumah disamping tempat Amora tinggal.

"Gunakan ini untuk perutmu anak kecil." Daniel memberikan botol berwarna hijau kecil yang Amora baca kalau tidak salah minyak kayuh putih.

"Apa Aku harus meminumnya?" Tanya Amora polos setelah mengambil nya dengan kasar dari tangan besar itu.

Lupa akan kuman bakteri yang menempel di tangan orang lain.

Daniel memutar bola matanya jengah mendengar pertanyaan tidak masuk akal Amora yang kelewatan bodoh. Membuang napas dengan kasar, merebut kembali botol di tangan mungil itu lalu menuangkannya di telapak tangannya, Daniel mengusap perutnya sendiri.

"Seperti itu saja tidak bisa, benar-benar bodoh."

Amora berdecak lalu mengoles cairan bening di perutnya yang terasa hangat. Tanpa tahu malu perutnya berbunyi nyaring, Daniel mendengar namun tampak acuh. Ingin pergi namun suara Amora menghenrikan langkahnya seketika.

"Daniel apa kau memiliki makanan cepat saji?"

"Hey hei anak kecil Kita tidak seakrab itu." Pergi keluar tanpa memperdulikan pertanyaan gadis kelaparan itu.

"Tiba-tiba datang, tiba-tiba menghilang, kayak nyamuk aja."
.
.
.
.
.

Amora keluar rumah untuk makan siang karena dia sudah tidak tahan atas apa yang perutnya lakukan so dia mengambil uang pemberian ayahnya.

Semua ritual pembersihan yang dilakukan Amora sebelum makan kelar sampai dirinya tidak tanggung melahap apa yang Ada di hadapannya saat ini. Jangan pernah mengira Amora yang tidak Ada uang akan mengirit apalagi makan-makanan pedagang kaki Lima. Ini bukan kehidupan yang Ada didalam drama korea yang pemeran utamanya akan langsung berubah saat miskin, yang benar saja. Amora adalah gadis dengan sejuta kehidupan mewah walaupun kurangnya kasih sayang tapi dirinya tidak terlalu merepotkannya karena sudah biasa atau terlalu biasa.

Disinilah dirinya makan dengan rakus tapi masih dengan perilaku anggun, mana bisa dia makan seperti gembel yang akan menurunkan harga dirinya yang setinggi dosanya. Kalian tidak akan menemukan gadis SMA yang akan makan dengan belepotan tanpa tahu malu lalu pangeran sok cool akan melihatnya dengan jijik tapi ujung-ujungnya jatuh cinta. Itu terlalu basi untuk seorang Amora Reginald dengan pesonanya.

Deluna melihat sahabatnya yang tidak masuk sekolah di akhir pekan tengah menyantap makanannya dengan santai di restoran yang dekat dengan rumah kakanya. Iyap, Deluna berencana untuk ke rumah kakanya karena dia meninggalkan dompet kesayanganngnya.

Turunlah Deluna dari mobil untuk menghampiri ratu kecantikan yang sibuk dengan urusan perutnya.

"Kebiasaan, makan besar kok gak ngajak-ngajak," ceorocos Deluna, "masuklah untuk sekolah Ara karena kamu itu ketua kelas XII IPA 10, aku capek harus ngurus ini itu." Keluh kesal Deluna lalu mencomot tentakel gurita itu tanpa menggunakan sendok. Amora yang melihat itu langsung menatap Deluna dengan tajam.

"Upss, maaf." Ujar Deluna lalu mengambil semangkuk gurita matang yang berwarna merah dengan bumbunya. Amora tahu betul betap bersih sahabatnya ini.

Amora menjadi ketua kelas bukan untuk menjadi anak baik di sekolah maupun dikelasnya, tapi melainkan semua teman sekelanya tidak datang waktu pemilihan dan dirinya yang kesiangnn pun terpilih saat itu, sedangkan Deluna malah meneriakinya untuk menjadi ketua kelas. Amora tidak tinggal diam, membalas tentu saja.

Sehingga Deluna menjadi wakil ketua kelas dan semua tugasnya diserahkan ke Deluna termasuk kumpul dengan osis atau apapaun acara yang melibatkan ketua kelas masing-masing.

______________________

MAAF GUYS AKU NULIS PART INI DENGAN KEADAAN YANG ENTAHLAH, TIDAK SEENRJIK SEBELUMNYA TAPI AKU BAKAL TETAP SEMANGAT KARENA GAK NYAKA CERITA INI UDAH DILIHAT LEBIH DARI 50 ORANG🤗

SEE YOU♥️✅

SELICIK IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang