PART 2

14 1 0
                                    

Angin malam berhembus kencang saat Amora membuka gerbang berkarat, dipenuhi tanaman liar.

"Pintu yang epic, tidak ada yang merawatmu ya? Kasiannya. Aku kembali, tenanglah pintu cantik ku." Ujar Amora dramatis bak sang putri memeblai sang pujaan.

Berjalan menapaki halaman rumah bercat putih ralat bercat putih kekuningan membuat Amora tersenyum.

"Kau mengingatkan betapa lamanya aku meninggalkan mu, besok semuannya akan berubah." Kata Amora bersiul tapi tatapan matanya tidak lepas dari tanaman kaktus yang tumbuh dengan tidak wajar. Kaktus itu memiliki gaya unik menjalar panjang membentuk sesuatu yang abstarak tapi Amora suka apalagi melihat bunganya yang berwarna kuning dan masih banyak lagi jenisnya.

"Kau bertahan dengan cantik." Puji Amora terhadap tanaman yang terlihat menyeramkan dengan durinnya siap mengoyak daging segar.

Amora sengaja tidak menginap di hotel dan lebih memilih di rumah kecilnnya yang sudah mati warna, karena Amora ingin melakukan hal yang menyenagkan.

Sebelum dirinya benar-benar menginjaki kaki di tanah kelahirannya, Amora sempat membuka situs yang selalu dia stalking.

"Kamu kira Aku akan melepaskan mu dengan semudah itu Pak tua keriput." Ujar Amora melihat ke sisi samping rumahnya yang masih sama namun terlihat lebih mewah.

"Kamu lihat saja besok."

Dan ke esokkan harinya Amora terduduk di depan rumah dengan mata berwarna merah tanda tidak pernah tidur semalaman. Betapa bodohnya dia yang Tak sabar melihat rumah kecilnnya sampai lupa kalau tempat itu belum dibersihkan.

"Oh tuhan!! Kalau sampai Lima menit lagi petugas sialan itu belum datang akan ku potong batangnya lalu kusumpal di mulutnya__ Kyakhhh!" Teriak Amora kesal dikageti oleh kucing hitam gembul Naik kepangkuannya.

Amora melotot saat kucing itu memeluknya seperti tanda selamat datang. Membuat rasa kesal barusan menjadi perasaan hangat.

"Astaga Ada juga yang menyambutku dengan pelukan. Kemarilah sayang." Kata Amora terharu, memeluk kucing gemuk hitam dengan mata biru cantiknnya.

"Axel dimana kamu?" Suara baritone itu memenuhi gendang telinga Amora, melihat kalung si kucing.

"Suara yang familiar dan kau kucing nakal kembalilah ke majikanmu." Printah Amora, menoel pipik chabi kucing hitam yang bernama Axel.

Meawonggg...meawonggg..

"Haiss kucing ini, kenapa matannya sangat licik. Baiklah akan ku antar dirimu ke pujaan hatimu." Ujar Amora malas.

Dan tebak apa yang Amora lihat saat gerbang hitam menjulang tinggi itu terbuka. Amora sudah menduganya siapa pemilik suara dibalik teriakan barusan.

Daniel.

Namun yang Amora kesali kenapa kedua insan itu tengah berpelukan dengan intim di pagi hari. Dirinya saja yang duduk diluar semalaman tidak butuh pelukan.

"Kenapa Pula Aku harus kesal sialan. Oh tunggu, pagi belum cuci muka dan ketemu orang itu. Oh tidakk!! Aku harus kembali."

Baru saja Amora memutarkan tubuhnya untuk berbalik namun suara itu membuatnya mematung seketika.

"Kamu kan itu? Kemarilah."

Amora merasakan jantungnya sedang senam pagi Dan dengar suara langkah kaki itu semakin mendekat.

"Akhirnya aku menemukanmu, pergi kemana saja hem, membuatku rindu setengah mati."

Amora tersenyum lebar tatakala mendengar pengakuan itu, ternyata orang itu merindukannya.

Amora berbalik dengan wajah cerianya.

"Aku jug-"

Belum sempat Amora melengkapi kalimatnnya dia sudah ditinggal pergi oleh pria tua brengsek itu sambil mengelus kucing hitamnya.

"Brengsek penis keriput." Umpat Amora pergi dari tempat itu.

Amora kembali ke rumahnya yang mati dengan suasana hati mendung dan lihat rumahnnya sudah bersih kinclong dengan manusia sebesar beruang ketub berdiri depan pintu.

"Selamat datang Nona, apa yang anda perintah kan sudah Beres."

Amora duduk di Kursi tapi sebelum itu dia menyentuhnya dengan ujung jari kelingking.

"Kamu telat lara-"

"Maaf kan saya Nona, habisnnya saya ketiduran dihotel dan  melihat Nona sudah tidak ada dipagi hari. Dan yang paling2 parah Nona muda mau tinggal di kandang ayam seperti ini. Oh apa kata Tuan besar__" melihat tatapan tajam Amora.

"Ampun Nona." Ucap Lara yang sudah ngomong panjang lebar.

                        ***

Amora memakai celana kulot coklat berkain jatuh dipadukan dengan kemeja hijau Tosca sangat cocok untuk tubuhnya yang berisi.

Amora sengaja melepaskan kancing pertama kemejannya agar belahan itu terlihat ya walupun sedikit.

Jangan lupakan hak putih runcing terlihat elegant di kakinya yang indah.

"Selamat pagi." Sapa Amora saat melihat segerombolan pria imut berapa tahun lalu Dan lihat sekarang perubahan di wajah mereka yang mengagumkan.

Mulai dari gaya rambut lalu rahang yang kokoh, sempurna.

"Apa kabar kalian hem?" Tanya Amora berbasa basi sebelum kedatangannya disini membuat semuannya kacau.

Semua mata tertuju ke Amora dengan ekspresi terkagum-kagum akan penampilannya.

Namun...

"Wahhh gaun pengantinnya terlihat memukau!!" Teriak mereka kompak dengan wajah cerah kecuali Amora yang mendung melihat penampakan dua setan di belakangnya.

"Ohh sialan, semuannya tidak seperti di bayanganku." Grutu Amora kesal melihat mereke semua menyambut kedatangan wanita setan itu dengan senyuman hangat.

"Seakan-akan aku hanya seorang hama, sialan." Umpat Amora tidak terima.

Amora melangkahkan kakinya ke pandangan yang terlihat gembira saat itu. Sampai tawa itu hilang dengan sendirinya.

"Senang bertemu denganmu Daniel."

_______________________

Aku gak bisa ngomong banyak tapi yang pasti akan ku usahakan cerita ini untuk Tamat.

See you❤️

Don't forget put your star in this story.

SELICIK IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang