KELICIKAN AMORA

22 2 0
                                    

Memperlihatkan berbagai video yang ada di dalam iPhone canggih itu dengan senyum khas sorang Amora yang menawan membuat Daniel memijat pelipisnya tidak tahan melihat dirinya sendiri di video itu.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Daniel to the point karena sebenarnya dia tahu apa makna dari sifat Amora yang seperti sekarang ini.

Amora tersenyum manis karena rencananya tidak gagal seperti kemarin dan sungguh bahagia dirinya mendapat kemalangan kemarin, membawa dirinya ke tempat seperti sekarang. Amora memang menolong Daniel kemarin tapi dengan memanfaatkan keadaan pria itu untuk melakukan tujuannya. Jangan pernah mengira kalau Amora perempuan baik-baik yang tidak memiliki segudang rencana licik yang dia sembunyikan di umurnya yang masih bau kencur. Disetiap dia bersama Daniel kemarin, kamera handphone nya tidak pernah berhenti merekam tindak tanduk Daniel yang super aneh.

"Bapak beruntung bertemu dengan anak baik seperti saya," senyum merekah tidak pernah hilang dari wajah cantik Amora. "Sekarang, saya cuma minta satu hal. Sangat gampang untuk orang terkenal seperti bapak, diteliti dari kepopuleran sekarang, saya yakin bapak adalah pengusaha sukse-"

"Jangan berbelit-belit, katakanlah!" Potong Daniel memerintah dengan nada lemah nya berubah menjadi tegas.

Bukannya kesal Amora malah tertawa sedikit memperlihatkan Gigi putih menawan nya. Mengambil tas selempang di atas meja makan lalu berdiri.

"Kapanpun saya minta uang, bapak berhak memberi berapapun jumlahnya." Ujar Amora dengan tetap merekahkan senyum manis khas dewi kayangan. Berpamitan dengan Daniel yang masih melihatnya dengan tampang datar sampai kalimat dari bibir mungil Amora menampar tatapan kosong itu, "it is not funny if people will know who are you." Melambaikan tangannya.

Daniel menghela nafasnya kasar tidak menyangka gadis SMA yang dia temui berapa hari lalu lebih licik dari rubah.

"Sialan! Rubah licik itu." Desis Daniel memukul meja makan seakan-akan melampiasakan kekesalan yang sudah terbakar, tidak sedikit mata memandang aneh Daniel.
.
.
.
.

"Kamu itu anak Mami satu-satunya, jangan banyak tingkah. Entar mama hamil, mau kamu punya saudara?" Ujar Kinan _mamanya Amora_ dengan kesal karena dia tahu anak gadis nya itu sangatlah licik. Buah memang tidak jatuh dari pohon nya. Begitu pun Amora yang tidak jauh dari Kinan yang tingkat kelicikan nya sebelas-duabelas.

"Mana mau aku punya saudara, amit-amit. Waktu luang sama Mami aja gak ada, apalagi punya saudara makin gak ada dong yang ngurus, anakmu yang cantik ini." Balas Amora tidak terima. Mendengus lalu pergi ke kamarnya, entah apa yang akan Amora lakukan di kamarnya sore hari seperti sekarang ini.

Tanpa melihat ekspresi Kinan yang pucat mendengar tutur kata anak gadisnya. Seperti sedang menyindirnya, sampai tangan besar hangat itu meremas bahu bergetar Kinan.

"Belum saatnya."

Di rumah yang sama namun diruangan berbeda Amora sudah siap dengan tampilan ala anak SMA yang sedang trend.

Menggunakan kaos putih biasa namun yang membuatnya berbeda adalah tembus pandang baju itu, memperlihatkan bra senada dengan kaos itu. Tidak lupa dengan celana kain hitam cantik melekat dikaki jenjangnya. Gincu semerah darah melekat dibibir tipis Amora makin terlihat dewasa dari umurnya, rambut pirang digerai indah mampu menyihir anak bau kencur seperti Amora terlihat lebih matang.

 Gincu semerah darah melekat dibibir tipis Amora makin terlihat dewasa dari umurnya, rambut pirang digerai indah mampu menyihir anak bau kencur seperti Amora terlihat lebih matang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amora sudah mendapat apa yang dia mau, uang 10 juta RP yang diberikan Daniel barusan sungguh membuat dirinya girang. Ingin menunjukan ke ayahnya kalau dirinya bisa menghasilkan uang tanpa bekerja Banting tulang.

Sampai di tengah Japan dirinya melihat kakek-kakek terbaring bersimbah darah. Amora tidak ada niatan ingin menolong tapi hati kecilnya sudah menghianati nya. Amora tidak bisa bersentuhan dengan orang asing jadi dia berteriak meminta tolong sampai mobil berwarna hitam langsung menepi.

"Ada apa ini?"

"Cepat bawa ke rumah sakit, sepertinya kakek ini kehilangan banyak darah."

Disinilah Amora duduk termenung mengingat uang sebanyak itu langsung ludes tanpa tersisa sedikit pun. "Kenapa pula aku harus menolong nya?" Menangis tersedu-sedu di pinggir jalan, "seburuk itukah Aku, sampai uang itu hilang seketika." Gumam Amora masih tidak iklhas menolong kakek-kakek itu.

Lebih parahnya lagi iPhone nya rusak tidak bisa disentuh, "bagaimana ini, apakah mesin uangku juga bakalan hilang?" Amora semakin berteriak frustasi memikirkan dirinya seperti ini.

Amora orang Kaya namun orang tuannya tidak pernah mendidik dirinya seperti orang boros, walupun dia mengakuinya bahwa hidpu gemilang harta, orang tuannya membatasi pengeluaran dirinya. "Semuanya di sita dan sekarang, oh tuhan. Rencana buat besok harus dipikir secara logika." Ujar Amora bertekad, berjalan menuju rumhanya dengan menggunakan kaki.

Keringat cukup membasahi kening Amora akibat berjalan kaki sampai suara di dalam rumahnya membuat dirinya mengerenyit bingung, Amora tidak sebodoh itu sampai dirinya tidak akan mengetahui bahwa di dalam Sana terdengar tawa ceria antara orang tuannya Dan ketika kakinya berhenti di ruang tamu hanya satu yang terpikirkan oleh otak cantik Amora.

"Siapa wanita anggun di sebelah Mami?"

Amora tidak Ada niatan untuk bertanya Karena dirinya masih sebal dengan ayahnya.

"Sini dulu sayang, jangan main pergi-pergi." Ujar Kinan terhadap putrinya yang sudah menaiki tangga menuju kamarnya.

Amora tidak ingin berdebat dengan mamanya jadi dirinya ikut duduk di ruang keluarga, matanya menangkap koper besar berwarna coklat dengan Tak suka.

"Ada yang Mami mau omongin sama kamu Ra."

_____________

SEE YOU♥️✅

SELICIK IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang