Amora bertabrakan dengan siswa gendut saat dirinya keluar di perpustakaan dan langsung mematung membayangkan kuman menjijikan tersebar di tubuhnya. Langsung mengambil pembasmi kuman di tas jinjingnya yang berwarna hitam elegant.
"Kalau jalan lihat pake mata!! Jangan pake LEMAK!" Teriak Amora tidak suka terhadap wanita yang terlihat ketakutan di bawahnya dengan melihat sikunya.
Melihat anak gendut itu diam Dan tidak berdiri membuat Amora ingin membantu, tangannya terulur yang sudah terlapisi oleh tisu.
Demi gajah bertelur, pinggang Amora ingin patah saat membantu si gendut untuk berdiri.
"Kau baik-baik saja? Pakai ini untuk membersihkan lukamu gendut." Melihat wanita penuh lemak didepannya itu ingin mengucapkan terima kasih langsung Amora pergi tanpa menolehkan kepalnnya lagi.
Wanita gendut itu tersenyum hangat melihat salep yang dikeluarkan Amora, sudah berada di tangannya.
"Walupun ucapannya menusuk tapi setidaknya orang yang terkenal tidak Ada etitud itu ingin membantuku."
Di dalam kelas Amora berteriak seperti orang kehilangan arah tujuannya. Bagaimana tidak frustasi melihat nilainya berwarna merah semua, begitu pula dengan teman-temannya.
Ada yang tidur tidak peduli, tertawa, murung, main game atau ngerumpi hal-hal yang zonk.
"Harap untuk semua kelas dua belas kumpul di aula sekolah. Sekarang!" Suara siaran langsung yang terdengar di speaker kelas itu nyaring.
Amora yang sebagai ketua kelas sedikit malas pergi ke aula untuk berkumpul dengan orang-orang munafik so polos.
Suara gaduh di kelasnya pun saling sahut.
"Tidak usah pergi."
"Males."
"Gak guna."
"Ngantuk."
"Membosankan."
Amora mengelus kupingnya. Yang terasa panas mendengar ocehan kelasnya.
"Dewa belajar, wakili kelas ini lagi seperti biasa saja." Ujar teman-temannya ke Deluna seperti biasa, sangat kompak.
Deluna menghela napas dengan kasar, menatap Amora.
"Teman-temanku yang budiman, ayolah! Luna sudah kehabisan akal untuk mengelabui curut-curut tua itu. Sekarang saatnya kita untuk kumpul, tunjukan ke kelas unggulan sialan kemarin dengan elegant." Ujar Amora semangat yang di tanggapi acuh Tak acuh oleh sahabatnya.
Krikkk, krikk ....
Deluna memberi tatapan horor ke Amora yang terlihat bengong.
"Tidak Ada yang ingin pergi?" Tanya Amora sekali lagi sebelum trik licik andalannya dikeluarkan. Sama sekali tidak di jawaban.
"Sebagai ketua kelas yang baik, aku akan pulang dan Luna ikut Aku bolos biar mereka menanggung semuanya." Ujar Amora melangkahkan kaki mulusnya dengan menarik Deluna.
Semua siswa di kelas 12 IPA 10 kelabakan karena kandidat terkuat paling buruk nya akan hilang, bisa-bisa semuanya tambah ribet kalau tidak Ada ketua kelas. Siapa yang akan bertanggung jawab? Tidak Ada yang mau direpotkan dikelas buruk itu. Semuanya dipandang sebelah mata oleh para siswa maupun guru.
"Baik kita pergi!" Jawab mereka kompak membuat Amora tersenyum di depan pintu kelasnya.
Di aula sekolah yang besar terdapat semua kelas 12 yang mulai dari unggulan sampai yang terburuk berkumpul.
Amora memperhatikan kelas lain dengan barisan rapi, seragam lengkap, dengan senyum bahagia terpatri di wajah mereka.
Melihat keadaan barisannya yang membuatnya meringis, bagaimana tidak, baju compang camping. Ada yang memakai kaos oblong dengan merek yang super amazing harganya, belum lagi Ada yang menatap kelas lain ingin mengajak berkelahi.
"Semuanya dengarakan ini baik-baik!" Ujar Pak kepala sekolah dengan mikrofon di depannya.
"Selamat untuk kalian semua karena melakukan simulasi itu, dan sungguh bapak senang dengan hasilnya. Semoga ujian penentu kelulusan kalian membanggakan sekolah ini."
Ceramah panjang lebar Pak kepala sekolah membuat kelas Amora tidur dengan sempurna, sampai semua barisan telah dibubarkan mereka tetap menyelam di Alam mimpi yang seru.
.
.
.
.
.Amora bolak balik tidak menentu arah gusar atas perintah Pak kepala sekolah barusan, sungguh dirinya sekarang sedang mengamati teman-temannya yang tidak jauh dari dirinya.
Gelisah.
Hanya itu yang bisa Amora rasakan untuk saat ini. Amora sadar betul bagaimana kebodohan tingkat dewa di dalam kelasnya terkunci.
"Siapa yang akan membantu Kita dalam soal mengajar..." Lirih siswa perempuan didepan Amora terlihat frustasi.
Kalau sampai mereka tidak Lulu's lagi maka kelas itu akan ditiadakan.
"C'mon Amora berfikirlah dengan benar!! Jangan tolol!"
Amora pusing bukan main mendengar ocehan kepalanya dan teman kelasnya.
_______________
HOLAAA UDAH LAMA NUNGGU GAK?
GAK ADA SIALAN(╥﹏╥)
BACA AJA WALUPUN DIKIT, OTAK INI MASIH MENTOK GEGARA SETRES DI LOUKDOUN(╥﹏╥)

KAMU SEDANG MEMBACA
SELICIK IBLIS
Romance{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILIMKAN!!} Daniel bukanlah sosok yang kejam ataupun sangar apalagi cool melainkan sosok yang suka menebar senyum entah dimanapun sampai di anggap orang-orang kalau sosoknya sangat humoris. Hangat? Tentu saja, siapa y...