Bangun dengan kepala sedikit pusing membuat Daniel mengerang merasakan nyeri tak terbantahkan. Melihat sekeliling dengan seksama menimbulkan kerutan berlipat di dahi Daniel tanpa ia sadari.
Menoleh ke kiri dan kekanan berulang kali lalu menampar pipinya, menimbulkan bunyi nyaring bergema di kamar yang Daniel yakini kamar hotel.
"Aduh!" Umpat Daniel mengelus pipinya yang memerah akibat dirinya barusan.
Menyimpulkan dengan segala pikirannya yang berkecamuk hebat Daniel tidak menemukan titik terang kenapa dirinya bisa ditempat seperti sekarang ini.
"Kambuhkah? Lalu siapa yang membawaku kesini. Sialan!" Ujar Daniel berdiri dengan rasa ingin tahu yang menjerit di kepala nya.
Setelah mencucui muka membuatnya terasa lebih segar daripada barusan. Daniel tidak ingin rahasia nya terbongkar oleh karena itu, dia langsung menuju ke resepsionis untuk mencari informasi. Sampai sarapan pagi nya dia lewatkan.
"Permisi nona, bisahkah kau membantuku?" Tanya Daniel ke wanita resepsionis itu dengan senyum cerah nya, membuat sang petugas tersipu.
Melihat cek in tadi malam membuat Daniel semakin frustasi karena tidak menemukan nama siapapun kecuali namanya sendiri, sampai pria bayah cleaning service itu tersenyum pada Daniel. Tentu Daniel membalas sapaan itu.
"Pagi pak Jarwo."
"Pagi tuan." Tanggap pria bayah yang bernama Jarwo itu membalas sapaan ramah dari bosnya.
"Gimana semalam tuan?" Tanya Pak Jarwo sedikit menggoda bosnya dengan suara tuanya.
Daniel menautkan alis nya mendengar pertanyaan ambigu dari Pak jarwo, "gimana apanya sih Pak jarwo, emang saya bawa gadis?" Jawab Daniel dengan pertanyaan, sedikit senyum membuat mereka berdua terhibur sampai senyum itu hilang mendengar tanggapan Pak Jarwo.
"Memang bareng gadis cantik tuan."
Daniel bergeming mendengar kalimat enteng dari Pak Jarwo tapi sungguh mampu membuat jantungnya berpacu seakan-akan berlari marathon. Ingin sekali Daniel bertanya siapa gadis yang dia bawa kemarin namun lidahnya kelu tidak bisa digerakan sama sekali, sangking terkejut nya dia. Pak Jarwo bukanlah orang yang suka bercanda tentang hal seperti itu, mau tidak mau Daniel akui dirinya sedang merasa bimbang dengan siapa yang mengetahui kondisinya.
.
.
.
.
.Seperti biasa Amora pergi ke sekolah dengan semangat lie down tidak seperti teman sebangkunya yang semangat empat sembilan.
"Kamu harus lebih serius Ara, ujian kelulusan sudah dekat, Masa iya datang sekolah cuma jadi pelengkap siswi kelas. Kan gak lucu." Ujar Deluna menggurui sahabat serba malas itu yang tidak lain Amora.
"Hem, gampang! Yang penting ada kamu udah itu aja, yakin seribu present Aku lulus." Jawab Amora gampang tidak melihat ekspresi Deluna yang sulit diartikan.
Di sisi lain Daniel masih disibukan dengan urusannya di ruang pemantau hotelnya. Layar besar yang menampilkan lorong hotel, lobi, parkiran dan masih banyak lagi. Daniel melihat secara seksama rekaman tadi malam saat dirinya sedang memasuki hotel dengan seorang gadis berambut blonde yang dia ikuti dari belakang. Membuat Daniel menahan nafasnya saat dia memanggil gadis bermanik hijau tosca itu dengan sebutan mama lalu kejadian di lobi benar-benar meruntuhkan wibawa seorang Daniel D William.
Pulang kerumah nya dengan keadaan sedikit kacau dan uring-uringan membuat Daniel melangkahkan kaki besarnya ke Kamar mandi.
Setelah mandi Daniel memutuskan untuk makan siang karena monster diperutnya sudah demo, khas dengan suara orang kelaparan.
Daniel berada di sebuah restoran mewah dengan tema garden membuat siapa saja tersihir oleh dekorasi alamnya. Untuk mengisi perutnya Daniel memesan makanan seafood, kesukaannya dari kecil dengan minumnya air lemon.
Amora berjalan dengan santai namun kepalanya memikirkan nasib hidup nya yang sesial sekarang. Sehabis pulang dari sekolah barusan, Amora kembali pergi dari rumah, cemberut karena ayahnya mencabut kartu ATM nya dan sekarang disinilah dia melihat orang makan bersama di restoran V' namun ekor matanya melihat pria mapan sedang tersenyum ke arah pelayan yang mengantar hidangan untuknya.
Segala ide licik langsung menyeruak di pikirannya, tata kala mengingat kejadian kemarin menambah senyum diwajah manis Amora.
Entah karena suka atau kelaparan Daniel memasan seafood begitu banyak, mulai dari kepiting, cumi-cumi, udang , gurita dan masih banyak jenis lain di meja makan tempatnya duduk, terlihat menggiurkan.
Sampai suara gadis di depannya membuat nafsu makannya menguap perlahan-lahan.
"Bapak! Kebetulan sekali dan wah seafood! Banyak sekali." Ujar Amora heboh, sedikit mendapat perhatian pengunjung lain diruangan itu.
Daniel masih terdiam dengan suara yang membuat telinganya tuli Dan ingatannya terlempar ke kejadian malam tadi.
"Apa bapak tidak mempersilakanku untuk duduk?" Kata Amora bergumam namun masih bisa didengar oleh Daniel. Tersadarlah Daniel dari belenggu pikirannya.
"Duduklah" ujar Daniel kikuk, tidak sempat melirik ke gadis berkulit putih pucat itu.
Sejuta pertanyaan di kepala Daniel hilang melihat gadis di depannya sedang tersenyum licik ke arahnya, Daniel menangkap apa makna dari senyuman yang mirip seringai itu.
"Makanlah." Perintah Daniel tidak bertenaga. Senyuman Amora berubah menjadi garis datar seperti semulah, memulai mengambil sendok pribadinya di dalam tas.
Daniel masih melihat tata cara makan gadis didepannya sedikit unik, bagaimana gadis itu mengambil nasi dari bagian yang belum disentuh, bersebelahan dengan sisinya barusan. Mengelap sendoknya dengan tisu kering yang Daniel duga berasal dari tas slempang milik Amora, sampai kegiatan terakhirnya mengoles tangan dengan jel antibiotics.
Daniel gelagapan saat dirinya tertangkap basah oleh Amora saat dirinya mengamati gadis itu.
"Bapak.tidak.makan?"
Mendengar pertanyaan berisi nada tekanan itu membuat Daniel langsung melahap makannya dengan rakus, tidak tahu harus berhadapan seperti apa dengan Amora.
Daniel tahu pasti, Amora memiliki tingkat kelicikan di atas rata-rata. Dirinya harus bersikap waspada sebelum musibah menimpanya.
______________________
ADA YANG NUNGGU GAK KELANJUTAN DARI CERITA INI??..
SEE YOU 💕✅
KAMU SEDANG MEMBACA
SELICIK IBLIS
Romantik{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILIMKAN!!} Daniel bukanlah sosok yang kejam ataupun sangar apalagi cool melainkan sosok yang suka menebar senyum entah dimanapun sampai di anggap orang-orang kalau sosoknya sangat humoris. Hangat? Tentu saja, siapa y...