"Assalamualaikum, Fara pulang," ucap Fara masuk dalam rumahnya.
"Eh non Fara. Teh udah pulang," ucap bibi menghampiri Fara.
"Iya bi. Mama sama papa ke mana bi?" tanya Fara saat tidak melihat kedua orang tuanya.
"Tuan sama Nyonya pergi ke acara kondangan, Non," jawab bibi.
"Oh, yaudah bi, Fara mau ke kamar dulu," pamit Fara.
"Iya, Non. Makanan sudah bibi siapkan di meja makan, Non," ucap bibi.
"Makasih bibi," ucap Fara lalu berlari lari kecil menuju kamarnya, ia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur.
"Akhirnya ... bisa tidur juga," ucap Fara sambil merebahkan tubuhnya. Saat ia memejamkan matanya terlintas nama cowok berwajah tembok tadi.
"Ish! kenapa cowok itu yang muncul," ucap Fara lalu bangkit dari tidurnya dan duduk di meja belajarnya.
Saat ia tengah memandangi beberapa penghargaan yang ia raih, matanya tertuju pada figora kecil yang di dalamnya terdapat foto seorang laki-laki dengan dirinya. Ia meraih figora itu, memandanginya dengan tatapan kosong.
"Al kemana? Ra rindu sama Al," gumam Fara dengan mengelus figora kecil itu.
****
"Al kamu di mana? Jangan tinggalin Ara, Ara takut hiks ... hiks ..." ucap Ara saat melihat di taman tidak ada Al. Langit semakin gelap, Al juga masih belum muncul, membuat Ara semakin menangis.
"Alllllll kamu keman?! Hiks ... hiks ... hiks ..."
"Kenapa kamu tinggalin Ara? Hiks ... hiks ... hiks ..." Ara menenggelamkan wajahnya di atara kedua kaki, sambil terus menangis.
"Hey, kamu kenapa nangis?" tanya seorang laki-laki dan membuat Ara mendongakkan wajah menatap orang tersebut. Saat Ara tahu, ia langsung menghamburkan pelukannya ke orang itu. Ya, orang itu Al.
"Hey kamu kok nangis? kenapa kamu nangis?" tanya Al.
"Hiks ... hiks ... kenapa kamu ninggalin aku?" ucap Ara dengan nada bergetar dan masih menangis.
"Aku tadi ke toilet sebentar, udah ya jangan nangis," ucap Al dengan merangkul bahu Ara dan menenangkannya
"Aku takut, jangan tinggalin Ara lagi," ucap Ara sesenggukan.
"Iya, Al janji nggak bakal ninggalin Ara," ucap Al meyakinkan Ara. "Udah jangan nangis lagi ya. Biar nggak nangis, Ara minta apa sama Al?" tanya Al, karena Al paham pasti Ara akan meminta sesuatu saat selesai berhenti menangis.
"Cium sama peluk," ucap Ara dengan pupy eyes. Al mengembangkan senyumnya, ia paham jika Ara tidak meminta dibelikan coklat atau boneka, pasti mintanya cium kalau ngak peluk.
"Yaudah sini," ucap Al sambil melebarkan tangannya, lalu dengan cepat Ara menghamburkan pelukannya. Mereka berpelukan cukup lama, setelah itu Al menangkup pipi Ara dan ...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRA
Teen Fiction[PROSES] Tentang seorang laki-laki bernama Alvaro yang memiliki sikap dingin, cuek dan muka datar bertemu dengan seorang perempuan cantik bernama Fara yang memiliki sifat ceria. Di balik keceriaan seorang Fara, ia menyimpan luka di dalam hatinya ka...