1

2.1K 177 24
                                    

"Aku mencintaimu, Dahyun,"Kata-kata itu sepertinya sudah membuat gadis berkulit putih itu sangat bahagia setiap harinya.

Kim Minjae. Pria yang selama ini mengisi hatinya dan mewarnai hari-harinya. 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah hubungan. Mereka sudah menjalin hubungan sejak pertama kali lulus dari sekolah menengah mereka.

"Chagiya, bagaimana jika malam ini kita keluar?"

"Jalan-jalan lagi?"Tanya Dahyun dengan sangat antusias. "Tapi, aku rasa malam ini aku tidak bisa,"

"Ada apa?"

"Aku rasa ayah tidak akan mengizinkanku untuk pergi,"Jelas Dahyun dengan wajah kecewanya. "Tapi tenang saja, mungkin minggu depan kita bisa melakukannya,"

"Kau yakin? tapi aku ingin kita pergi malam ini juga,"

Dahyun terdiam sejenak sebelum akhirnya dia menganggukan kepalanya. "Baiklah, aku bisa cari alasan,"

*
*
*

Dentuman keras musik dan lampu yang remang-remang sungguh membuat Dahyun sedikit ketakutan sekarang. Apalagi ditambah dengan bau minuman alkohol dan juga banyaknya orang yang mabuk membuatnya semakin ingin cepat pulang.

"Kita akan bersenang-senang disini,"Jelas Minjae.

"Lebih baik aku pulang saja, oppa. Aku sungguh tak cocok ada disini. Kenapa oppa tidak mengajakku ke taman hiburan atau yang lainnya?"

"Ini akan lebih menyenangkan, Dahyun. Aku janji,"

Dahyun terus menggenggam tangan Minjae berharap kekasihnya itu akan membawanya keluar dari sana. Namun kenyataannya lain. Minjae malah membawanya ke sebuah ruangan yang dia yakini sebagai ruangan pemilik diskotik itu.

"Minjae."Seorang pria berkisar 40 tahunan itu menyapa Minjae. "Kau membawanya?"

"Tentu saja,"Minjae kemudian menarik Dahyun yang bersembunyi dibalik tubuhnya.

"Tidak perlu takut, sayang, kau akan menikmati malam ini,"Dahyun menepis tangan nakal pria dihadapannya yang tiba-tiba saja mengusap pipinya itu. "Minjae, bisa kau tinggalkan kami berdua?"

"Oppa,"Dahyun menggelengkan kepalanya dan berharap Minjae tak meninggalkannya disana bersama pria yang ada dihadapan mereka sekarang. Namun pada kenyataannya kekasihnya itu malah melepas secara perlahan genggaman tangan Dahyun.

"Aku janji akan memberikan bayarannya nanti,"

Dahyun membulatkan matanya sempurna saat mendengar kata 'bayaran'. Dia baru sadar jika saat ini dia dijual oleh kekasihnya sendiri. Dia bahkan sampai mengutuk Minjae karena melakukan hal ini padanya.

"Kemarilah, jangan takut,"Dahyun berontak saat pria itu mencekal tangannya.

"Lepaskan aku,"

"Aku sudah membayar mahal, jadi bagaimana juga, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja,"

Senyuman licik pria itu benar-benar semakin membuatnya ketakutan sekarang. Dengan satu kali tarikan, tubuh Dahyun sudah berada dalam dekapan pria itu.

Appa, tolong aku. Dahyun terus menjerit dalam hatinya berharap seseorang bisa menolongnya dari pria menakutkan yang ada dihadapannya.

Dahyun menginjak kaki pria itu dengan keras dan membuatnya terlepas. Dengan cepat dia berlari menuju pintu. Namun sayang sekali pintunya terkunci dan pria itu berjalan semakin dekat ke arahnya. Dahyun semakin panik saat tangannya kembali dicekal.

"Karena kau melawan, kau harus terima akibatnya,"

Pria itu langsung mencium bibir Dahyun dengan brutal dan membuat air mata Dahyun menetes sekarang. Dia merasa harga dirinya benar-benar sudah tak ada lagi sekarang. Dan satu-satunya yang ia salahkan adalah dirinya sendiri. Kenapa dia dengan mudahnya berbohong pada ayahnya dan berakhiran seperti ini.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang