"Kau sudah bangun?"Tanya Taehyung yang membuat Jimin langsung terduduk. Dia mengedarkan pandangannya mencoba menemukan sosok wanita yang baru beberapa hari ini resmi menjadi istrinya. "Kau mencari istrimu? dia saat ini ada di kamarnya,"
"Ah begitu,"
"Ah iya, dia juga membuatkan ini untukmu dan satu lagi, obatmu juga,"
"Bagaimana kau bisa ada disini?"
"Istrimu yang menelponku menggunakan ponselmu. Ah iya, aku ingin menanyakan satu hal padamu,"
"Katakan saja,"
"Apa kau benar-benar menikahi istrimu karena kau mencintainya? maksudku adalah, bahkan dia tidak menemanimu saat kau sakit dan memilih untuk mengunci dirinya dikamar,"
Jimin terlonjat saat Taehyung menanyakan hal itu. Sejujurnya, baru Taehyung saja yang menaruh curiga padanya seperti ini. Bahkan ibunya saja tidak mencurigai apapun.
Alih-alih menjawab, Jimin lebih memilih untuk diam saja saat ini. Tidak mungkin dia mengatakan soal trauma yang melekat pada diri Dahyun itu kepada sembarang orang karena itu hanya akan membuat orang-orang merendahkan Dahyun dan Jimin sama sekali tidak mau hal itu terjadi.
"Kau korban perjodohan?"Selidik Taehyung.
"Tentu saja tidak, kenapa kau berpikiran seperti itu?"Tanya Jimin yang diiringi dengan tawa terpaksanya. "Dia hanya merasa malu saja,"
"Berarti aku harus pulang agar istrimu menemanimu?"
"Benar sekali, aku tidak menyangka kau sangat pintar,"Puji Jimin.
Tapi kenyataannya adalah sebaliknya. Aku yakin Dahyun tidak akan menemaniku. Batin Jimin.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pulang sekarang. Ah iya, Chaeyoung bilang tiketnya sudah dibatalkan, jadi kau tenang saja. Dia akan membelikan tiket bulan madu lagi setelah kau sembuh,"Jelas Taehyung yang tak sengaja didengar oleh Dahyun.
Apa dia menipuku? dia sudah menikah dengan Chaeyoung? Batin Dahyun yang saat ini menyandarkan tubuhnya didekat pintu kamar Jimin.
Apa itu urusanku? untuk apa aku begitu peduli?
Dahyun kemudian bergegas menuju kamarnya lagi. Meskipun dia berusaha melupakan kenyataan bahwa pernikahannya itu hanya dilakukan karena keterpaksaan, tetap saja kata-kata Taehyung itu langsung saja masuk kedalam pikirannya dan tak ingin keluar.
Aigo, kenapa aku terus memikirkannya? tidak penting! Batin Dahyun.
Jimin melirik ke arah pintu kamarnya. Dia terus bertanya apa Dahyun akan menemaninya? apa yang sedang Dahyun lakukan sekarang? apa dia tidur?
K-talk!
Jimin langsung meraih ponselnya. Dia takut itu adalah pesan penting yang dikirim oleh mertuanya atau orang yang secara khusus dia tugaskan untuk kembali membangun perusahaan ayahnya.
Ryujin
Aku dengar kau sedang sakit, boleh aku kesana?
Tidak perlu, aku takut istriku salah paham
Lagipula kau tidak tahu rumahkuKau pindah? aigo, kau tidak mengatakannya padaku
Memangnya penting jika aku mengatakannya padamu?
Sangat penting
Baru saja dia akan membalas pesan Ryujin itu, tangan seseorang sudah menggenggam ponselnya juga bersiap untuk merebutnya. Dia langsung mendongak dan tak percaya dengan siapa yang dia lihat saat ini.
