25

726 97 7
                                    

Waktu terus berjalan, kini Dahyun sudah melewati trimester pertamanya. Bukan perkara yang mudah untuk melewatkan trimester pertamanya. Jimin saja sampai pusing mendengar rengekan Dahyun yang hampir setiap hari ingin mengerjakan pekerjaan rumah.

"Sekarang sudah bulan keempat, jadi boleh aku jalan-jalan 'kan?" tanya Dahyun dengan memasang puppy eyes andalannya. Biasanya ini cukup ampuh untuk membujuk Jimin. Namun kali ini sepertinya tidak. Jimin hanya tersenyum kemudian mengacak rambutnya.

"Tidak sayangku,"

Dahyun hanya mengerucutkan bibirnya sempurna. "Katanya setelah trimester pertama kau akan membawaku jalan-jalan,"

"Kapan aku mengatakan itu?"

"Ish menyebalkan," Dahyun langsung saja meraih ponselnya saat ini. Padahal dia sangat ingin menonton film di bioskop sambil memakan popcorn bersama Jimin. Tapi dia sudah terlanjur kesal untuk mengatakannya.

"Baiklah, katakan kau mau kemana?"

"Tidak jadi," kesal Dahyun yang hanya membuat Jimin merasa gemas sekarang. Padahal dia hanya bercanda soal melupakan apa yang dia katakan pada Dahyun.

"Jadi Dahyun marah?"

"Sangat,"

"Yasudah, ayo kita jalan-jalan," jelas Jimin yang kemudian merangkul Dahyun namun sepertinya Dahyun langsung menghindar. "Aku hanya bercanda tadi,"

"Tidak lucu,"

Jimin tersenyum kemudian mencubit pipi Dahyun. "Ayolah tidak perlu marah,"

"Ish, oppa sangat menyebalkan,"

"Jadi kau tidak mau? yasudah,"

Jika dipikir-pikir, Dahyun memang sedang ingin jalan-jalan saat ini. Tidak mungkin dia menolak tawaran Jimin begitu saja hanya karena marah.

"Yasudah, aku ingin menonton film," jelas Dahyun namun tetap saja dengan nada kesalnya.

"Baiklah, ayo," jelas Jimin sambil membuat wajah Dahyun terlihat jelek dengan memegang kedua pipi Dahyun dengan satu tangannya. "Tapi kau harus tersenyum dulu,"

Dahyun memang tersenyum. Namun selanjutnya dia kembali dengan wajah kesalnya.

Chup!

"Cepat bersiap,"

*
*
*

"Aku ingin menonton film animasi," jelas Dahyun yang membuat Jimin sedikit terkejut.

"Biasanya kau menonton film romantis,"

"Tapi saat ini aku ingin film animasi,"

"Baiklah, kau duduk disana aku akan membeli tiketnya," jelas Jimin namun langsung membuat Dahyun menggeleng. Dia bahka sampai menggenggam tangan Jimin sekarang. "Dahyun, antriannya panjang, bagaimana kalau kau lelah?"

"Tapi aku takut duduk sendirian disana,"

"Dahyun, kakimu akan pegal nanti. Lagipula ada orang disana, jika terjadi sesuatu kau tinggal berteriak saja," jelas Jimin yang kemudian membuat Dahyun terpaksa melepas genggaman tangannya.

"Baiklah, aku akan tunggu disana,"

"Aku janji aku tidak akan lama,"

Dahyun memilih duduk di salah satu kursi yang ada disana. Dia duduk tepat disamping seorang anak kecil yang saat ini sedang sibuk memakan lolipop yang ada ditangannya. Hal ini tentu saja membuat Dahyun merasa gemas.

"Aunty mau? aku punya dua," jelas anak itu yang membuat Dahyun menggeleng.

"Itu milikmu,"

"Ibu bilang aku harus selalu berbagi, ini untuk adik bayi," jelasnya lagi sambil menunjuk perut Dahyun yang saat ini sudah terlihat membuncit.

"Ah kau baik sekali, tapi bayinya tidak bisa makan permen,"

"Aunty bisa memakannya untuk adik bayi,"

"Ah baiklah, terimakasih," jelas Dahyun yang kemudian tersenyum. Namun dia tidak langsung memakannya. Mungkin karena traumanya soal Minjae. Dia hanya takut anak ini merupakan suruhannya juga.

"Hyuna, ayo," Dahyun tak percaya dengan yang dia lihat saat ini. Yap, sahabatnya Sana. Padahal selama ini dia tak pernah menceritakan kalau dia sudah punya keluarga. "Aniyo Dahyun, dia keponakanku, eoh? kau sedang mengandung sekarang? selamat, aku tidak tahu sama sekali soal ini,"

"Gomawo, terlalu banyak hal yang terjadi itulah kenapa aku lupa memberitahumu," jelas Dahyun yang kemudian membuat Sana duduk disampingnya.

"Aku pikir hubunganmu dengan Jimin tidak akan sejauh ini,"

"Aku juga sempat berpikir sepsrti itu,"

"Dia benar-benar baik bukan? dia bahkan sangat bersabar terhadapmu,"

"Ya, bisa dibilang aku sangat beruntung,"

"Dan aku tidak seberuntung dirimu, kau ta–"

"Eoh kau?" tanya Jimin yang kemudian membuat Sana tersenyum. "Aku tidak terlalu mengenalmu tapi aku sangat tahu kau adalah temannya Dahyun,"

"Dan ini keponakannya," jelas Dahyun yang membuat Jimin mengusap kepala anak itu.

"Ayo, filmnya akan segera dimulai,"

"Aku duluan ya," jelas Dahyun yang kemudian membuat Sana tersenyum dan mengangguk.

"Chagi-ya," Sana langsung saja menoleh saat dia mendengar suara yang sangat dia kenali.

"Tadi aku bertemu Dahyun,"

"Jinjja?"

"Iya, kenapa kau tidak memberitahuku soal kehamilannya? dan satu lagi, kau menyebalkan karena tidak mengakuiku sebagai pacarmu dihadapan Dahyun," jelas Sana yang kemudian membuat pria dihadapannya menggaruk tengkuknya.

"Aku malu untuk mengakuinya. Aku bahkan berbohong kalau aku mengawasimu,"

"MWO? yak! kau sungguh menyebalkan. Hyuna, ayo pergi,"

"Sana..."

"Paman jahat," jelas Hyuna sebelum akhirnya dia mengikuti Sana.

Yap, Seokjin sebenarnya bohong soal kekasihnya yang dia curigai sebagai komplotan Minjae. Dia terlalu malu untuk mengakui kalau pada akhirnya dia jatuh cinta pada sahabat adiknya sendiri yang juga merupakan sekertarisnya diperusahaannya.

"Chagi! tunggu aku,"

*
*
*

Jimin menggaruk kepalanya bingung dengan apa yang sudah dia lakukan. Meski sudah menuruti semua keinginan Dahyun, tetap saja Dahyun memasang wajah kesalnya saat ini.

"Apa lagi yang harus ku lakukan?"

"Oppa mengambil lolipopku, itu menyebalkan,"

"Lagipula aku takut terjadi sesuatu padamu jika kau memakannya. Lain kali jangan terima hal sembarangan dari orang yang tak dikenal,"

"Dia keponakannya Sana eonni, kau terlalu berlebihan," jelas Dahyun yang membuat Jimin terpaksa memberikan lolipop itu. Namun saat Dahyun membuka bungkusnya, dia langsung menggigitnya.

"Kenapa kau malah memakannya sekarang?"

"Hanya memastikan saja," jelas Jimin yang membuat Dahyun akhirnya memakan lolipop itu dengan kesal.

"Rasanya seperti lolipop," jelas Jimin yang kemudian membuat Dahyun tersenyum karena lelucon basi dari Jimin itu.

"Aku pikir rasanya barbeque,"

"Itu lolipop Dahyun,"

"Iya aku tahu,"

TBC🖤

2 May 2020

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang