14

794 133 9
                                    

"Aish, kenapa aku benar-benar terpengaruh oleh kata-katanya?" gerutu Dahyun saat Jimin terus-menerus berputar-putar di kepalanya. Dia sudah mencoba untuk memikirkan hal lain tapi tetap saja pada akhirnya Jimin lagi yang menetap di kepalanya.

Aku harus pergi ke kantor sebentar. Pastikan untuk tidak membuka pintu jika seseorang datang. Jaga dirimu baik-baik

"Ah, kenapa kali ini pesannya juga membuatku terpengaruh? sepertinya aku harus melakukan sesuatu yang bisa membuatku melupakannya," gumam Dahyun yang kemudian memilih untuk menelpon Sana, sahabatnya. Dia pikir dengan pergi keluar sebentar akan membuat pikirannya kembali jernih.

Begitupun dengan Jimin. Pria itu kini benar-benar tak bisa fokus bahkan dalam perjalanan menuju kantor. Dia selalu tersenyum saat mengingat semalam dimana Dahyun tak pingsan saat dia memeluknya. Itulah yang membuat Jimin yakin bahwa phobia Dahyun memang akan benar-benar sembuh.

"Ah, akhirnya kau kembali Jimin. Chaeyoung benar-benar memberikan pekerjaan diluar nalar manusia padaku," adu Taehyung sambil menyamai langkah Jimin yang saat ini tengah buru-buru.

"Itulah kenapa yang menerima tugas itu adalah seorang alien. Nikmati saja karena kau akan selamanya menjadi asisten Chaeyoung," jelas Jimin yang langsung menghentikan langkah Taehyung.

"Apa?" teriaknya yang membuat Jimin menghentikan langkahnya juga dan menghampiri Taehyung.

"Aku akan berhenti,"

"Kenapa kau sangat jahat padaku? ah kau bukan temanku," gerutu Taehyung yang bahkan menghentak-hentakkan kakinya.

"Aku akan mengurus perusahaan ayahku jadi aku harus menemui Chaeyoung dan mengurus surat pengunduran diriku," jelas Jimin yang masih membuat Taehyung terdiam karena tak percaya. "Selamat berjuang, kawan," Jimin tersenyum kemudian meninggalkan Taehyung yang masih berdiri disana dengan raut wajah tak percayanya.

"Perusahaan? tunggu, apa Jimin? Yak! Jimin, aku punya banyak pertanyaan untukmu,"

*
*
*

"Ah aku benar-benar bingung sekarang," keluh Dahyun yang hanya membuat Sana mengerutkan dahinya bingung. Dia kemudian mengaduk minumannya sebelum menyeruputnya melalui sedotan.

"Bingung?"

"Aku rasa pikiranku sedang tidak berfungsi sekarang, kau tahu? dia terus ada dalam pikiranku,"

"Maksudmu suamimu? bukankah itu wajar? ya, meskipun kau menikah dengannya secara terpaksa. Tapi dari yang kulihat dia itu pria yang sangat baik," jelas Sana dengan santainya. Bahkan dia kembali menyeruput minumannya saat ini. "Ini belum satu bulan, ah tidak tidak, bahkan satu minggu saja belum. Tapi kau sudah mulai jatuh cinta padanya? atau jangan-jangan sudah terjadi sesuatu diantara kalian?" tanya Sana sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tidak sama sekali. Bahkan tidak akan,"

"Waeyo? semua pasangan yang menikah pasti me–"

"Tidak perlu membahas hal yang seperti itu," jelas Dahyun yang sudah mengetahui maksud setiap perkataan dari sahabatnya itu.

K-talk!

Dengan cepat Dahyun meraih ponsel yang sedari tadi ada disamping gelas minumannya. Matanya membulat dan bahkan tangannya juga menjatuhkan ponsel yang ada digenggamannya. Dia benar-benar merasa sangat ketakutan setelah mendapat pesan dari seseorang.

"Aku harus segera pergi," jelas Dahyun yang kemudian pergi dengan buru-buru. Dia terus melihat kebelakang kemudian mempercepat langkahnya. Dia terus saja mempercepat langkahnya saat ini.

Jimin-ssi, aku harap kau menolongku. Batin Dahyun.

Dahyun saat ini masih berlari. Apalagi saat dia melihat sosok pria dengan penyamaran penuh mengikutinya. Dia takut jika hal yang pernah terjadi padanya akan terjadi lagi. Bahkan lebih parah dari sebelumnya.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang