13

753 130 15
                                    

"Kau lupa pada eomma setelah kau menikah? kau baru menemuiku sekarang?"Tanya ibunya Jimin yang kemudian menjewer Jimin dan membuatnya meringis.

"Ish eomma, ini memalukan,"

"Omo, mianhae menantuku, pria bodoh yang berstatus putraku ini memang harus mendapat perlakuan yang seperti tadi agar dia mengerti. Ayo masuk,"

Dahyun hanya tersenyum kemudian mengikuti ibu mertuanya itu. Menurutnya, banyak sekali perubahan yang dia rasakan setelah menikah. Meskipun baru beberapa hari, tapi Dahyun sudah bisa merasakan hal yang berbeda. Bahkan kali ini dia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Sebelumnya dia juga merasakannya, hanya saja tidak seperti saat ini karena ibunya lebih sering berada dikantor dibandingkan dengan dirumah. Sedangkan saat ini? bahkan ibunya Jimin benar-benar menyayanginya dan menawarkan banyak hal padanya.

"Bagaimana perkembangannya?"

"Semuanya sudah hampir selesai, mungkin bulan depan aku sudah bisa mengurus semuanya,"Jelas Jimin.

"Ah iya, aku harus ke toilet dulu,"

"Kau bisa berjalan lurus lalu belok kiri,"

Sebenarnya itu hanya alasan Dahyun. Dia tahu pasti Jimin akan mengatakan sesuatu pada ibunya. Apalagi soal uang yang dia peroleh karena menikahinya. Dia hanya ingin meyakinkan dirinya kalau Jimin menikah dengannya hanya untuk mendapatkan uang.

"Ini semua berkat uang yang kudapatkan karena menikahi Dahyun. Jumlah benar-benar tak terduga,"Jelas Jimin dengan sangat bahagia. "Tapi aku masih bingung bagaimana cara mengembalikannya. Nyonya Kim sama sekali tidak mau menerima uang dariku,"

Mengembalikan? tunggu sebentar, apa Jimin-ssi hanya meminjam uang saja? aku yakin itu hanya akal-akalan saja, jadi kesimpulannya dia meminjam uang pada eomma kemudian menikahiku agar dia tidak perlu mengembalikannya? taktik yang bagus. Batin Dahyun.

"Tapi apapun itu, tetap saja salah karena aku harus tetap mengembalikannya,"Jelas Jimin yang membuat ibunya ikut terdiam memikirkan cara yang terbaik agar Jimin bisa mengembalikan uang yang ia pinjam dari keluarga Dahyun. Apalagi uang yang dipijamkan keluarga Dahyun itu bukanlah jumlah yang sedikit.

"Satu-satunya cara adalah kau harus menggunakan uang itu dengan baik dan satu lagi, kau harus bahagiakan Dahyun,"

"Kalau itu tidak perlu perintah,"

*
*
*

Saat ini Dahyun sedang menyantap makan siangnya bersama Jimin dan juga ibu mertuanya. Ini pertama kalinya dia duduk bersebelahan dengan Jimin. Sejujurnya dia merasa sangat tak nyaman. Tapi karena dia meyakinkan dirinya, dia tidak terlalu merasakannya sekarang.

"Dahyun, kenapa kau tidak memakannya? apa kau tidak menyukainya?"

"Tidak, aku sangat menyukainya,"

Jimin yang mengerti langsung saja berpindah menjadi disamping ibunya. Melihat hal ini ibunya hanya memasang tatapan bingungnya. Apalagi Dahyun dan Jimin merupakan pengantin baru tapi Jimin malah memilih untuk duduk berjauhan dengan Dahyun.

"Aku ingin duduk disamping eomma karena aku bisa duduk disamping Dahyun kapan saja. Sedangkan dengan eomma? akan sangat jarang,"

"Kau tetap saja tidak berubah,"

Jimin tersenyum kearah Dahyun seolah mengatakan 'arasseo, aku mengerti' pada Dahyun. Dia kemudian melanjutkan makannya lagi tanpa mengatakan apapun lagi.

Apa dia benar-benar peduli padaku? Batin Dahyun.

"Kenapa kalian tidak berlibur berdua? eomma 'kan ingin secepatnya menggendong cucu,"

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang