"Oppa, cokelat panas sepertinya enak," Jimin yang tengah serius memantau perusahaan dari rumah itu benar-benar tak mengerti dengan permintaan Dahyun yang tiba-tiba itu.
"Kau ingin cokelat panas?" tanyanya yang kemudian mendapat anggukan dari Dahyun. "Arasseo, aku akan membuatkannya untukmu,"
Jimin awalnya tak menaruh curiga apapun. Tapi saat ini dia berpikir kalau Dahyun sedikit aneh. Apalagi pagi tadi Dahyun terlihat pucat dan bahkan muntah-muntah. Seingatnya, Dahyun tak makan makanan yang membuatnya sakit perut. Tapi hari ini kenapa Dahyun bertingkah aneh?
"Apa Dahyun sedang hamil?" gumam Jimin sambil membuatkan cokelat panas untuk istrinya itu. Jika diingat-ingat, Dahyun memang menunjukan tanda-tanda kehamilan. Apalagi dia muntah-muntah pagi hari. "Jika benar, ini benar-benar berita yang bagus," lanjutnya sambil mengaduk cokelat panas itu. Dia benar-benar tak bisa menahan senyumnya lagi kala membayangkan seorang anak kecil akan menghiasi kehidupannya.
"Cokelat panasmu," jelas Jimin yang kemudian meletakannya di nakas yang berada di samping ranjangnya. "Dahyun-ah, boleh aku tanyakan sesuatu?"
"Tanyakan saja,"
"Kapan terakhir kali kau datang bulan?" tanya Jimin ragu. Namun karena rasa penasarannya itu, dia langsung saja menanyakannya pada Dahyun. "Mungkin saja ka–"
"Mungkin karena aku telat makan kemarin,"
"Mungkin saja bukan, tidak ada salahnya untuk mengeceknya,"
"Aku hanya tidak ingin membuat oppa kecewa dengan sebuah harapan besar,"
"Tidak apa-apa, aku tidak akan kecewa jika memang hasilnya negatif,"
*
*
*Jimin saat ini sedang menunggu Dahyun melakukan cek kehamilan. Sebenarnya jantungnya berdetak sangat cepat karena dia berharap Dahyun memang benar-benar hamil.
"Bagaimana?" tanya Jimin saat Dahyun sudah kembali. Dahyun tersenyum kemudian mengangguk. "Jinjja?"
"Aku harap kau bisa menjaganya dengan sangat baik karena usia kehamilan trimester pertama benar-benar sangat rentan jadi usahakan untuk istirahat yang cukup dan jangan kelelahan,"
Jimin benar-benar tak menyangka akan secepat ini dia menerima kabar paling bahagia ini. Bahkan dia juga sampai menangis karena tak bisa menahan rasa bahagianya. Dia yakin ibunya mungkin tak akan memintanya untuk meninggalkan Dahyun lagi karena saat ini Dahyun sedang mengandung keturunan Park yang selanjutnya.
"Mulai saat ini kau tidak boleh bekerja terlalu berat. Aku pastikan kalau aku mengurus semuanya dengan sangat baik," jelas Jimin yang hanya mengundang kekehan dari Dahyun.
"Tidak perlu berlebihan,"
"Kau tidak dengar apa kata dokter tadi? aku hanya tidak ingin bayinya kenapa-kenapa,"
"Di kantor saja aku lebih banyak duduk,"
"Aniyo," tegas Jimin yang hanya membuat Dahyun menyipitkan matanya.
"Ish, akan membosankan jika diam dirumah, kumohon,"
"Ah baiklah,"
*
*
*"Woah, jinjja?" nyonya Kim benar-benar tak menyangka akan mendapatkan berita bahagia ini sekarang. "Chukkahaeyo,"
"Aku juga masih belum menyangkanya,"
"Eomma harap semuanya berjalan lancar sampai kau melahirkan nanti,"
"Gomawo eomma,"
