"Aku mengundurkan diri,"Seokjin mengerutkan dahinya saat Jaehyun tiba-tiba saja menyerahkan sebuah amplop padanya.
"Mengundurkan diri?"
"Dahyun sudah digantikan jadi aku rasa lebih baik aku mengundurkan diri saja,"Jelas Jaehyun.
"Kau tidak tahu aku siapa? bukankah siapapun pimpinannya itu akan sama saja?"Tanya Seokjin dengan tatapan intimidasinya saat ini. "Inilah alasanku tidak pernah membantumu untuk dekat dengan adikku, kau hanya ingin posisi bagus dengan menjalin hubungan dengannya,"
"Kau salah paham, aku bahkan tidak pernah berpikiran seperti itu,"Elak Jaehyun yang membuat Seokjin mengangguk kemudian beranjak dari duduknya.
"Lalu kenapa kau mendesak Dahyun untuk menyalonkan diri sebagai presdir? tidak mungkin 'kan kau hanya melakukan itu untuk kepentingan Dahyun? jadi tanpa kau meminta pun aku pasti akan memberhentikanmu, aku hanya mencari waktu yang tepat untuk melakukannya. Kau lihat pintu keluarnya 'kan? aku tidak perlu menunjukannya lagi,"
Jaehyun mengepalkan tangannya sebelum pada akhirnya dia memilih untuk pergi dari sana.
Aku pasti akan kembali, Jin hyung. Batin Jaehyun.
Seokjin hanya tersenyum puas saat ini. Sebenarnya dia sudah sangat gemas ingin menjauhkan Jaehyun dari hidup Dahyun. Bahkan menurutnya, Jaehyun bahkan lebih berbahaya dari Minjae.
"Kau pikir aku tidak mengetahui apapun?"Gumam Seokjin.
Sementara saat ini, Dahyun benar-benar dibuat panik dengan keadaan ayahnya. Dia bahkan bingung harus melakukan apa sekarang.
"Appa, bertahanlah,"Dahyun langsung menelpon rumah sakit untuk segera mengirim ambulance kerumahnya. "Appa, ambulancenya sedang dalam perjalanan,"
*
*
*Dahyun saat ini terus menggenggam tangan ayahnya itu berharap dia akan segera membuka matanya kembali. Dengan hati yang masih sangat kacau sekarang, dia mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri. Bagaimana pun juga, dia tidak mungkin menunjukan air matanya pada ayahnya.
"Dubu?"
"Ne, appa?"
"Kenapa kau menangis?"Tanya tuan Kim sambil mengusap jejak air mata yang membasahi pipi putri kesayangannya itu.
"Aku tidak menangis, appa,"Elak Dahyun yang kemudian tersenyum. "Aku hanya mengantuk saja,"
"Dahyun-ah, bisa appa meminta sesuatu darimu?"
"Tentu saja, katakan,"
"Dahyun-ah, appa ingin kau menikah. Ini mungkin akan sangat sulit untukmu, tapi appa ingin kau kembali seperti dulu lagi,"Jelas tuan Kim yang kemudian membuat Dahyun melepaskan genggaman tangannya.
"Aku sudah sangat bahagia sekarang. Untuk apa aku menikah? Jin oppa saja belum menikah,"
"Dia pasti akan segera menikah. Tapi kau?"
"Tidak apa-apa, appa. Aku akan hidup bahagia meski tidak menikah. Aku hanya tidak ingin menyulitkan orang lain,"
Nyonya Kim hanya bisa tersenyum miris dari kejauhan saat ini. Dia tak mengira jalan hidup putrinya itu akan serumit ini. Dari mulai masalahnya dengan Minjae, phobianya, dan mungkin saja kebahagiaannya tidak akan pernah utuh lagi.
"Ayahmu benar, mungkin satu-satunya solusi agar ketakutanmu itu hilang adalah menikah,"Jelas nyonya Kim yang kini menghampiri Dahyun.
"Eomma, itu hanya akan menambah masalah saja. Memangnya jika aku terus melajang aku melakukan dosa yang sangat besar? lagipula, aku yakin tidak akan pernah ada pria yang tulus mencintaiku,"Dahyun langsung beranjak dengan perasaan yang sangat kesal saat ini.
"Aku akan membujuknya nanti, kau tenang saja,"
Dahyun menangis sejadi-jadi di bangku yang ada di lorong rumah sakit itu. Dia tidak bisa bayangkan apa yang akan dialaminya jika dia menikah. Apalagi makhluk bernama pria benar-benar sudah di blacklist dari kehidupannya kecuali 2 jenis pria. Ayahnya dan kakaknya.
Dahyun mendongak saat seseorang memberikan sapu tangan padanya. Dia kemudian menggeser posisi duduknya untuk menghindari orang itu.
"Tenanglah, aku tidak akan duduk didekatmu. Tapi pertama-tama kau harus menghapus air matamu,"Jelas Jimin yang membuat Dahyun menggeleng.
"Tidak perlu mempedulikanku, aku baik-baik saja,"
"Orang yang baik-baik saja tidak akan menangis. Jika kau menangis itu berarti ada yang terjadi padamu,"
"Aku sudah bilang kau tidak perlu mempedulikanku. Aku bahkan tidak tahu siapa dirimu, darimana asalmu, dan bagaimana sifatmu,"
"Kau ingin tahu siapa aku? darimana asalku? dan bagaimana sifatku?"Tanya Jimin namun Dahyun tak menjawabnya sama sekali. "Aku Park Jimin, aku tinggal tak jauh dari Park property, dan sifatku? aku hanya pria yang jahat,"
"Aku sama sekali tidak ingin tahu itu,"Kata Dahyun sambil terus menangis.
"Tapi aku tak pernah menyakiti orang yang ku cintai,"
"Cinta? itu hanyalah satu kata yang membuatmu sangat bodoh. Tidak perlu mengatakannya didepanku karena aku benar-benar muak mendengarnya,"Jelas Dahyun yang hanya membuat Jimin tersenyum.
"Baiklah, aku akan ganti topik,"Jimin sebenarnya bergeser sedikit demi sedikit daritadi. Dia hanya tidak ingin membuat Dahyun ketakutan. "Kau tahu? selama ini aku belum mengerti apa itu cinta? kau bisa menjelaskannya?"
"Aku sudah menjelaskannya tadi. Cinta hanya akan membuatmu jadi orang yang sangat bodoh,"
"Jika aku tidak bodoh berarti aku tidak merasakan cinta?"Tanya Jimin yang kembali bergeser.
Barulah kali ini Dahyun merasa ketakutan. Tubuhnya bergetar dan air matanya mulai menggenang. Pikirannya kembali melayang ke malam dimana dia hampir kehilangan kehormatannya karena kekasihnya sendiri.
Jimin mengulurkan tangannya dan tersenyum. "Dahyun-ah, aku akan membantumu keluar dari ketakutanmu dan sebagai gantinya, kau harus membantuku mengerti apa itu cinta,"
Jimin langsung menangkap tubuh Dahyun yang tiba-tiba saja pingsan. Dia menepuk pelan pipi Dahyun namun tetap saja dia tidak terbangun.
Apakah separah ini ketakutan menguasaimu? Batin Jimin.
*
*
*Dahyun mengerjapkan matanya beberapa kali dan mendapati Jimin yang saat ini tertidur diranjang yang ada disamping ranjangnya.
"Apa aku pingsan karena ketakutan?"Gumam Dahyun yang kembali menatap Jimin yang saat ini tertidur pulas. "Apa dia yang membawaku kesini? ah itu benar-benar tidak penting, aku harus pergi,"
Jimin membuka matanya saat Dahyun sudah pergi. Sebenarnya dia hanya pura-pura tidur agar Dahyun tak pingsan lagi karena ketakutan.
"Aku hanya punya waktu singkat untuk membuatmu percaya padaku. Apa kau bisa percaya padaku, Dahyun-ssi?"Gumam Jimin yang kemudian beranjak. Langkahnya terhenti saat dia berpapasan dengan nyonya Kim.
"Jimin-ssi?"
"Ne?"
"Aku ingin ku menikah dengan Dahyun secepatnya. Dengan begitu, kau pasti bisa membantunya,"
"Tapi aku sama sekali belum mencintainya. Bahkan dia saja pingsan saat bicara denganku tadi,"Jelas Jimin.
"Cinta akan datang seiring berjalannya waktu. Aku mohon, tidak akan ada lagi pria yang melirik Dahyun karena kondisinya saat ini. Lalu..."nyonya Kim menghela napasnya. "Aku takut pria dari masa lalunya muncul kembali. Aku akan bayar sebanyak apapun yang kau inginkan jika kau mau melakukannya,"
Aku sudah menyangkanya dari awal. Pria itu hanya menginginkan uang. Batin Dahyun. Yap, dia sudah menguping pembicaraan antara ibunya dan juga Jimin itu. Namun setelah mendengar soal bayaran, Dahyun memilih untuk pergi saja tanpa mendengarkan lanjutan pembicaraan itu.
TBC🖤
7 Mar 2020
