17

1K 131 19
                                    

"Ayo saling mengenal," Dahyun mengeryitkan dahinya saat mendengar pernyataan Jimin itu.

"Maksudnya?"

"Kau tidak tahu arti kata 'mengenal'? kita bahkan tidak saling mengenal sekarang. Memangnya kau tahu apa hal yang aku suka dan tidak suka? lalu tanggal pentingku? atau hal yang berhubungan denganku," jelas Jimin yang hanya membuat Dahyun mengangguk seolah paham.

"Tapi Jimin-ssi, lupakan masalah pribadi saat sedang dikantor, arasseo?"

Disaat yang bersamaan Jihoon datang dengan membawa beberapa berkas ditangannya. Dia tersenyum sebelum akhirnya menyerahkan berkas itu pada Jimin. "Pelajari semuanya, aku yakin kau membutuhkannya,"

"Baiklah, terimakasih,"

Dahyun tersenyum sembari membungkukan tubuhnya saat Jihoon menatapnya. Begitupun dengan Jihoon.

Melihat hal ini Jimin langsung berdeham dan membuat Jihoon segera meninggalkan ruangan itu.

"Dahyun-ssi?"

"Aku sudah mengatakannya, lupakan masalah pribadi saat ada dikantor," jelas Dahyun sambil menatap layar monitor yang saat ini ada dihadapannya. Jimin hanya berdecak kesal kemudian kembali duduk dikursinya saat ini.

Saat ini hanya ada keheningan diantara mereka berdua. Sedari tadi Dahyun hanya fokus menelaah beberapa hal penting perusahaan Park itu. Dia hanya ingin tahu apa yang harus dia lakukan untuk kembali menaikkan perusahaan itu.

Aku jadi sulit fokus sekarang. Batin Jimin yang sedari tadi terus mencuri-curi pandang pada Dahyun yang duduk tak jauh darinya. Bahkan perlahan dia juga menggeser kursi yang didudukinya ke arah Dahyun. Dia benar-benar tak menyangka Dahyun bisa berubah 180° saat diperusahaan. Bahkan Jimin bisa merasakan aura tersendiri dari Dahyun saat dia sedang sibuk membuka berkas-berkas perusahaan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Dahyun yang membuat Jimin terkejut bahkan sampai terjatuh dari kursi yang didudukinya. Dia hanya berdeham sambil membenarkan dasi dan juga jasnya untuk menutupi rasa malunya.

"Ani, aku hanya ingin lihat pekerjaanmu,"

"Begitu? tenang saja, aku sudah terbiasa mengurus hal seperti ini,"

"Baiklah, sepertinya aku harus minum kopi, kau mau?"

"Tidak perlu, aku akan membuatnya sendiri nanti," jelas Dahyun.

Bodoh! umpat Jimin dalam hatinya.

"Jimin-ssi?"

"Ne?"

"Sepertinya aku ingin teh saja,"

"Ah baiklah, aku akan membawakannya untukmu,"

Dahyun hanya menahan tawanya seiring dengan menjauhnya Jimin. Dia benar-benar tidak bisa menahan tawanya karena tingkah Jimin yang berubah jadi salah tingkah seperti itu.

*
*
*

Dahyun menatap Jimin tak percaya. Bagaimana tidak? saat dirinya sedang sangat sibuk, Jimin malah memberikan sebuah catatan yang bahkan tak lebih penting dari pekerjaannya saat ini.

"Aku sudah bilang pisahkan masalah pribadi dan kantor," protes Dahyun yang kemudian mengembalikan catatan itu.

"Aigo, kau jadi galak,"

"Habisnya kau itu bos yang benar-benar belum professional," tegas Dahyun yang kembali fokus pada pekerjaannya. Namun tetap saja dia mencuri pandang ke arah Jimin yang saat ini hanya mempoutkan bibirnya kesal dan pergi dari sana.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang