12

751 134 12
                                    

"Kau sudah merasa lebih baik?"Tanya Dahyun dengan nada ragu.

"Tentu saja, ah iya, hari ini kau harus ikut denganku,"

"Aku?"

"Lalu siapa lagi selain kau? sekarang kau mandi dan aku akan membuatkan sarapan,"Jelas Jimin yang kemudian mengacak pucuk kepala Dahyun saat dia berlalu. Mendapat perlakuan seperti ini, Dahyun hanya bisa menatap kepergian Jimin dengan tatapan bingungnya saat ini.

Apa aku sudah mulai percaya padanya? batin Dahyun.

*
*
*

"Bagaimana kalau kita menggunakan bus?"Tanya Jimin yang hanya membuat Dahyun terdiam. "Ah kau tidak mau menggunakan bus? baiklah, aku bi–"

"Tidak apa-apa, kita bisa gunakan bus,"

"Kau yakin?"

"Aku selalu penasaran bagaimana rasanya menggunakan bus. Selama ini aku hanya menggunakan mobil kemanapun aku pergi,"

"Baiklah, kita akan naik bus,"

Jimin tersenyum sambil memperhatikan Dahyun yang saat ini menikmati sarapannya. Dia bahagia karena kondisi Dahyun yang kian membaik tiap harinya. Jika dulu Dahyun sama sekali tak bisa bicara dengannya, kali ini dia bahkan berbicara padanya layaknya seorang teman.

"Wajar saja karena kau terlahir dengan sendok emas dimulutmu,"

Dahyun memang sudah terlahir sebagai bagian dari keluarga Kim. Jadi wajar saja jika dia tak pernah merasakan bagaimana naik bus.

"Kau sudah selesai? kita harus segera kesana,"Jelas Jimin yang kemudian menyimpan piring yang tadi mereka berdua gunakan. "Cha, kita harus segera pergi sekarang,"

Tanpa ragu Jimin langsung menggenggam tangan Dahyun. Dia lupa kalau Dahyun bisa saja pingsan karena ulahnya ini. Ternyata tidak sama sekali. Bahkan Dahyun merasa biasa saja saat ini.

"Ah maafkan aku,"Jimin kemudian melepaskan tangannya dan beralih menggaruk tengkuknya. "Aku tidak sengaja tadi,"

"Tidak apa-apa, dimana kita akan menunggu busnya?"Tanya Dahyun yang berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan diantara mereka.

"Sebenarnya masih agak jauh dari sini. Jika dari rumah orang tuaku itu sangat dekat. Kau tidak masalah 'kan untuk berjalan sedikit jauh? jika kau lelah katakan saja, aku bisa menggendongmu,"

"Tidak perlu, aku kuat,"

Hening. Saat ini mereka berdua hanya larut dalam pikiran mereka masing-masing meski pada kenyataannya mereka sedang berjalan berdampingan saat ini.

"Jimin-ssi, apa aku sangat merepotkanmu?"

"Aniyo,"

"Meski dengan kondisiku saat ini?"

"Setiap orang berhak dicintai dan aku punya alasan tersendiri kenapa aku menerimamu,"Jelas Jimin dengan sangat yakin.

"Ah begitu?"

Aku rasa uang adalah alasanmu. Batin Dahyun.

"Saat itu kau bilang ingin aku membantumu,"

"Sekarang tidak lagi karena aku sudah menemukan arti cinta yang sesungguhnya, dan aku benar-benar jatuh cinta padanya sejak aku bertemu dengannya. Awalnya aku hanya merasa kalau aku hanya merasa penasaran tapi sekarang aku sangat yakin kalau aku memang mencintainya,"

"Kau mencintai seseorang?"

"Dia sangat cantik dan juga baik. Ah iya, dia juga sangat cerdas. Hanya saja...."

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang