5

912 119 3
                                    

"Aigo, kenapa wajahmu sangat murung?"Tanya ibunya Jimin saat putranya itu hanya mengaduk-ngaduk sarapannya tanpa memakannya sedikitpun.

"Aku bingung,"

"Bingung?"

"Aku baru sadar kalau ucapan adalah do'a,"Rengek Jimin yang membuat ibunya itu bingung. "Ibunya Dahyun meminta bantuanku. Dia ingin aku menikah dengan Dahyun,"

"Jinjja? apa kau menerimanya?"

"Bagaimana bisa aku menerimanya, eomma? aku bahkan tak kenal Dahyun sama sekali,"Jelas Jimin yang kemudian memilih untuk meminum air mineral yang ada didekatnya. "Aku memang punya banyak wanita. Tapi aku tidak ingin menyakiti Dahyun sama sekali,"

"Tumben kau memikirkan hati wanita,"

"Dahyun berbeda, eomma. Ah aku jadi semakin bingung sekarang,"Keluh Jimin. "Aku berangkat dulu, eomma,"

Sementara saat ini, Dahyun sedang dalam perjalanan pulang. Sedari tadi hanya omelan yang dia dengar dari Seokjin. Itulah kenapa Dahyun memilih untuk menggunakan earphone dikedua telinganya.

"Dahyun, dengarkan aku,"Protes Seokjin sambil membuka salah satu earphone yang terpasang di telinga Dahyun.

"Ish, oppa terlalu berlebihan. Aku baik-baik saja. Kemarin aku terlalu marah jadi aku melakukannya,"Jelas Dahyun kesal kemudian merebut kembali earphone yang di lepas oleh Seokjin tadi. Melihat hal ini tuan Kim hanya tersenyum. Bagaimana tidak? Dahyun dan Seokjin sudah seperti anak kecil yang sedang bertengkar saat ini. Namun senyumannya pudar saat dia ingat dengan kondisi Dahyun sekarang. Dahyun memang terlihat sehat. Tapi jauh dalam dirinya terdapat ketakutan yang sangat besar.

*
*
*

Taehyung dibuat heran dengan Jimin yang sedari tadi sibuk menelpon kemudian menulis diatas secarik kertas dengan wajah yang sangat serius.

"Kau sedang apa?"Tanya Taehyung yang membuat Jimin langsung tersentak. Dia bahkan sampai membalikan kertas yang tadi menjadi medianya untuk menuliskan sesuatu. "Kau sepertinya sangat serius. Apa Chaeyoung memberikan pekerjaan yang sulit padamu?"

"Jangan mengurus hidupku,"

"Kau sedang mengundi kekasihmu seperti biasanya untuk menentukan siapa yang akan berkencan denganmu?"Tebak Taehyung yang membuat Jimin memutar malas kedua bola matanya.

"Aku sedang mengeliminasi mereka semua. Aku putuskan untuk tidak melakukannya lagi,"

"Wah daebak. Apa yang membuatmu berubah secepat ini?"Goda Taehyung. "Apa kau akan menikah?"

Jimin membulatkan matanya saat Taehyung tiba-tiba saja berteriak dan membuat orang-orang yang berada disekitarnya menatapnya. Dengan cepat Jimin meminta maaf kemudian memberikan tatapan tajam pada Taehyung.

"Yak! apa yang kau lakukan? aku tidak akan menikah sekarang,"

"Aku kira itulah alasan utamamu berubah,"

"Mau tidak mau aku harus berubah. Lagipula aku sudah merencanakan masa depanku sekarang. Jadi aku tidak akan main-main lagi,"

"Untuk sahabatku tercinta,"Dahyun bertepuk tangan pelan saat Sana menghidangkan sup rumput laut dihadapannya. Namun kemudian Seokjin merebutnya dan membuat Sana sangat kesal. "Ish, Dahyun, bilang padanya jangan merebut sup buatanku ini,"

"Ingat ya! aku atasanmu,"

"Atasanku? Dahyunlah atasanku, kau bukan siapa-siapa,"Kata Sana yang kembali meletakan sup yang Seokjin rebut itu.

"Karena mulai sekarang aku akan menggantikan Dahyun,"

"MWO?"Sana dan Dahyun benar-benar tak percaya dengan yang baru saja dia dengar itu. Bagaimana tidak? selama ini Seokjin memang terlihat tak pernah tertarik dengan perusahaan besar milik keluarganya itu. Bahkan dia sampai memberikan bagian perusahaan miliknya pada Dahyun dan memilih bekerja sesuai keinginannya.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang