27

1K 110 17
                                    

Dahyun mengerucutkan bibirnya hingga membuat 2 orang yang duduk dihadapannya terkekeh. Menurut mereka Dahyun semakin lucu saja semenjak mengandung anaknya. Apalagi jika sedang kesal seperti ini.

"Aku hanya malu saja mengatakannya padamu,"

"Oppa jahat padaku,"

"Dia yang memintaku menyembunyikannya," kata Sana yang membuat Seokjin membulatkan matanya. Dia memang si pencetus ide untuk menyembunyikan hubungan mereka berdua dari Dahyun. Tapi kenyataannya, dia tak ingin disalahkan karena Dahyun pasti akan sulit untuk dibujuk.

"Ish, kita 'kan sudah sepakat."

"Aku sepertinya tidak penting," Jimin langsung menghampiri Dahyun dan memeluknya. Sesekali dia juga menepuk pelan punggung Dahyun untuk menenangkan tangannya.

Seokjin dan Sana hanya saling pandang seolah saling mencari jawaban bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Dahyun. Bahkan adik kesayangannya Seokjin itu sedang sangat sensitif sekarang.

"Dahyun, aku benar-benar tak sengaja melakukannya," jelas Seokjin yang membuat Jimin langsung meletakan jari telunjuknya di bibir. Hal ini tentu saja membuat Seokjin langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Bukankah hyung tidak sengaja?" tanya Jimin dengan sangat lembut. Biasanya ini berpengaruh dan membuat Dahyun lebih tenang dan mau mendengarkannya.

"Tapi dia berbohong."

"Tidak, dia 'kan punya alasan," Dahyun melepaskan pelukannya kemudian mengulurkan tangannya pada Seokjin.

"Aku minta maaf,"

Seokjin sungguh merasa gemas karena tingkah Dahyun ini. Dia begitu menggemaskan dengan sikap manjanya. Ya, Dahyun tak pernah berubah meskipun sudah menikah.

"Baiklah, aku juga minta maaf."

*
*
*

Dahyun saat ini tengah fokus menonton film. Sebenarnya itu adalah film yang sudah sangat sering dia putar. Bahkan Jimin saja sudah bosan melihatnya. Jika saja Dahyun sedang tidak hamil, dia akan merajuk karena Dahyun terus memutar film itu.

"Dahyun, aku merasa semua dialognya masuk ke dalam otakku. Kau sudah memutarnya selama 3 kali dalam seminggu."

"Dia tampan, sangat tampan," puji Dahyun sambil menyangga dagunya dengan tangan dan menatap layar laptop dengan sangat berbinar.

"Apa bedanya denganku? kau bilang aku tampan."

"Tapi dia lebih tampan," jelas Dahyun yang membuat Jimin mendengus kesal. Menurutnya wanita hamil memang tidak terduga. Selama 4 bulan terakhir ini dia menghadapi berbagai macam sifat Dahyun. Dari mulai manja, galak, hingga mudah menangis. Dia bahkan merasa kalau Dahyun punya puluhan karakter dalam dirinya yang setiap detik bisa saja berubah.

"Oppa, apa mereka sungguh akan menikah? aku gemas."

"Kau sudah sering menontonnya, kenapa masih bertanya?"

Ah iya, soal film yang Dahyun tonton hampir 3 kali dalam seminggu itu ternyata dia tak pernah menontonnya sampai tuntas. Dia akan tertidur saat pertengahan, atau pergi karena mencari makanan.

"Aku tidak tahu akhirnya."

"Makanya jangan tertidur atau pergi saat menonton filmnya, jika kau ingin tidur setidaknya pause dulu filmnya," Dahyun menatap Jimin dengan serius seolah yang dia dengarkan adalah hal yang benar-benar serius, "Nah kan, kau sudah tidak fokus menontonnya sekarang."

Dahyun hanya memasang wajah kesalnya kemudian kembali menonton film itu. Dia merasa ingin sekali menonton film itu tanpa terganggu oleh apapun termasuk Jimin.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang