CHAPTER EMPAT PULUH: Sejalan dan Seirama.

62 13 0
                                    

—Gampang bicara tak butuh apa-apa, itu sifat alami manusia yang tanpa sadar akan lelah berakhir kata menyerah—

----

Tria tersenyum. ''Seperti hasil autopsi para korban, ditemukan kalau paha kiri korban mengalami patah tulang spiral. Dalam ilmu forensik, kejadian atau masalah itu hanya terjadi dalam dua keadaan. Pertama, pada anak kecil biasanya terjadi ketika ia terjatuh, sedangkan untuk orang dewasa biasanya yang sering mengalami patah tulang spiral kebanyakan penari balet atau yang berkecimpung ke yang memerlukan banyak pergerakan terutama bagian paha ke bawah. Kedua, bisa jadi dipelintir oleh seseorang yang lebih dari satu. Dalam kasus ini, opsi kedua sangat cocok karena jika mengacuh ke riwayat semua korban, mereka semua tidak ada yang berkecimpung di dunia balet dan semacamnya.''

Komisaris itu mengangguk. "Jadi maksudnya adalah dalang dari semua ini lebih dari satu orang dan salah satunya ada yang mendominasi?''

''Kemungkinan begitu, Pak. Karena kalau hanya satu orang yang melakukan itu, rasanya hampir tidak mungkin, pasti ada orang lain yang memegang dia dan satunya memelintir kaki korban. Sama seperti pengambilan rekaman itu, mereka membagi tugas, satu merekam, satu lagi menyiksa berakhir memutilasi. Semacam psikologi bersama atau fenomena psikologi berbagi delusi mental yang sama, kata lain dari persekutuan untuk mengeluarkan sisi jahat mereka.

Tak hanya itu, di video itu juga orang yang tampak menyiksa tubuh korban dominan tangan kanan, berbanding terbalik dengan luka-luka di sekujur tubuh korban termasuk mutilasi itu. Ya, jika diperhatikan dengan teliti lagi, semua korban menderita luka hampir di bagian tubuh sebelah kiri, itu artinya si pelaku ini adalah orang kidal atau dominan tangan kiri.''

''Jika benar yang kamu maksudkan tadi, berarti orang yang ada di video itu yang tampak menyiksa, sebenarnya ia tak melakukan apa-apa, tetapi seolah-olah menyiksa korban. Saat video setelah diestrak diputar, suara korban juga tak terdengar, itu artinya korban-korban tersebut sudah hilang kesadaran atau pingsan?'' Kali ini Dion bertanya setelah tadi ucapannya dipotong.

''Benar sekali, Pak. Jika tubuh korban ditemukan satu minggu setelah penculikan, serta pernyataan dari pihak kepolisian yang mengatakan kalau semua bukti itu dikirim sehari setelah penculikan, dan juga alasan keluarga korban lambat menyadari. Menurutku, hal tersebut sama sekali tak singkrong dengan luka-luka di tubuh korban, terutama di bagian kedua pergelangan dan leher korban.

Ya, kita tahu dari bekas jeratan kalau si pelaku mengikat tubuh korban beberapa hari sambil disiksa sebelum akhirnya dibunuh. Itu artinya jika semua korban menghilang/diculik tanggal 16 Januari dan ditemukan satu minggu kemudian, maka besar kemungkinan kalau ada empat hari korban masih hidup.

Ya, tanggal 17-20 korban masih hidup dan disiksa sedemikian rupa, tanggal 21 atau hari kelima mereka merekam aksinya dan si korban pada waktu itu sudah benar-benar dalam keadaan yang mengenaskan, singkrong dengan yang ada di video itu termasuk si korban sudah tak memberi respon apa pun.

Di hari kelima inilah pelaku mengirimkan bukti-bukti itu termasuk memutilasi korban, dan hari terakhir atau tanggal 22 digunakan untuk menghilangkan semua bukti termasuk membuang tubuh-tubuh korbannya yang sudah dibagi tersebut.

Namun, anehnya, aku tak menemukan satu kesamaan di para korban. Ya, mereka mempunyai status yang sama sekali tak ada kaitannya satu sama lain. Entahlah, kita tidak tahu siapa, apa, dan bagaimana sosok si pembunuh itu, tetapi bisa jadi dia berada di sekitar kita. Yang pasti hanyalah dia tidak akan pernah berhenti membunuh sebelum tertangkap.''

''Dan jangan lupakan kalau beberapa tahun sebelum ini, tepatnya di Jakarta, pembunuhan semacam ini sudah ada dengan pola sama yang pada akhirnya memunculkan spekulasi kalau pelaku pembunuhan di Jakarta itu bermutasi ke Yogyakarta dan membunuh di sini. Dan setelahnya muncullah pembunuhan-pembunuhan serupa yang sama sekali tak ada kaitannya termasuk kasus Dimas itu.'' Shella, wanita itu menambahi.

TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang