CHAPTER LIMA PULUH SEMBILAN: Russian Roulette.

39 8 0
                                    

—Yakin adalah hal utama untuk mencegah kalimat tidak mungkin berakhir kegagalan. Siapa yang tahu akhir dari sesuatu yang belum dicoba—

----

Saking kerasnya, tangan wanita itu mengeluarkan darah, tetapi Rianna sama sekali tak merasa kesakitan sedikit pun, mala ia berhasil mendapatkan gadis itu lagi walau pergerakan Tania begitu cepat.

Kini, Rianna menghempaskan tubuh gadis kecil itu ke lantai. Memberinya beberapa pelajaran sebelum kakinya yang dulu patah dipatahkan lagi. Tania menjerit, sakit, rasanya seperti dilindas kereta api dengan kekuatan penuh saking nyerinya.

Rianna mendokkan wajah Tania setelah menarik rambutnya. Wanita itu melengkungkan sudut bibir pucatnya menatap tubuh gadis itu sudah tak berdaya.

''Seharusnya dari dulu aku membunuhmu gadis kecil. Tapi adikku melarangku untuk menyakitimu. Dia bilang, ia sendiri akan membunuh kamu dan juga orang-orang yang terlibat dengan kita. Sebelum Aryo membunuhmu. Aku akan mengajakmu bermain terlebih dahulu. Ah, ya, dipermainan ini, satu kesalahan berarti satu target melayang, mengerti?'' ucapnya pada gadis itu kemudian membenturkan kepala Tania ke lantai.

Wanita itu berdiri, ia kemudian memerintahkan si adik untuk menyiapkan kamera dan mulai melakukan siarang langsung. Siaran itu terhubung langsung di computer di rumah keduanya serta di ruang rapat.

Ya, siaran itulah yang sekarang ini disaksikan Brian dan juga semuanya. Siaran di mana menampilkan semua yang di sandera Sammy dan Rianna tanpa terkecuali.

Setelah si adik mengangguk tanda semua sudah ia persiapkan, si kakak kembali bergumam pada Tania.

"Kamu mau tahu permainanya apa?''

Tania tak merespons, ia menangis menyesali semuanya. Ia berpikir kenapa dirinya tak mati saja dari dulu jika hidupnya akan menyusahkan orang lain yang tak seharusnya terlibat.

Sekali lagi Rianna bertanya, "Bagaimana? Kamu mau bermain atau menyaksikan orang yang kamu sayangi mati dengan cara tragis. Tidak, maksudku bukan kamu saja, tetapi semua yang menonton siaran ini.''

Kemudian melihat ke arah kamera yang sudah merekamnya beberapa menit lalu itu. Terpaksa Tania mengangguk pelan. Marah, ia memendam kebenciannya pada kedua orang itu. Lalu Rianna pun menyebutkan permainan itu dan menjelaskan cara bermainnya.

Russian Roulette, permainan yang akan dimainkan Rianna bersama Tania adalah permainan itu yang tentu Rianna sudah memodifikasi sedikit alurnya.

Ya, permainan itu biasa dimainkan oleh tiga atau empat orang. Mereka yang bermain akan berdiri dan saling melingkar yang masing-masing di beri sebuah pistol Revolver dengan satu peluru. Setiap pemain mengacungkan senjatanya ke pemain di depannya, begitu pun para pemain di belakang sehingga masing masing pemain saling menodongkan senjata ke setiap pemain yang ikut. Sama seperti permainan lainnya, permainan ini pun hanya menyisahkan satu pemain yang mampu bertahan sampai akhir dan tidak tertembak, itu pun jika beruntung.

Kira-kira seperti itulah permainan Russian Roulette dimainkan. Namun, untuk kedua adik kakak itu, permainan tersebut sudah modifikasi. Mereka menggabungkan permainan itu dengan permainan botol, di mana botol tersebut di putar hingga pada akhirnya berhenti ke salah satu pemain.

Pemain yang ditunjuk akan mengutarakan semuanya. Bedanya, yang ditunjuk dipermainan Rianna adalah yang akan memilih salah satu dari empat buah pistol Revelover di mana salah satunya sudah di isi penuh dengan peluru. Ya, satu buah pistol Revolver berisi enam kamar peluru yang kemungkinan selamat di permainan itu sangat kecil. Jika pun melesat, hanya sekitar 16.7 persen karena kamar revolver itu berisi enam lubang peluru.

TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang