9. THIRD BROTHER, KILLUA (Part 1)

2.2K 166 9
                                    

9. THIRD BROTHER, KILLUA (Part 1)

"Di antara kami semua, mungkin Killua adalah orang pertama yang mengenali dan menyayangimu setelah sekian lama kita berpisah"

⋯⊱𖣘⊰⋯

"Nona! Saya mendapat pesan dari Tuan Muda Michaella untuk nona!"

Alluna menoleh ke arah pintu saat dia mendengar suara seseorang yang baru saja masuk ke kamarnya. Hillary Genesha. Gadis berusia 18 tahun yang merupakan pelayan pribadi sekaligus teman pertama Alluna di Manshion Afthara. Dulunya dia adalah budak yatim piatu yang Charyal pungut untuk dijadikan salah satu bawahannya karena bibit kekejaman calon psikopat yang sudah tertanam dalam dirinya.

Meskipun usianya baru 18 tahun, Hillary juga merupakan seorang pembunuh bayaran handal. Jordan sendiri yang melatihnya dan kesetiaan gadis itu pada keluarga Afthara benar-benar tak bisa digantikan oleh apa pun. Banyak pihak yang ingin menyuapnya dengan harga paling tinggi hampir setara dengan gaji rakyat biasa selama satu tahun dalam sekali suap, namun Hillary tidak tertarik sama sekali.

Sebenarnya dia adalah gadis dingin yang tak berperasaan, karena untuk tersenyum pun dia sangat jarang. Namun setelah kedatangan Alluna sebagai majikan baru yang harus dia lindungi dengan segenap hati. Hillary si gadis dingin dan tak berperasaan sudah hilang entah kemana. Yang ada sekarang hanyalah Hillary yang ceria dan sering tersenyum pada semua orang.

"Hilla, kalau mau masuk ketuk pintu dulu dong. Biar aku gak kaget terus kalau kamu datang ke kamar aku" ujar Alluna.

Hillary terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maafkan ketidaksopanan saya nona. Sudah kebiasaan, hehe" ucapnya membuat Alluna tersenyum dan geleng-geleng kepala.

"Aku juga udah bilang berkali-kali, panggil aja aku Alluna. Aku gak nyaman banget tau denger orang lain manggil aku nona. Dan lagi kamu gak usah ngomong formal gitu kalau lagi berdua sama aku. Kita kan temen."

"Maaf nona, untuk permintaan nona yang dua ini saya tidak bisa menurutinya. Nona harus terbiasa dengan panggilan ini, karena para bawahan Keluarga Afthara yang lain juga akan terus memanggil nona seperti ini. Kalau nona menolak, bisa-bisa mereka meremehkan nona" nasehat Hillary.

"Kalau gitu jangan ngomong formal kalau kita lagi berdua kayak gini dong. Gak enak tau. Bisa 'kan?"

Mendengar permintaan Alluna yang sederhana namun menuntut kemutlakan membuat Hillary tersenyum geli. Gadis itu mendekati majikan termudanya yang kini sedang duduk menghadap jendela kamarnya. Lantas dia pun kembali berucap.

"Bisa sih bisa. Tapi kalau ketauan Master, besok-besok kayaknya kepala saya bakal dipajang di depan paviliun deh. Karena kesopanan dan tata krama itu hal mutlak bagi kami para bawahan, nona"

"Hmm, ya udah deh, kayak gini aja. Ngomong-ngomong aku lumayan penasaran deh. Di antara semua orang disini, cuma kamu yang manggil papa pake sebutan master. Ada alasan khusus ya?" tanya Alluna seraya menepuk-nepuk sofa di sampingnya, mengisyaratkan pada Hillary agar duduk di sampingnya.

Hillary langsung menuruti keinginan Alluna dan duduk di sampingnya. Dia juga menjawab pertanyaan gadis itu sesingkat dan sejelas mungkin. Khawatir kalau dia akan salah bicara yang nantinya akan memberi dampak buruk bagi masa depan Alluna.

"Saya memanggil master dengan sebutan master karena dulunya saya adalah budak yang dibeli oleh beliau. Saat itu dia sedang menghadiri acara lelang amal bersama dengan mendiang istrinya. Master membeli saya karena nyonya menyukai dan ingin membebaskan saya dari dunia perbudakan. Beliau adalah perempuan hebat yang sangat saya hormati. Saya merasa sangat beruntung karena master memberi pelatihan khusus pada saya agar bisa menjadi pengawal sekaligus pelayan pribadi nyonya"

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang