15. MILLUCKY AIZEN AFTHARA

1.6K 120 0
                                    

15. MILLUCKY AIZEN AFTHARA

"Kamu boleh dan berhak melakukan apa pun yang kamu mau. Menjadi sedikit egois terhadap diri sendiri terkadang bukanlah hal yang salah. Kamu adalah anak keluarga Afthara. Hak yang kamu punya lebih besar dari yang kamu kira."

⋯⊱𖣘⊰⋯

Tempat pertama yang Alluna datangi bersama dengan Killua adalah ruangan Aizen yang paling privat. Tak lain tak bukan adalah kamarnya. Setiap kamar anggota keluarga Afthara memiliki keamanan yang sangat tinggi. Bahkan untuk membuka pintunya saja diperlukan sidik jari atau kata sandi. Dan entah kenapa Killua mengetahui kata sandi kamar Aizen. Sepertinya mereka saling berbagi kata sandi.

"A-Anuu... Kak Killua, emangnya gak pa-pa kalau kita masuk ke kamar ini tanpa izin?" tanya Alluna ragu-ragu.

Killua yang tengah sibuk memasukkan sandi untuk membuka pintu kamar adik laki-lakinya itu perlahan menegakkan tubuh dan tertawa ringan. "Justru karena orangnya lagi gak ada, kita masuk aja diem-diem ke kamarnya. Izin dan semacamnya itu gak dibutuhkan dalam eksplorasi kita kali ini" ucapnya menghasut.

Jelas-jelas perbuatannya benar-benar mengganggu privasi orang lain. Tapi Killua tak punya keinginan sedikitpun untuk menghentikan aksinya dalam menjajah kamar Aizen. Setelah pintunya terbuka, dia pun menarik Alluna untuk masuk ke dalam kamar tersebut lantas langsung menutupnya kembali.

Ketika Alluna berbalik, suasana kamar yang terlihat segar dengan nuansa hijau mint langsung menyambut indera penglihatannya. Dalam sekali lihat saja Alluna bisa langsung tahu kalau pemilik ruangan yang luas dan rapi ini sangat menyukai sesuatu yang berhubungan dengan mint. Karena pengharum ruangannya saja memancarkan aroma mint.

Benar-benar mengejutkan. Di luar dugaan kalau orang seperti Aizen ternyata menyukai sesuatu yang bersifat calm dan menenangkan seperti mint. Alluna pikir Aizen adalah tipe orang yang kasar dan tidak akan menaruh perhatian lebih pada suatu hal.

"Tempat ini, serta hal-hal yang sepenting ini... Apa orang sepertiku boleh mengetahuinya ya?" gumam Alluna dengan suara kecil dan nyaris tak terdengar. Tapi telinga Killua bisa mendengarnya.

Cowok itu menatap Alluna dengan tatapan lekat sebentar. Hingga cowok itupun membuang nafasnya dan kembali bersuara.

"Kamu itu ya... Tiap kali mau ngelakuin sesuatu. Dari dulu kakak liatin, kamu pasti selalu ragu-ragu dan nanya sama diri sendiri, emangnya ini boleh? Emangnya ini berhak? Padahal pikiran kayak gitu harusnya gak ada di otak anak kecil seumuran kamu tau" ujar Killua membuat Alluna tersentak dan langsung menundukkan kepalanya.

"M-Maafin aku kak..."

"Kamu gak perlu minta maaf, karena kamu gak salah apa-apa. Kakak jadi penasaran deh... Kenapa sih kamu kayak gitu?" tanya Killua lagi.

Alluna terlihat ragu-ragu. Namun pada akhirnya gadis itu pun menjawab. "A-Aku cuma mikir kalau... Disini aku cuma orang baru dengan identitas tidak jelas yang tiba-tiba datang ke tempat ini. Jadi aku ngerasa kalau... Aku harus ngebatasin diri aku supaya gak ngelewatin batas dan semaunya"

Senyuman tipis nan sendu terukir di bibir Killua. Cowok itu dalam hati bertanya-tanya. Sejauh mana penderitaan yang sudah adik perempuannya itu terima sampai-sampai dia hidup dengan membatasi dirinya sendiri sampai sebegitunya? Dengan lembut cowok itu berkata pada Alluna. "Dengerin kakak dan ingat baik-baik apa yang kakak omongin ini, Alluna..."

"Kamu boleh dan berhak melakukan apa pun yang kamu mau. Menjadi sedikit egois terhadap diri sendiri terkadang bukanlah hal yang salah"

"Selain itu... Harus kamu tau kalau sejak Chael membawamu ke rumah ini, kamu berhak atas banyak hal tanpa perlu meragukan dirimu sendiri. Kamu ada anak keluarga Afthara. Hak yang kamu punya lebih besar dari yang kamu kira. Kamu mengerti, Alluna?" tanya Killua yang dibalas anggukan oleh Alluna.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang