11. LIKE ANGEL

1.9K 147 5
                                    

11. LIKE ANGEL

"Cinta itu datang tak terduga. Bukan cinta namanya kalau datangnya aja bisa diduga-duga."

⋯⊱𖣘⊰⋯

Aizen menatap lapangan utama Akademi Gilldestarra yang sangat luas namun terlihat sepi. Sudah 30 menit berlalu semenjak bel pertanda waktu pulang sekolah berbunyi. Semua murid yang tidak berkepentingan atau tidak memiliki kegiatan ekstrakurikuler apa pun pasti sudah rebahan di kasur tercinta mereka. Berbeda dengan Aizen yang hingga kini masih belum berkeinginan untuk meninggalkan lingkungan sekolah.

Manshion Afthara yang selama ini menjadi rumah tempat Aizen tinggal kini bertambah satu orang lagi penghuninya. Suasana di tempat itu jelas berbeda dari hari-hari biasanya. Dan tentunya hal tersebut terasa begitu asing di setiap indra tubuh Aizen saat dia menginjakkan kakinya di lingkungan Manshion Afthara.

Hubungan antara dirinya dengan sang papa juga masih belum membaik hingga saat ini. Bahkan tiap kali Aizen berpapasan dengan Charyal, tidak ada sedikitpun keinginan dalam benak keduanya untuk saling melempar tatapan apalagi bertegur sapa.

Aizen tidak tahu kapan hal ini akan berakhir. Namun satu hal yang bisa dia pastikan kebenarannya. Beberapa hari ini Charyal mendiamkannya, dan itu bertujuan agar Aizen bisa memikirkan ulang pendapatnya tentang Alluna dengan kepala yang dingin. Meski begitu tidak ada sedikitpun perubahan yang terjadi dalam pendapat Aizen tentang seorang Alluna. Cowok itu masih belum menerima keberadaannya. Ya... Masih belum.

"Yo, Zen. Tumben lo sendirian, biasanya lo bareng Killua sama Chael..."

Suara seseorang membuat Aizen langsung menoleh ke arah samping. Dia melihat kakak sepupunya yang berasal dari Keluarga Flame, Carl Centaury Flame, sedang berjalan ke arahnya seraya tersenyum tipis. Sebuah senyuman yang nyaris tak terlihat karena wajah dingin khas cowok itu yang melebihi Chael.

"Kak Carl..."

"Ngelamun aja... Kakak kembar lo pada ke mana? Lo gak bareng mereka?" ucap Carl.

Aizen kembali menatap ke arah depan. Lantas dia pun menjawab pertanyaan Carl setelah dihembuskan nafasnya secara perlahan. "Entahlah... Mungkin mereka udah balik"

"Lho? Tumben mereka cepet-cepet balik. Biasanya mampir sana-sono dulu baru balik" Aizen memutar bola matanya jengah lantas kembali berucap. "Gue yakin lo tau alasannya. Gak usah pura-pura gak tau..."

Melihat sikap Aizen yang terlihat sangat berbeda dari biasanya. Setelah berpikir sebentar. Akhirnya Carl pun mulai mengerti alasan kenapa adik sepupunya tersebut bersikap seperti itu. "Gue denger dari Ayah kalau anak kelima Afthara udah ketemu. Jadi itu bener kah?"

"Gue gak mau ngakuin hal itu" gumam Aizen tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.

Carl tersenyum miring. Dilihat dari cara bicara Aizen saat membahas tentang anak bungsu keluarganya. Bisa disimpulkan kalau Aizen tidak menerima keberadaan adik bungsunya itu. Perihal alasannya pun kurang lebih Carl sudah mengerti.

Sebenarnya dia cukup terkejut. Secara dari dulu Carl sangat tahu kalau Aizen-lah anak yang paling frustasi ketika kehilangan mama dan adiknya sekaligus. Terlebih rasa frustasi tersebut mudah menular kepada kakak-kakaknya. Tapi saat adiknya telah ditemukan, malah Aizen sendiri yang tidak menerima keberadaannya. Ironis sekali.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang