13. TIME WITH KILLUA

1.8K 135 7
                                    

13. TIME WITH KILLUA

"Bawahan itu ibarat mawar di halaman rumah. Mereka dan kita selaku atasan punya hubungan simbiosis mutualisme. Tapi... Kalau gak dipangkas secara teratur, mereka bisa tumbuh terlalu tinggi."

⋯⊱𖣘⊰⋯

Aizen menarik koas dari permukaan kanvas yang dia gunakan untuk membuat lukisan. Satu jam sudah berlalu sejak cowok itu memutuskan untuk mengisi rasa bosannya dengan melukis. Tapi ketika lukisan itu telah selesai dibuat, kini rasa heran menghampirinya. Aizen menatap lukisan karyanya lantas menyipitkan matanya.

"Kenapa gue ngelukis ini ya...?"

Sosok wanita berparas cantik dengan rambut hitam panjang yang dihiasi mahkota bunga lily putih. Jika kalian bertanya-tanya siapakah wanita itu, dialah Arina-mendiang Mama Aizen. Niat hati ingin membuat lukisan abstrak, malah sosok Arina yang terlintas di otak Aizen saat cowok itu hendak memulai lukisannya. Sehingga tanpa sadar dia melukis siluet Arina yang paling sering muncul di pikirannya hingga selesai.

Cowok itu menarik nafas panjang dan menyentuh pelipisnya pelan. Lagi-lagi Aizen gagal fokus. Perhatian Aizen tiba-tiba teralih ke jendela saat telinganya menangkap suara sang kakak ketiga yakni Killua yang sepertinya sedang mengobrol dengan seseorang di luar studio lukisnya. Aizen bisa melihat kalau saat ini Killua sedang berjalan beriringan dengan seorang gadis kecil di taman utama. Jika kalian bertanya siapa gadis itu, siapa lagi kalau bukan Alluna? Sayup-sayup Aizen bisa mendengar percakapan antara kedua orang itu.

"Aah, saking asyiknya ngobrol sama kamu, aku jadi gak sadar kalau udah bikin yang kayak gini" kelakar Killua seraya menunjukan mahkota bunga mawar merah yang barusan tanpa sengaja telah dia buat.

"Waahhh cantiknya... Tangan Kak Killua itu lihai banget ya?" puji Alluna tulus.

Lagi-lagi kakak ketiganya itu berhasil membuatnya kagum lewat bakat alaminya yang mengagumkan. Bahkan ketidaksengajaan cowok itu pun bisa membuahkan sesuatu yang luar biasa cantiknya. Benar-benar sulit dipercaya. Alluna menatap mahkota bunga di tangan Killua dengan penuh binar. Biar bagaimanapun dia hanyalah gadis berusia 10 tahun. Sesuatu yang cantik nan sederhana seperti mahkota bunga pastinya langsung menarik perhatiannya.

"Sini... Aku pakein ya?" ujar Killua membuat Alluna memiringkan kepalanya. "Emang boleh?" tanya gadis itu dengan nada polos dan wajah yang imut natural. Sehingga Killua jadi gemas sendiri melihatnya.

"Pake nanya lagi, pastinya boleh dong..."

Aizen memperhatikan wajah Alluna yang kini sedang tertawa bahagia bersama Killua. Tak dapat dia pungkiri kalau gadis itu terlihat sangat cantik, dengan mahkota bunga mawar yang menambah keanggunannya. Setelah beberapa saat, Aizen pun menatap lukisannya dengan lekat. Dia melakukan hal itu berulang kali secara bergantian sampai akhirnya terdengar gumaman pelan dari mulutnya.

"Ternyata lebih mirip dari yang gue duga..."

⋯⊱𖣘⊰⋯

"Gue udah ngelakuin apa yang lo mau, jadi pastiin lo nepatin janji lo..."

Entah sudah berapa kali Chael mengatakan hal itu pada saudara kembarnya, tapi hingga kini hilal yang menandakan bahwa cowok itu akan berhenti belum terlihat sama sekali. Sampai-sampai Killua jengah mendengarnya dan tidak bisa menahan diri untuk menghujam Chael dengan sumpah serapah.

"Kalau menyangkut steak, cowok kulkas kayak lo juga ternyata bisa berubah jadi cerewet gitu ya?" hujat Killua.

"Bodo amat gue gak peduli, pokoknya lo harus nepatin janji lo hari ini juga" Chael mengultimatum.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang