18. I'M SORRY, ALLUNA

1.6K 118 14
                                    

18. I'M SORRY, ALLUNA

"Maafkan aku karena telah bersikap jahat kepadamu... Maafkan aku karena tidak mengakuimu sebagai adikku... Maafkan aku karena selama ini aku selalu meragukanmu... Sungguh... Maafkan aku, Alluna..."

⋯⊱𖣘⊰⋯

Alluna membuka matanya perlahan. Butuh waktu cukup lama baginya untuk bisa melihat dengan jelas dan menyesuaikan cahaya yang tertangkap oleh matanya. Gadis itu merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit. Seolah-olah dirinya baru saja dipukuli oleh warga 1 RT. Hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit ruangan yang berwarna putih. Sepertinya Alluna berada di rumah sakit.

Tangan gadis itu terangkat untuk menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut. Bukan hanya badan, tapi tenggorokannya pun terasa sangat kering dan sakit. Berapa lama dia sudah tidak sadarkan diri? Alluna kira dirinya tidak akan selamat dari kejadian itu.

"Akhirnya sadar juga"

Suara seseorang membuat Alluna tersentak dan langsung melirik ke arah samping. Di sana ada cowok yang sudah cukup lama tidak Alluna lihat. Seorang cowok dengan paras rupawan yang selalu jadi korban jatuhnya Alluna dari ketinggian. Siapa lagi kalau bukan Eiji?

Alluna hendak berbicara namun tidak ada suara yang keluar karena tenggorokannya terasa sangat kering. Alhasil gadis itu terbatuk-batuk sembari memegangi tenggorokannya. Percayalah kalau batuk di saat tenggorokan dalam keadaan kering rasanya sangat menyakitkan.

Melihat Alluna yang terlihat begitu menderita, Eiji langsung peka. Cowok itu mengambil segelas air lantas menyerahkannya kepada Alluna dan membantunya untuk minum. Dengan gerakan yang sangat hati-hati, cowok itu membantu mengangkat tubuh Alluna agar dia bisa minum dengan leluasa tanpa harus tersedak. Setelah selesai dia pun kembali membaringkan tubuh Alluna dan menaruh gelas kembali ke tempatnya.

"Lo udah gak sadar selama berhari-hari. Pasti tenggorokan lo rasanya sakit banget"

Padahal yang Eiji lakukan hanyalah hal yang sederhana, tapi entah kenapa Alluna merasakan kedua pipinya memanas. Telapak tangan Eiji terasa sedikit kasar dan kering, pertanda kalau dia adalah tipe pekerja keras. Tapi di sisi lain setiap sentuhannya terasa begitu lembut dan penuh kehati-hatian. Entahlah, Alluna tak bisa mendeskripsikannya.

"Terima kasih, uhm..."

Melihat Alluna yang sedikit ragu-ragu dan bingung mau memanggil Eiji dengan panggilan apa. Cowok itu hanya mengangkat sebelah alisnya. Dari wajahnya saja sudah sangat jelas kalau Eiji akan menentang jika dipanggil dengan menggunakan embel-embel atau semacamnya. Alhasil Alluna pun memanggil namanya secara langsung.

"Eiji..."

"Yah, itu bukan masalah besar" gumam Eiji dengan wajah yang terlihat puas.

Alluna tidak pernah menyangka kalau orang pertama yang dia lihat setelah sadar adalah Eiji. Dia pikir cowok itu tidak akan terlihat setelah kejadian ini. Di luar dugaan sekali. "Berapa lama aku gak sadar?"

"10 hari"

"Hmm... Lumayan lama juga ya..."

"Lama ya? Malah sebaliknya, lo hebat banget lho karena sadar 10 hari setelah ketembak. Padahal umur lo masih muda banget. Gue pikir lo bakal koma sekitar sebulanan. Tapi karena lo Afthara, kayaknya wajar aja sih" ujar Eiji.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang