17. AIR MATA AIZEN

1.6K 132 6
                                    

17. AIR MATA AIZEN

"Sekalipun aku tau kalau kakak pembunuh bayaran dan udah punya rencana buat ngehindarin peluru itu. Tubuhku mungkin bakal gerak sendiri buat ngelindungin kakak. Karena aku gak bisa terima kalau ada yang ngincer dan mau nyelakain kakak."

⋯⊱𖣘⊰⋯

Di waktu yang singkat itu, sebuah peluru menembus dada kiri Alluna. Tepat di depan mata Aizen. Hal yang membuat kedua bola mata cowok itu melebar sempurna. Hingga tanpa sadar mulutnya pun terbuka untuk menyebut namanya.

"Alluna...?"

Aizen bisa melihat dengan jelas kalau saat ini gadis itu tersenyum ke arahnya. Sebuah senyuman yang terlihat sangat tulus dan penuh kelegaan.

Dikarenakan jarak mereka yang hanya beberapa sentimeter saja, darah yang keluar dari luka tembak di dada kiri Alluna sampai mengenai wajah Aizen. Saat itu juga, jantung Aizen berdebar hebat. Ingatan mengerikan tentang kematian Mamanya—Arina yang disaksikan langsung oleh Aizen 10 tahun yang lalu. Semua itu kini terulang kembali saat cowok itu melihat Alluna yang juga tertembak tepat di depan matanya.

Ketika Alluna hendak terjatuh, Aizen bergegas menangkap tubuh gadis itu dan membawanya ke pelukannya. Sedangkan di tengah keterkejutannya, amarah Killua seketika meluap. Cowok itu menggertakkan giginya, wajahnya memerah karena marah, dan urat-uratnya terlihat bermunculan di sekitar dahi dan rahangnya.

Dengan gerakan kilat, Killua mengambil pistol milik Aizen dan langsung menembaki tempat musuhnya berada tak peduli jika tembakannya itu akurat atau tidak. Yang jelas Killua tahu kalau salah satu peluru dari tembakannya ada yang berhasil mengenai sniper tadi. Dan sekarang dia sedang berusaha untuk melarikan diri. Tentunya Killua tidak akan membiarkan mereka kabur. Cowok itu langsung berteriak dan mengejar sniper itu dengan begitu cepat.

"Brengsek! Jangan lari lo sialan!! Gue gak bakal biarin kalian kabur!" teriak Killua dengan suara yang menggema.

Sementara itu Alluna yang masih berada di pelukan Aizen kini mulai merasakan sakit dan sesak di daerah dadanya. Bahkan gadis itu kini terbatuk-batuk sampai mengeluarkan banyak darah. Melihat hal itu, Aizen benar-benar panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Dasar bodoh! Sebenarnya apa yang mau lo lakuin?! Kenapa lo ngedorong gue?!! Padahal semuanya bakal berjalan lancar kalau lo tetep diem aja di tempat lo." omel Aizen.

Cowok itu mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku bajunya lantas menekan luka tembak di dada Alluna dengan menggunakan kain berwarna putih tersebut. Dengan bibir berlapis darah. Alluna masih menyempatkan diri untuk tersenyum ke arah Aizen dan bergumam pelan dengan susah payah.

"Maafin aku, Kak Aizen... Aku gak tau kalau kakak udah punya rencana.... Ngeliat kakak yang diincer sama pembunuh. Mana mungkin aku membiarkannya...?"

"Lo itu apa-apaan sih?! Mau jadi sok jagoan?!" bentak Aizen tak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Alluna karena melakukan tindakan sembrono seperti itu.

"Maaf, Kak. Aku cuma ngerepotin doang ya...? Tapi aku sama sekali gak ada maksud buat jadi sok jagoan. Aku cuma mau ngelindungin kakak"

"Gue gak butuh perlindungan apapun dari lo! Kenapa lo ngelakuin ini?!! Padahal lo tau kalau gue juga pembunuh bayaran, kenapa lo malah ngelindungin gue?!!"

"Sekalipun aku tau kalau kakak juga sama-sama pembunuh bayaran dan udah punya rencana buat ngehindarin peluru itu. Tubuhku... mungkin bakal gerak sendiri buat ngelindungin kakak... Karena aku gak bisa terima kalau ada yang ngincer dan mau nyelakain kakak."

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang