23. HEY, GIRLS!

1.4K 104 9
                                    

23. HEY, GIRLS!

"Tidak melakukan hal yang sebenarnya bisa kita lakukan itu membosankan!"

⋯⊱𖣘⊰⋯

Hari demi hari terasa semakin membosankan bagi Alluna. Karena yang bisa gadis itu lakukan di Mansion Afthara hanyalah makan, minum, membaca buku, dan tidur saja.

Meski punya banyak kakak laki-laki yang nyaris sempurna di segala hal. Tetap saja Alluna merasa sedikit kesepian karena terkadang mereka disibukkan oleh berbagai kerjaan dan waktu sekolah mereka. Jika kalian bertanya tentang pelayan pribadi Alluna yakni Hillary, beberapa hari yang lalu gadis itu dikirim ke luar kota untuk menjalankan sebuah tugas. Hal itu juga merupakan suatu bentuk hukuman yang Charyal berikan pada Hillary akibat gagal menjaga Alluna.

Saat ini Alluna tengah duduk di pinggiran balkon kamarnya. Entah sejak kapan balkon sudah menjadi favorit gadis itu. Karena di sana dia bisa menyaksikan pemandangan di luar Mansion yang mengagumkan apalagi saat munculnya sunset di sore hari. Terlihat sangat cantik dan memanjakan mata.

"Bosan sekali..." gumam Alluna.

Gadis itu melirik ke bawah. Matanya menangkap sosok Eiji yang sedang berjalan di bawah sana. Seolah sadar ada yang memperhatikan. Cowok itupun mendongkak dan melihat keberadaan Alluna. Hal yang membuat  gadis itu tersenyum dan melambaikan tangannya.

Belum sempat Alluna mengeluarkan suara untuk menyapa Eiji. Tiba-tiba gadis itu merasakan sebuah tangan yang mendorong punggungnya. Dikarenakan posisi Alluna saat ini berada tepat di pinggir pagar pembatas balkon. Dorongan kecil saja alhasil mampu membuat badannya terjatuh.

"Kyaaaa!"

Refleks Alluna pun menutup mata dan memekik kaget. Lagi-lagi dia terjatuh dari balkon kamarnya sendiri ke lantai dasar. Setelah beberapa detik berlalu, gadis itu tidak merasakan sakit apapun. Yang ada hanya suara seorang cowok yang tertangkap jelas di telinganya.

"Astaga, lo ini punya hobi lompat dari balkon atau gimana? Ngagetin aja"

Perlahan Alluna pun membuka matanya, dan hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Eiji dari jarak yang sangat dekat. Sontak hal itu membuat semburat merah menyala di kedua pipi Alluna.

Lagi dan lagi, untuk yang ke sekian kalinya. Saat Alluna terjatuh dari ketinggian, Eiji selalu saja menangkapnya. Selalu saja begitu, cowok tampan yang satu ini selalu berhasil menjadi penyelamat Alluna.

"Lo baik-baik aja? Muka lo merah lho" gumam Eiji refleks membuat Alluna tersentak.

"A-Aku baik-baik aja"

"Apa lo demam?"

"Enggak! Aku baik-baik aja, serius" ujar Alluna gugup.

Eiji hanya menghela nafas dan geleng-geleng kepala. Lantas cowok itu melanjutkan pertanyaannya.

"Jadi? Kenapa lo bisa jatuh dari atas? Jangan-jangan kepeleset lagi?"

Mendengar ucapan Eiji sontak Alluna pun menggelengkan kepalanya. Karena dia memang tidak terjatuh karena terpeleset. Tapi ada yang mendorongnya dari belakang.

"Terus kenapa lo bisa jatuh?"

"Enggak, aku..."

Tanpa menunggu jawaban dari Alluna, Eiji sontak mendongkak dan melihat ke arah balkon kamar Alluna. Matanya menangkap rambut hitam panjang yang diikat dengan pita merah muda. Yang mana hanya bagian belakangnya saja yang terlihat, karena sang pemilik rambut langsung berlari ke dalam saat tahu kalau Eiji menyadarinya.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang