Hello Struggle...🤭🤭🤭
Maafkan kumi yang super php yahh...😔😔, Tugas kuliah daring bagi mahasiswa tingkat akhir ternyata lumayan menyesakkan sampai kumi melupakan kewajiban kumi disini, terlebih saat ini kumi lagi KKN online dan skripsian online juga, hufft cukup nyebelin sih, kumi yakin desa kecil tempat KKN itu penuh kisah yang akan tumpah jika kumi ruruhkan kedalam kata, tapi yaaa, apa boleh buat, semoga kita dan keluarga dijauhkan dari COVID-19, dan untuk readers kumi beserta keluarga yang terpapar virus, kumi doakan semoga kalian cepat sembuh, Aamiin🙌🙌
Btw doain kumi wisuda tahun ini yahhh, kumi takut kabar yang beredar tentang ngulang 1 semester untuk seluruh mahasiswa tingkat akhir itu benar😟😟😟.Cerita ini kumi dapa dari salah seorang ibu baru yang sering sharing sama kumi, kehamilannya berjalan lancar, cara berpakaiannya pun benar, ia tidak memakai sepatu hak tinggi, ia tak pernah mengeluh tentang selangkangan yang luka karena lembab, tapi entah kenapa si ibu baru bisa KPD sebelum ada pembukaan. Alhasil karena pembukaan yang urung jua ada kemajuan saat di induksi, si ibu baru harus di caesar.
Kisah ini cukup membuat si ibu baru trauma pada kehamilan, yaa, bahkan si ibu baru sampai bilang dia tidak akan hamil lagi.
🐰🐰🐰🐰
Hari ini kumi mau cerita tentang seorang pangeran kecil berbalut kafan dari surga, pangeran tampan dengan senyum yang sendu dan khas, senyumnya dapat dinikmati semua orang dari balik kaca. Walau senyumnya menyenangkan hati, tapi tak satupun manusia yang membalas senyum itu, karena seharusnya ia tidak disini, harusnya dari kemarin ia sudah ada di bawah tanah.Ia dipinjamkan trolly bayi dan harus ditutup dengan kain panjang, karena banyak para ibu kelas 3 yang tak setuju jika mayatnya harus dipertontonkan ditengah-tengah mereka, bahkan bed si ibu dipindahkan keujung ruangan, walau agak kejam, tapi terbayang juga sih scary nya sekamar dengan seorang mayat, ya walaupun bayi, tetap mayat manuasia, setidaknya para ibu-ibu disini mengungkapkan permintaannya dengan sopan.
Si ibu tampak sehat secara fisik namun tidak secara batin, dilihat ia selalu menangis tanpa suara dan mimik wajah, ia hanya sibuk mengeringkan mata yang terus basah.
🌹🌹🌹🌹🌹
"Ibu Lira 34 tahun?"( Nama samaran)Seorang pramusaji rumah sakit membagikan menu makan siang, ia memastikan identitas pasiennya.
"Ahhh... Saya gak makan lagi, ambil lagi ya"
Seperti biasa, si ibu memaksa pramusaji mengambil makanannya lagi.
"Maaf bu lira, selama ibu dirawat di sini, makanan ibu adalah tanggung jawab kami" imbuh si pramusaji.
"Tapi saya udah tidak dirawat pak, infus aja udah gak ada" Bu Lira memamerkan kedua tangannya.
"Maaf bu, nama ibu masih terdata sebagai pasien disini, saya mohon izin, masih banyak menu yang belum saya antar"
Si pramusaji memberikan usaha terbaiknya dan pergi meninggalkan Ibu Lira sendirian. Tak kan ada ujungnya jika masih merdebat jua.
🐟🐟🐟🐟
Bukan tanpa alasan Bu Lira menolak menu itu, otaknya sudah berkeping memikirkan bagaimana cara menebus pengobatannya selama disini, dan kemana buah hatinya harus dikubur?🦋🦋🦋🦋
Bu Lira adalah seorang janda sebelum menjadi ibu, ia seorang calon istri dari pria misterius yang belum menikahinya, adat kampung membuatnya terusir dan hidup mengembara di kota sebelah.Dari nanar tatapnya, seakan ia tak tau harus apa, sahabat pengembaranya sudah meninggalkannya diam-diam, ini sudah hari ke 2, sahabatnya terlambat ke surga.
🐸🐸🐸🐸
Menjadi janda ber aib membuat ibu bapaknya malu, sampai tak sedikitpun air liur mereka membasahi bibir saat mendengar jagoan kecil yang di iming-iming menjadi aib telah tiada, bahkan mereka tak bergeming sedikitpun saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman's Struggle
RomanceINI CERITAKU SEBAGAI MIDWIFERY HASIL PAKSAAN ORANGTUA. SETIAP HARI SELALU MENGENANG MASA DEPAN BURUK KARENA PROFESI KU YANG SEPERTI TAK BERGUNA DI KOTA KU, BAHKAN AKU SENDIRI PUN BELUM PERNAH MELIHAT PERSALINAN SECARA LANSUNG, AKAN JADI APA AKU NAN...