Haii semua......🤭🤭🤭
Jangan marah yaa....😣😣😣
Sumpah kumi lupa kumi punya kalian, kumi kaget banget pas buka email, ternyata banyak banget yang nungguin "Woman's Struggle", semoga readers gak kecewa sama kumi....😢😢😢Just info, setelah perjuangan ala mahasiswa, ternyata kumi tetap wisuda online, sedih banget pastinya, apalagi banyak univ dan poltekkes lain yang wisuda offline dengan menerapkan protokol kesehatan, tapi yaudah lah yaaa.... Bagi readers yang pengen liat wisuda kumi, ada di live streaming youtube poltekkes padang, kamis 17 September jam 8 pagi yaaa... Yang mau kirim hadiah, boleh kirim pesan pribadi ke kumi hehehe....
Kebanyakan basa yang udah basi, yukk lansung aja ke cerita hari ini....
🐝🐝🐝🐝🐝🐝
Hari ini bukan hari yang melelahkan tapi batinku cukup lelah....Bagaimana tidak? Kami kedatangan tamu yang tak sepaham tapi harus ditolong.
Namanya Bu Lastri dan suaminya Pak Tedi, sepasang suami istri berdarah jawa yang keras kepala.
Bu Lastri memang sudah beranak 4 dan sedang menantikan kehadiran anak ke 5, masalahnya, tekanan darah Bu Lastri bukan main-main, 150/110 mmHg, tekanan darah yang sangat tidak dianjurkan untuk partus per vaginam.
Menurut gosip overan, Bu Lastri datang tadi subuh atas rujukan bidan. Awal masuk ruang ponek, tekanan darahnya 160/110 dan sudah pembukaan 5.
Bu Lastri dengan pinggul yang bagus, calon grandemultipara, juga fisik dan mental yang sepertinya cukup kuat, mencapai pembukaan 10 adalah hal yang mudah bagi Bu Lastri, melahirkan pun sudah seperti keahliannya, karena hal yang bagus ini, dengan tergesa-gesa dokter menganjurkan untuk melahirkan secara SC.
🥨🥨🥨🥨🥨🥨🥨
Ternyata kata-kata operasi terlebih SC sepertinya adalah hal yang tabu di keluarga Bu Lastri dan pak Tedi, awalnya Bu Lastri dan Suami cukup antusias dengan anamnesa yang dilakukan senior dan temanku yang dinas malam, namun setelah kalimat operasi itu diutarakan, mereka berubah menjadi apatis dan bahkan memusuhi.🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
"Gak usah lah bu, saya melahirkan normal aja, saya kuat kok""Bu, tekanan darah ibu ini sangat beresiko untuk ibu, ibu benar-benar tidak bisa melahirkan normal bu"
"Gak papa bu, saya minum obat kampung aja juga sehat kok, teman mbah saya dulunya dukun beranak loh bu"
Bu Lastri tetap menolak operasi dengan dukungan sang suami dibelakangnya, padahal pembukaannya terus berlanjut cepat karena kondisinya yang sangat ideal untuk melahirkan tanpa kendala.
Tak sedikitpun Bu Lastri meringis kesakitan karena kontraksi, namun fundusnya yang keras menunjukkan jika kontraksi itu baik.
Sudahh hampir 2 jam Bu Lastri bersikukuh tidak mau menerima penjelasan kami, entah budaya apa yang membuat mereka membahayakan nyawa seperti ini, tak sedikitpun hawa getir ada dari sepasang kekasih dari tanah jawa ini, yang ada hanya hawa kemarahan dan kekhawatiran yang disembunyikan orang sekitar karena kelakuan duo keras kepala ini.
Mungkin setelah mereka menyetujuinya, satu ruangan akan berlomba menggotongnya ke ruang operasi, karena pembukaannya terus berjalan dengan sangat mulus, untuk pertama kalinya kami mengharapkan seorang pasien mengalami partus macet.
💤💤💤💤💤💤
Kami tak tau harus memaksanya menandatangani surat persetujuan operasi atau harus menyiapkan alat persalinan, dengan tekanan darah 150/110 mmHg Bu Lastri sudah pembukaan 9 jalan 10, dengan sigap kami pun menggotong trolly partus set dan bersiap dengan APD lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman's Struggle
RomanceINI CERITAKU SEBAGAI MIDWIFERY HASIL PAKSAAN ORANGTUA. SETIAP HARI SELALU MENGENANG MASA DEPAN BURUK KARENA PROFESI KU YANG SEPERTI TAK BERGUNA DI KOTA KU, BAHKAN AKU SENDIRI PUN BELUM PERNAH MELIHAT PERSALINAN SECARA LANSUNG, AKAN JADI APA AKU NAN...