Bab 4 - Cerita Ibu dan Anak (Bagian Dua)

687 85 10
                                    

"Mom...siapa ayah kandung Ugi?"

"Masih agak susah buat Mommy nyebut namanya, Nak," jawab Wonwoo dengan bibir bergetar. "Dia...kenalan Mommy. Dia bantu Mommy waktu Mommy kecopetan. Waktu Mommy hamil kamu, Mommy baru tau kalo itu settingan dia. Mommy emang diincer sejak lama."

Yoongi merasa darahnya berdesir yang kemudian berubah mendidih setelah mendengar kelakuan ayah kandungnya.

"Ugi? Kamu ngelamunin apa?"

"Ugi takut, Mom. Gimana kalo Ugi berubah jadi orang yang nggak bener kayak gitu? Darah orang itu mengalir di Ugi." Kalimat terakhir itu ia ucapkan dengan lirih.

Wonwoo mengangkat dagu Yoongi supaya anak lelakinya menatapnya. "Denger, Sayang. Darah Mommy juga mengalir di dalam badan Ugi. Mommy nggak akan ngebiarin anak Mommy jadi begitu." Ada jeda yang memekakkan telinga sebelum dipecahkan Wonwoo lagi. "Daddy memang bukan ayah kandung Ugi tapi we don't have to give birth just to be parents. Ajaran-ajaran Daddy, cinta dan sayang Daddy ke Ugi, dan hal baik lainnya yang Daddy tunjukin ke Ugi juga benteng supaya Ugi tetep di jalan yang benar. Ngerti, hmm?"

"Mommy...hiks."

Yoongi direngkuh ke dalam dekapan hangat dan serasa kembali ke masa kecil. Setiap kali Yoongi menangis, Mommy atau Daddy-nya akan memeluk dan menenangkan sampai kesedihannya menguap.

"Udah. Yang penting kamu tahu kalo orang tuamu sayang sama kamu, Nak."

"Ugi juga sayang banget sama Mommy dan Daddy."

Setengah jam kemudian, ibu dan anak tersebut duduk berdua sambil terkikik membolak-balik album foto lama. Foto Mommy dan Daddyketika kecil dan remaja, foto Mommy-nya yang berperut buncit karena ada Yoongi di dalamnya, dan foto-foto Si Kecil Min Yoongi.

"Wedew, emang Mommy cantik banget dari dulu ya. Tapi jutek banget mukanya," goda Yoongi.

"Nggak ngaca kamu, Gi. Kamu mah fotokopi Mommy."

Tawa mereka kembali menggelegar namun ada yang kurang.

"Coba Daddy di sini ya, Mom. Pasti udah ngakak guling-guling."

"Haha...iya tuh. Daddy kamu sukanya dikit-dikit ketawa. Nggak jelas. Tapi...Mommy kangen ketidakjelasan dan keanehan Daddy."

"Mom," Yoongi melingkarkan tangannya dan mengelus bahu Sang Ibu, "Ugi akan berusaha kuat dan bikin Mommy dan Daddy bangga. Tapi, biar ini jadi rahasia kita berdua, well, bertiga sama Daddy ya. Ugi belum mau Jimin, Seungkwan, sama Jihoon tau."

"Gapapa, Sayang. Itu hak kamu. Nah, sekarang dah malem banget. Ayo tidur dulu. Besok kita berangkat pagi-pagi."

"Tapi kelas Ugi baru jam 1 tuh, Mom."

"Kan kamu dihukum. Mommy yang anter jemput. Mommy masuk kantor jam 8 ya kamu berangkat jam 6.30 sama Mommy."

Yoongi merotasi bola matanya. "Kok masih aja ingat tentang hukuman sih, Mom?"

Kekehan ibunya merupakan jawabannya.




"Hati-hati, Mom. Have a great day."

"You too, Sweetheart. Nanti Mommy jemput jam 5 ya."

"Oke, Mom."

Yoongi berjalan santai ke arah tongkrongannya mereka di pelataran Fakultas Kedokteran. Masih jam 7 pagi, kampus masih sepi, Bro!

Yoongi pun memilih duduk sambil memasang earphone dan menghidupkan musik.

"Permisi, ruang Dekan di mana ya?"

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang