Bab 15 - Lalu, bagaimana?

535 75 9
                                    

Kedua bibir yang saling melepas rindu itu masih betah menempel, tak ada yang berniat melepaskan. Taehyung mengecap rasa manis bibir merah Min Yoongi sementara empunya bibir merah tersebut meniru pergerakan apapun yang dilakukan Taehyung. Izin memimpin yang ditunjukkan Yoongi membuat kepala Taehyung berputar-putar. Ia mabuk kepayang.

"Abang?"

Sebuah suara yang mengagetkan keduanya bak siraman air dingin, membuat Yoongi memutuskan pagutan bibir Taehyung darinya.

"Abang ngapain? Ini siapa?" Park Jihoon menatap Yoongi dan seorang lelaki yang tadi mencium Yoongi bergantian.

"Ji sama siapa ke sini?" Yoongi mencoba menarik perhatian Jihoon.

"Sama Ibu tapi Ibu nunggu di mobil. Abang tadi ngapain? Kok belum jawab?"

"Hmm...itu, Ji, tadi...hmm...Abang lagi...apa ya namanya?" Yoongi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tadi kami berciuman. Aduh!" sahut Taehyung yang lalu mengelus lengannya. Pukulan Yoongi bukan main kencangnya!

"Ih! Kok gitu sih, Pak?" Yoongi masih sempat memarahi Taehyung walaupun saat ini ia merasa sangat malu terpergok Jihoon berciuman dengan seseorang.

"Memang itu kenyataannya, kan?" Taehyung melanjutkan pembelaannya.

Jihoon tersenyum memperhatikan dua orang tersebut. "Sudah sudah, nggak perlu berantem. Jihoon balik ke mobil dulu ya."

"Eh, Ji, Abang ikut dong."

"Tidak bisa. Kamu pulang dengan saya, Min Yoongi."

"Kok enak banget Bapak ngomongnya? Bapak aja dateng sama cewek lain?"

"Saya datang sendiri tadi. Tidak dengan siapa-siapa."

Perdebatan mereka masih berlanjut dan tanpa mereka sadari, Park Jihoon sudah meninggalkan tempat itu bersama Sang Ibu.


"Jadi, kamu cemburu?"

"Nggak tuh. Kata siapa?" Yoongi melengos. Tak mau Taehyung melihat wajahnya yang memerah.

"Bilang saja jika kamu cemburu. Saya bahagia kalau kamu cemburu."

"Kok bahagia? Emang dasar laki-laki ya. Dikasih ikan asin sama siapa aja pasti langsung dicaplok!"

"Kamu juga laki-laki, Min Yoongi, kalau kamu lupa." Taehyung bersandar di tempat duduknya dan memperhatikan lelaki imut bernama Min Yoongi dengan senyum tipis di wajah tampannya.

"Kenapa Bapak senyam senyum?"

"Salah?" Taehyung bertanya dengan nada geli. Ia meraih puncak kepala Yoongi dan mengelusnya dengan sayang. "Perempuan yang kamu maksud tadi namanya Jennie Kim. Dia perawat yang biasanya membantu saya praktik."

"Dari bareng-bareng gitu biasanya lama-lama suka," desis Yoongi pelan namun jelas di telinga Taehyung.

"Banyak yang begitu memang. Ada beberapa dokter yang saya kenal menikahi perawat di rumah sakit yang sama." Yoongi memicingkan mata ke arah Taehyung. "Tetapi perawat yang ini tidak akan saya nikahi karena saya sudah jatuh cinta sama kamu dan dia sepupu saya."

Kedua alis Yoongi menukik naik. "Apa tadi, Pak? Sepupu?"

Taehyung mengangguk pelan. "Ayah kami kembar dan kami sudah akrab sejak kecil. Jadi, kamu tidak perlu ragu pada keseriusan saya. Mengerti?"

"Apa sih! Gombal!" jawab Yoongi namun sudut-sudut mulutnya bergetar membentuk senyum simpul setelah mendengar kata-kata Taehyung.

"Ayo, saya antar pulang," ajak Taehyung dengan uluran tangan kepada Yoongi. Yoongi menggigit pipi bagian dalam mulutnya agar tak berteriak menyaksikan betapa romantisnya Si Bapak lalu menyambut uluran tangan Sang Dokter itu yang langsung menggenggam tangannya lembut.

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang