Taegi 💜💜💜

642 65 4
                                    

Taehyung baru saja selesai dengan pasien terakhirnya hari ini saat ia merasakan getaran ponselnya. Ia tersenyum sebelum menekan tombol hijau di layar.

"Hey, Babe."

"Hai, Bi. Udah selesai?"

"Sudah. Baru saja. Kamu masih di kampus?"

"Nggak. Tadi bareng anak-anak. Jadi nyusul ke sini, kan?"

"Jadi. Aku sampai sekitar 10 atau 15 menit lagi ya."

"Oke. Hati-hati ya, Bi."

"Pasti. See you, Baby. Love you."

"Love you too, Bi."



Yoongi mendengar suara bel di atas pintu cafe berbunyi dan menampakkan lelaki tercintanya. Ia tersenyum sumringah dan melambaikan tangannya dengan antusias.

Taehyung tersenyum tipis melihat Yoongi-nya. Ia berjalan menghampiri tempat Yoongi dan sahabat-sahabatnya duduk. Ia mencium puncak kepala Yoongi lalu mendudukkan dirinya dan menyapa tiga orang lainnya.

"Maaf, Semuanya, saya terlambat."

"Nggak apa-apa, Pak. Yoongi setia menunggu kok," goda Seungkwan.

"Heh!" Yoongi mengarahkan telunjuk kanannya ke arah Seungkwan dan berpura-pura memarahinya.

"Wooo...sengaja ngangkat-ngangkat tangan kanan biar cincinnya kelihatan kan ya, Bang?" Jimin menimpali.

"Ih, Abang lucu kalo mukanya merah gitu." Jihoon tak mau ketinggalan.

"Iya dong! Bagus, kan? Bagus, kan? Iya kan, Bi?" Yoongi memamerkan cincin berkilau di jari manisnya ke arah Taehyung, Si Pemberi Cincin tanda pengikat hubungan mereka berdua. Ia mengambil jemari Yoongi dan mengecupnya tanpa sekalipun memutuskan tatapan mata.

"Bagus. Cocok buat kamu karena aku yang kasih."

"Uuuwaaaaa...romantisnya Si Bapak." Ketiga sahabat Yoongi berseru kompak. Yoongi menyembunyikan wajah dan senyuman malunya di dada Taehyung yang tertawa pelan sambil mengusap lengannya.

"Habis Bang Yoon, siapa nih di antara kita yang nyusul?"

"Kamu, Bang Kwan. Sama Si Duda hahaha!"

"Eh, Anak Kecil! Enak aja kalo ngomong. Jangan-jangan kamu sama Si Mas malah yang nyusul."

Jihoon menjulurkan lidah ke arah Seungkwan sebagai tanggapan.

"Siapapun itu, yang jelas bukan aku kayaknya. Aku aja yang nggak punya gebetan. Sedih." Jimin menghapus air mata imajinernya yang dihadiahi dorongan di bahunya dari Yoongi yang duduk di sampingnya.

"Kan banyak yang ngedeketin Bang Jim. Nggak terima aja tuh salah satu? Bang Taemin yang sekelas Abang tuh boljug. Apa cowok item kakak kelas Jihoon tuh. Siapa namanya, Ji?"

"Kai maksudnya?"

"Nah itu!"

"Bukannya dulu dia fans-nya Bang Yoon ya? Nembak Bang Yoon berapa kali aja tuh." Jihoon mencoba mengingat-ingat.

Alis Taehyung terangkat sebelah mendengarnya.

"Belum lagi Bobby anak TI. Cinta mati sama Bang Yoon," ungkap Seungkwan yang segera dipelototi oleh Yoongi.

Taehyung memalingkan wajah untuk menekan cemburu yang mulai merambat naik dari dadanya. Ia merasakan tangan Yoongi meraba tangannya yang terkepal di atas pahanya. Taehyung meregangkan kepalannya dan membawa jemari Yoongi masuk di sela-sela jarinya.

"Love you, Bi," tutur Yoongi sambil tersenyum. Ia lalu melintangkan lengan Taehyung melewati bahunya dengan kedua jemari mereka yang masih bertautan.

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang