Bab 12 - Dr.Kim Sadar

642 80 40
                                    

"Sudah siap?"

Itulah hal pertama yang Taehyung ucapkan saat berhadapan dengan Min Yoongi. Ia merutuki keterampilan sosialnya yang tidak pernah berkembang sejak dulu. "Seharusnya kau tanyakan kabarnya dulu, Bodoh," maki otaknya. "Lalu kau puji penampilan yang membuatnya makin cantik dan imut."

"Halo, Pak Dokter. Iya, sudah siap."

Tanpa kata, Taehyung berbalik dan menuju mobilnya dengan Yoongi yang mengekorinya. Taehyung berhenti di samping pintu penumpang dan membukanya untuk Yoongi.

"Oh, terima kasih."

Taehyung hanya mengangguk singkat sebelum menutup pintu mobil pelan-pelan. Ia memasuki mobilnya dan langsung meninggalkan perumahan tempat Yoongi tinggal.

"Krik krik krik." Itu suara mulut Yoongi yang menyuarakan keadaan di mobil saat ini.

"Ada masalah?"

"Nggak, Pak. Bapak denger jangkrik nggak barusan? Harusnya denger soalnya sepi banget kayak kuburan." Ia menampilkan senyum gusinya.

"Tidak. Hanya suara yang kamu buat."

"Pak, saya penasaran pernah nggak sih Bapak becanda? Hidup kok kayaknya lurus-lurus aja."

"Pernah. Memang ada orang hidup yang tidak pernah bercanda?"

"Gimana coba kalo Bapak becanda?"

"Misalnya, burung apa yang kaya?"

"Apa emang?"

"Burung belibis." Taehyung menjawab dengan ekspresi wajah yang tidak berubah. Yoongi mengernyitkan muka mendengar 'lelucon' Taehyung.

"Masih ada lagi. Kamu mau mendengarnya?"

"Nggak, Pak. Makasih. Bapak nyetir aja. Maaf ya tadi saya udah nanya." Yoongi membuang muka dan bergidik ngeri membayangkan lelucon crispy macam apa lagi yang akan Taehyung lontarkan seandainya pembicaraan mereka diteruskan.

"Sayang sekali. Saya masih punya beberapa."

"Idih!"

Mereka tiba di kediaman Tuan Kim hampir pukul 10.00 pagi. Tuan Kim sudah menanti kedatangan putranya sejak seperempat jam yang lalu. Ia lega dan tersenyum ketika akhirnya melihat Yoongi turun dari kendaraan namun senyumannya pudar saat melihat Kim Taehyung. Memang ia sendiri yang memintanya menjemput Yoongi namun, anggaplah intuisi orang tua, ia sadar bahwa dokternya memiliki ketertarikan pada putranya. Oleh karena itu, ia perlu mengawasi Kim Taehyung dengan teliti.

"Hai, Gi."

"Hai, A...yah." Yoongi masih sedikit kaku untuk memanggil lelaki tua itu dengan sebutan "Ayah" namun ia akan mencobanya pelan-pelan. Tampaknya usaha Yoongi tersebut sudah lebih dari cukup bagi Tuan Kim.

"Dr.Kim, terima kasih sudah menjemput dan mengantar Yoongi kemari."

"Sama-sama, Tuan Kim."

"Anda akan segera kembali ke Seoul?"

"Tidak. Hari ini saya libur."

"Oh, bagus. Ayo masuk, Pak."

Tuan Kim melirik Yoongi yang berbicara dengan nada senang. Apakah anaknya juga menyukai Dr.Kim?

Hell, no!









Taehyung mengamati Yoongi yang tampak sangat bahagia memeluk beruang hitam yang biasa saja bagi Taehyung. Yoongi bahkan mengajaknya berbicara setelah beruang itu berada di tangannya. Hadiah dari Tuan Kim yang menanyakan kesukaan Yoongi kepada Sang Ibu. Tampaknya usaha Tuan Kim untuk diterima anaknya tidak main-main.

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang