Park Chanyeol tidak mengerti cara Kim Jaewook bersembunyi dan menyembunyikan Yoongi. Sudah lima hari Yoongi dibawa pergi namun tak ada satupun polisi, tentara, bahkan detektif swasta yang mengetahui keberadaan curut itu.
"Sial!" Tangannya memukul meja kerjanya.
"Kita tidak boleh putus asa, Pak. Pasti kita akan menemukannya," ujar Jeon Jungkook, reserse kepolisian yang sering membantu pekerjaan Park Chanyeol dengan cara menyamar.
"Aku harap begitu, Jeon."
"Aku harus ke RS untuk kontrol. Pastikan Yoongi makan dan jangan ada yang menyentuhnya. Atau mereka akan musnah," titah Kim Jaewook pada asisten rumah tangga kepercayaannya sebelum masuk ke mobil hitam.
Semua bawahannya membungkuk hormat sampai mobil tersebut menghilang dari pandangan dan setiap orang kembali ke pekerjaannya masing-masing.
Asisten kepercayaan Kim Jaewook mengetuk pintu kamar Yoongi sebelum membukanya. "Tuan Yoongi, sudah makan? Tadi ayah Tuan berpesan untuk memastikan Tuan Yoongi makan."
"Saya nggak lapar, Bi. Nanti saja kalo saya lapar. Makasih ya, Bi," jawab Yoongi.
Wanita paruh baya yang telah mengasuh Kim Jaewook sejak kecil itu mengerti perasaan Yoongi dan ingin membebaskannya dari sekapan rumah mewah tersebut. Namun, apa daya. Penjaga di mana-mana. Ia pun mengerti bahwa Kim Jaewook sakit. Oleh karena itu, ia membutuhkan Yoongi sebagai penerus.
"Kalau begitu, Bibi keluar ya. Tapi Tuan Yoongi harus makan ya."
Yoongi hanya tersenyum lemah menanggapinya. Ia sangat merindukan ibu dan sahabat-sahabatnya. Ia tak suka di sini walaupun ia tak disiksa atau diperlakukan dengan buruk. Namun, ini bukan rumahnya. "Mommy, Ugi mau pulang," ucapnya lirih dan tak lama air mata kembali membasahi wajahnya.
"Akhirnya Anda datang, Tuan Kim."
"Aku orang yang memegang janji, Dr.Kim. Aku membiarkanmu menangani kondisiku. Tapi, kalau sampai ada apa-apa, you can kiss your job and life goodbye."
Kim Taehyung tak gentar dengan ancaman pasiennya. Hanya karena ia tak suka kelakuan seorang pasien bukan berarti ia akan diam saja dan mengamati pasiennya meninggal pelan-pelan.
"Ini hasil tes sehari sebelum Anda keluar dari sini." Taehyung mengarahkan layar komputernya ke hadapan Kim Jaewook. "Yang ini," tunjuknya ke arah gumpalan di bagian paru-paru, "sel kankernya. Tidak berkembang secepat sebelumnya. Tetapi, gaya hidup sehat yang Anda jalani sekarang, harus diteruskan. Sekali Anda tergoda untuk merokok, makan semau Anda, atau terlalu banyak minum minuman keras maka itu dapat menjadi pemicu berkembangnya sel kanker ini."
"Cih!" Kim Jaewook tidak suka semua yang didengarnya. "Jadi, aku harus jadi vegetarian begitu?"
"Tidak. Tetapi perbanyak konsumsi sayur dan buah. Hindari makanan berpengawet. Istirahat yang cukup dan rajin berolahraga. Tidak harus ke gym dan angkat beban. Berenang atau jalan kaki tidak apa-apa." Sang Dokter menatapnya beberapa detik sebelum menampilkan senyum mencemooh. "Kalau tidak mau, you can kiss your job and life goodbye."
"Dokter brengsek," kekehnya. "Kau membalikkan kata-kataku."
Deringan ponsel berasal dari saku jasnya mengalihkan perhatian Kim Jaewook.
"Halo, Bibi Ahn. Ada apa?"
"Halo, Tuan Kim. Tadi Tuan Yoongi tidak mau makan dan saya tinggalkan sebentar untuk masak lal-"
"Langsung ke intinya. Ada apa dengan Yoongi?"
Alis Taehyung terangkat mendengar nama yang tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kami - Buku Satu
FanficCerita tentang Min Yoongi, Park Jimin, Seungkwan, dan Park Jihoon. Empat sahabat yang mencoba menjalani hidup, mencari jati diri, dan menemukan cinta (sejati - mungkin) mereka. Buku Satu menceritakan tentang Min Yoongi, seorang pemuda yang dilahir...