Bab 16.1 - Masa Lalu

523 69 4
                                    

Setahun sebelum Kim Taehyung lahir

"Kalian akan menikah minggu depan. Semua sudah diurus. Kalian tenang saja, oke?"

"Tapi, Pa, aku kan sudah punya pacar. Aku ingin menikahinya."

"Coba ulang sekali lagi, Kim Sunghoon. Mungkin Papa salah dengar."

"Aku...aku sudah...punya pacar, Pa. Aku i...ingin menikahinya," Sunghoon tertunduk takut.

"Kau akan menikah dengan gadis yang kupilih! Putuskan pacarmu atau Papa yang akan menyelesaikannya."

"Kenapa bukan Younghoon?" Sunghoon menyebut nama saudara kembarnya.

"Diamlah! Lakukan saja yang Papa bilang. Younghoon urusan Papa."

"Silakan cium mempelai Anda."

Kim Sunghoon mendekatkan wajahnya ke arah gadis yang telah menjadi istrinya dan mencium bibirnya sekilas. Gadis itu sangat cantik, ia mengakuinya. Namun, pemilik hatinya bukanlah gadis itu.

"Tidak apa-apa jika kau masih menjalin hubungan dengannya. Yang penting, tetaplah berada di sampingku. Kumohon, Kim Sunghoon," pinta Sang Istri, Bae Irene, dengan cucuran air mata.

"Baiklah. Dengan satu syarat. Jangan pernah membantahku."

Irene mengangguk patuh. Ia menghapus air matanya dan memantapkan hatinya untuk terus bersama Sang Suami.

Hari kelahiran Kim Taehyung

"Selamat, Tuan dan Nyonya Kim. Bayi Anda laki-laki. Bayinya lahir dalam keadaan sehat dan sekarang sedang dimandikan. Sebentar lagi akan kami bawa ke sini." Perawat tersebut undur diri sambil tetap menawarkan senyuman. Irene membalas semampunya karena rasa sakit di perutnya bekas operasi caesar.

Suaminya memasuki ruang rawat inapnya saat Irene sedang menyusui bayinya yang belum diberi nama. Sunghoon hanya melirik bayinya sekilas lalu membuka suara. "Tiga hari lagi dampingi aku untuk acara di Brussel. Tidak perlu bawa anak. Biar pembantu yang mengurusnya."

Irene mengangguk patuh, seperti biasa.

Ulang tahun ke-5 Kim Taehyung

"Ayo masuk, Tae. Di luar dingin."

"Nanti saja, Bi. Tae mau menunggu Ayah dan Ibu. Sebentar lagi pasti mereka pulang."

Wanita yang telah menjadi pengasuhnya sejak Kim Taehyung berumur tiga hari merasa hatinya hancur. Ia sangat tahu bahwa orang tua anak tersebut tidak akan datang. Mereka bahkan mungkin tak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri.

"Begini saja. Tae masuk dulu, makan kue dulu ya sama Jennie. Nanti kalau Ayah sama Ibu Tae datang, Bibi kasih tahu. Bagaimana?"

Si Kecil Tae tampak memikirkannya sebentar sebelum mengangguk dan menggandeng tangan pengasuhnya erat.

Ulang tahun ke-15 Kim Taehyung

Taehyung sadar bahwa di umur ke-15nya ini, orang tuanya tetap tak akan mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" padanya karena sibuk menghadiri jamuan makan malam Tahun Baru entah di negara yang mana. Sama halnya dengan 15 tahun belakangan.

Bibi yang mengasuhnya pun tak akan mengucapkannya tahun ini sebab ia telah lebih dulu dipanggil Yang Kuasa tepat seminggu sebelum ulang tahun Taehyung.

Kim Taehyung menghela nafas kasar. Tak ada lagi yang menyayanginya sekarang. 

"Sadarlah, Kim Taehyung. Kau hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri mulai saat ini."

Maka, sejak hari itu, ia pun memutuskan hidup sendiri dengan tabungan yang lebih dari cukup. Ia mengerjakan urusan rumah sendiri, belajar sendiri, dan mencari pekerjaan paruh waktu supaya tak perlu bergantung lagi pada orang tuanya. Walaupun mereka selalu mengisi tabungannya setiap bulan dengan jumlah yang fantastis.

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang