Bab 18 - Melangkah Lebih Dekat

568 71 7
                                    

Taehyung berdiri berhadapan dengan Kim Jaewook di ruang kerja bos mafia tersebut. Jantungnya berdetak super kencang dan pikirannya berkecamuk. Ia tidak yakin jika ia masih hidup setelah ini.

"Kenapa berani sekali datang ke sini?"

"Kau tidak dengar yang kukatakan tadi, huh?"

"Apa yang kau lakukan pada putraku? Kenapa dia sampai menangis?"

Tiga pertanyaan itu hanyalah sedikit contoh dari segudang pertanyaan bombardir Tuan Kim pada Taehyung.

"Jawab, Kim Taehyung-ssi!"

"Bagaimana saya bisa menjawab jika Anda tidak berhenti bertanya?"

Tuan Kim memelototinya tetapi Taehyung tak menundukkan kepala sedikitpun.

"Tuan Kim, saya datang kemari untuk bertemu dan melihat langsung keadaan putra Anda. Saya mendengar yang Anda katakan tadi tetapi saya tidak mendengarkannya. Saya belum mengetahui alasan putra Anda menangis walaupun sebelum masuk, saya berbicara dengannya di telepon."

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Saya menanyakan keadaannya tetapi ia menjawabnya dengan bercanda dan saya...ehem....sedikit berteriak padanya."

"Sialan!"

Tuan Kim melempar sebuah majalah yang cukup tebal ke arah Taehyung yang berhasil menunduk pada saat yang tepat. Semakin kesal, Tuan Kim pun mencari barang-barang lain yang dapat dilemparkan ke arah pria muda tersebut tetapi Taehyung selalu dapat mengelak sampai akhirnya Tuan Kim mengangkat ponselnya sendiri dan bersiap melemparkannya.

"Tuan, saya yakin Anda masih memerlukan yang itu." Ia menunjuk ke arah benda segi empat hitam yang tergenggam di tangan Tuan Kim.

"Aku bisa beli seratus lagi yang begini."

"Oh, shit!"

Taehyung dapat merasakan hembusan angin dari benda yang melayang tersebut yang untungnya meleset beberapa milimeter dari kepalanya dan akhirnya terhempas ke dinding dengan tidak elitnya.

"Ada apa ini?"

Dua lelaki Kim tersebut menoleh dan mendapati Yoongi berdiri di ambang pintu.

"Kenapa berantakan sekali di sini?" Ia melihat segala macam benda berhamburan di lantai dan matanya menangkap ponsel Sang Ayah yang hancur berantakan. "Ayah sama Pak Dokter berantem? Ugi kan udah pernah bilang jangan berantem lagi sama siapapun. Ayah lupa?"

Tuan Kim terdiam dan Taehyung mencoba menahan senyumannya keluar.

"Bapak juga ngapain coba? Kalo Bapak nggak teriak-teriak tadi, kan Ayah juga nggak akan marah!"

Giliran Tuan Kim yang menahan senyum.

"Udah pada tua semua juga. Kelakuan kayak anak kecil!"

Kedua lelaki tersebut terdiam.

"Apa ya nggak bisa diomongin baik-baik? Sukanya main berantem aja!"

Yoongi belum berhenti bersungut-sungut sampai membuat telinga Tuan Kim dan Dr.Kim panas.

"Denger nggak sih kalo Ugi lagi ngomong? Yang harusnya marah di sini tuh Ugi, tahu? Dua kali diculik dalam dua bulan. Satu sama Ayah, kedua sama kakek-kakek. Emangnya muka Ugi cocok buat jadi korban penculikan apa?"

"Min Yoongi, berhenti dulu. Nanti kamu-"

"Bapak diem aja. Saya lagi ngomong!" Yoongi membentak dan kedua lelaki yang menjadi sasarannya hanya mampu terdiam selama setengah jam.

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang