Bab 19 - Berdua-duaan

595 69 37
                                    

Kim Sunghoon menemukan istrinya berdiri menatap ke luar dari jendela kaca besar lantai ruang praktek putra mereka.

Kim Sunghoon menemukan istrinya berdiri menatap ke luar dari jendela kaca besar lantai ruang praktek putra mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita yang telah bersamanya selama 33 tahun itu sedang merenungkan sesuatu dan tak menyadari kehadirannya. Ia sedikit terlonjak saat tangan suaminya menyentuh punggungnya.

"Oh, maaf aku tidak tahu Oppa di sini."

"Memikirkan apa?" 

"Kita bukan orang tua yang baik. Kita tidak tahu apa-apa tentang anak kita sendiri. Aku tidak tahu kenapa selama ini mataku seperti tertutup dan tidak memikirkannya sama sekali." Irene menarik nafas perlahan. "Atau mungkin aku yang tidak mau tahu dan berusaha dekat dengannya."

"Atau karena kita tidak tahu caranya." Kim Sunghoon ikut menatap ke luar dengan kedua tangannya di dalam saku celana. "Kau tahu almarhum ayahku seperti apa. Aku tidak suka diaturnya tapi mungkin itulah yang kulakukan pada Taehyung karena hanya cara ayahku menjadi ayah yang aku tahu."

Hening sejenak.

"Oppa, apakah kita masih sempat memperbaiki kesalahan kita? Apakah Taehyung mau memaafkan kita?"

"Kita harus mencobanya, kurasa. Kita sama-sama belajar lagi menjadi orang tua." Ia menatap wajah istrinya yang tetap cantik meskipun keriput mulai menghiasi sudut matanya. "Dan menjadi suami yang baik."

Irene mengangkat kedua alisnya tak mengerti melihat Sang Suami tersenyum. "Aku juga bersalah padamu. Tidak pernah menjadi suami yang baik tapi kau selalu di sampingku." Ia membawa Irene ke dalam pelukannya dan mencium puncak kepala Sang Istri. "Terima kasih, Kim Irene."

Irene tersenyum seraya menempelkan pipinya ke dada bidang suaminya.

"Terima kasih, Kim Sunghoon Oppa."

"Bagaimana menurutmu kalau kita liburan berdua?"

"Ke mana?"

"Kamu maunya ke mana?"


"Wonnie-ah, duduklah. Kepalaku sakit melihatmu mondar-mandir terus."

"Aku kan membersihkan ini."

"Itu tugasnya Bibi Ahn."

"Kenapa harus minta Bibi Ahn melakukannya kalau bisa sendiri."

"Benar-benar istri idaman," gumam Kim Jaewook namun masih mampu didengar oleh Wonwoo.

Ia menghentikan acara bersih-bersihnya lalu membanting lap yang dipegangnya. Ia berbalik dan menatap sengit ke arah Kim Jaewook sambil berkacak pinggang.

"Bilang sekali lagi."

"Sekali lagi."

"Aku mau pulang saja."

"Eh eh, tunggu dulu, Wonnie-ah. Kan tadi kita berencana mau makan malam bersama."

"Aku bisa makan di rumah dan kamu makan di sini di waktu yang sama. Itu sudah makan bersama."

Cerita Kami - Buku Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang