S t a r t

614 103 38
                                    


Yeonjun membuka pintu dan gerbang rumahnya dengan kunci yang sudah ia temukan, kemudian ia mengunci kembali rumahnya agar tak dimasuki maling. Tapi, jika maling bisa membobol gerbangnya tak ada lagi yang bisa ia lakukan karena jendela nya sudah bolong.

Yeonjun segera membawa ayahnya ke rumah sakit dengan kecepatan penuh seperti yang ia lakukan biasanya, Yeonjun berharap semoga ayahnya hanya sedikit kelelahan saja dan bisa langsung pulang, namun ia takut jika ia terlambat membawa ayahnya ke rumah sakit.

'Jangan sampai sesuatu yang barusaja bisa kudapat akan ditarik kembali' Batin Yeonjun sambil menatap ayahnya.

Yeonjun membawa ayahnya ke rumah sakit yang sama seperti waktu itu, entah kenapa Yeonjun memilih rumah sakit itu padahal jauh dari rumahnya.

'Sejak di rumah sakit waktu itu memang ada yang aneh...papa seakan terburu-buru untuk pulang' Batin Yeonjun.

Yeonjun memarkir mobil nya kemudian cepat-cepat membopong ayahnya ke rumah sakit seperti waktu itu, dan saat ia telah sampai di rumah sakit ia kaget karena melihat perawat yang langsung menatapnya dengan sedikit kesal. Tak lama kemudian, ayahnya sudah diperiksa dan salah satu perawat tadi menghampirinya.

"Kenapa waktu itu anda membawa ayah anda kabur?" Tanya perawat itu dengan wajah kesal. Yeonjun hanya terdiam sambil menatap perawat itu.

Perempuan itu memalingkan muka kemudian,

"Maaf...saya nggak tahu jika ayah saya waktu itu kabur"

"Waktu itu anda bahkan belum membayar biaya rumah sakitnya, kalau begitu, biaya nya akan digabung dengan biaya sekarang"

"Baiklah, itu nggak masalah. Tapi, apa ayah saya baik-baik saja?"

"Karena waktu itu ayah anda kabur, tentu saja kondisi nya tak membaik, bahkan anda bisa lihat kan kondisi nya sekarang? Jujur, anda sudah terlambat mengantarnya ke rumah sakit"

Yeonjun menggepalkan tanganya kemudian berpamitan kepada suster itu untuk pergi sebentar, ia sudah benar-benar marah pad dunia. Ia tak ingin kehilangan ayahnya, satu-satunya orang yang merupakan tempatnya pulang.

Saat ia menuju keluar rumah sakit ia bertabrakan dengan seorang gadis yang ia kenal, Hwang Yeji. Di belakang Yeji pun ada Guanlin yang setia menemani adiknya untuk memeriksakan keadaan telinga nya itu.

"Yeonjun?" Tanya Yeji.

Yeonjun menatap Yeji lama, kurang lebih satu menit. Tak lama kemudian setelah itu, Yeonjun tersenyum.

"Hai" Sapa Yeonjun kepada Yeji maupun juga kepada Guanlin.

"Lo ngapain ada disini Jun?" Tanya Guanlin dengan sedikit canggung, bagaimanapun Guanlin tak bisa menepis rasa bersalahnya saat melihat wajah Yeonjun, apalagi saat melihat bagaimana ia memperlakukan Yeonjun waktu itu.

"Ayahku bekerja disini"

"Tempat ini, adalah tempat pertama kita bertemu" Gumam Yeji sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya. Tak lama kemudian, Guanlin berpamitan pergi untuk membayar biaya administrasi Yeji.

"Yeji, maukah kamu melakukan sesuatu untukku?" Tanya Yeonjun yang membuat pipi dan telinga Yeji memerah.

"A..apa?" Tanya Yeji.

"Jadi pacarku" Ujar Yeonjun tepat ditelinga Yeji yang membuat Yeji terdiam membatu, wajah dan telinga nya semakin memerah, suhu tubuhnya meluap.

"Ehm, Yeji?" Ujar Yeonjun sambil memegang bahu Yeji, Yeji tetap terdiam, tak lama kemudian Yeji menitikkan air mata.

"I...ini pertamakalinya....pertamakalinya aku diberi pernyataan cinta"

"Ini bukan pernyataan cinta" Ujar Yeonjun yang membuat Yeji langsung menatap kearah Yeonjun, Yeji bingung dengan Yeonjun, bukankah barusaja Yeonjun menembaknya?

"Ini adalah ajakan untuk jadi pacarku" Jawab Yeonjun yang membuat Yeji terdiam lagi.

'Anu...apa bedanya ya?' Batin Yeji dalam hati.

"Kamu mau melakukannya?" Tanya Yeonjun yang langsung diangguki oleh Yeji, Yeonjun pun tersenyum kemudian mengusap rambut Yeji. Yeonjun melihat jam di tangannya kemudian berpamitan pulang kepada Yeji, Yeji hanya mengangguk saja.

Hari itu adalah hari pertama Yeji merasakan sesuatu yang benar-benar baru. Daridulu banyak sekali orang yang menyukainya, namun karena Yeji tidak bisa mendengar, banyak sekali orang yang menyatakan cinta padanya namun ia tak dengar dan melewati orang itu begitu saja. Oleh karena itu, muncul rumor bahwa Yeji sombong dan akhirnya ia tak memiliki teman.

'Ternyata...Yeonjun juga menyukaiku' Batin Yeji.

"Yeji, kamu kenapa senyum-senyum gitu? Mana Yeonjun?" Tanya Guanlin namun tak dijawab oleh Yeji, Yeji masih saja senyum-senyum tidak jelas seperti tadi. Karena Guanlin sedikit takut melihat adiknya tersenyum sendiri seperti itu , akhirnya ia menepuk pundak Yeji yang membuat Yeji kaget.

"Ka...kakak bikin kaget aja" Ujar Yeji sambil memukul pundak Guanlin. Guanlin kemudian menggandeng Yeji untuk mengajaknya pulang.

Bagi Yeji, ia adalah orang paling beruntung di dunia saat ini, karena ia memiliki kakak yang baik dan perhatian serta orang yang disukai menyukainya balik. Yeji tersenyum lagi-lagi, dan tentu saja hal ini membuat Guanlin semakin merasa ngeri.

<●>

Sesampainya di rumahnya Yeonjun membuka Hp nya kemudian mencari Hp ayahnya untuk menemukan nomor Yeji. Ia ingin mengechat Yeji setelah ini, karena ia ingin mengajak Yeji jalan-jalan besok sepulang sekolah.

Yeonjun mencari-cari Hp ayahnya yang dikirimi Yeji pesan waktu itu, ia sangat sulit menemukan Hp mana yang digunakan ayahnya karena Hp nya ada banyak. Setelah tiga puluh menit mencari akhirnya Yeonjun menemukan Hp itu dan segera menyalakan Hp itu.

"Lagian Hp nya kenapa bisa ada di bawah kasur coba?" Gumam Yeonjun sambil menggelengkan kepalanya. Di rumah Yeonjun memang sering ditemukan Hp ayahnya di sembarang tempat, bahkan Yeonjun pernah menemukan Hp di kulkas. Ayah Yeonjun memang pelupa, sehingga setelah kehilangan Hp nya ia akan langsung membeli yang baru.

Yeonjun
Yeji, aku sudah pulang. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?

Yeonjun menunggu jawaban dari pesannya, tak membutuhkan waktu lama untuk mendapat balasan dari Yeji. Yeji bahkan sempat menjatuhkan Hp nya sebentar karena shock sekaligus senang.

Yeji
Boleh, kita akan kemana?

Yeonjun tersenyum melihat balasan itu, kemudian Yeonjun berpikir sebentar barulah ia mengirim balasan untuk Yeji.

Yeonjun
Ke Mall Beautiful Garden

Yeonjun menunggu balasan dari Yeji, takut jika Yeji menolak ajakannya.

Yeji
Baiklah

Yeonjun
Selamat tidur, have a nice dream♡

Yeji
Too

Yeonjun tersenyum melihat pesannya dengan Yeji, kemudian ia memikirkan apa saja yang akan dia lakukan untuk besok. Ia harus segera melaksanakan rencananya, dan semuanya harus berjalan dengan lancar sesuai keinginannya.

'Aku nggak nyangka kalau besok akan jalan-jalan dengan Yeonjun, apa yang sebaiknya kupakai? Apa tetap pakai seragam sekolah saja? Kelihatannya Yeonjun juga tidak bawa ganti' Batin Yeji sambil tersenyum kemudian menutup lemari nya.

'Dengan begini dia akan lebih mudah kumanfaatkan' Batin Yeonjun sambil tersenyum kemudian menaruh Hp nya dan tertidur.

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang