T e s

209 47 20
                                    

"Begini, untuk tahu apakah kau suka seseorang kau harus mengujinya"

"Siapa orang yang akhir-akhir ini kau pikirkan?" Tanya Ayahnya, Yeonjun berpikir sebentar, akhir-akhir ini ia selalu memikirkan tentang Yeji, saat-saat dimana Yeji bersikap lucu.

"Lalu, siapa orang yang membuatmu nyaman saat bersamanya?" Yeonjun berpikir lagi, lalu muncul nama dan wajah Yeji lagi di kepalanya. Saat ia bersama Yeji, rasanya hanya ada kebahagiaan yang menyelimutinya.

"Lalu, apakah kau berdebar mendekati orang itu?" Yeonjun berpikir lagi, ia mengingat bahwa ia sering berdebar akhir-akhir ini saat mendekati Yeji apalagi sewaktu ia memeluk Yeji saat di Mall Beautiful Garden.

"Itu adalah pertanda kalau kau menyukainya, siapa perempuan itu?"

"Yang difoto..." Ujar Yeonjun pelan.

"Tapi ini nggak mungkin, karena dua minggu yang lalu aku masih menyukai Minju pa" Tambah Yeonjun dengan polosnya, ia memang tidak bisa berbohong, dan selalu kelepasan mengatakan sesuatu, seperti ember bocor istilahnya.

"Itu mungkin saja, kau sekarang sudah nggak menyukai Minju"

"Nggak mungkin" Sergah Yeonjun lagi dengan wajah kaget, ia tak memiliki pengalaman cinta, oleh karena itu ia tidak peka.

"Apa kau nggak percaya? Kalau begitu buktikan saja, dekati dia, kalau kau nggak berdebar seperti biasanya, itu artinya kau sudah tak lagi menyukainya"

Yeonjun pun mengangguk. Sekarang yang ingin ia lakukan hanya meminta maaf kepada Yeji. Ia berpamitan kepada ayahnya lalu keluar untuk mencari Yeji, siapa tahu Yeji masih ada di area sekitar rumah sakit.

'Dia sudah pergi...' Batin Yeonjun.


<●>

Yeonjun berjalan di koridor sekolah dengan lesu, ia mengingat kata-kata ayahnya kemarin saat di rumah sakit. Ia juga kepikiran jika Yeji akan mengadukannya ke pihak sekolah, bahwa ia yang telah merusak nama baik sekolah.

'Apa benar aku sudah tak menyukai Minju?' Batin Yeonjun sambil menatap jendela kelas Minju. 10 IPA - 3

Yeonjun menatap Minju lamat-lamat, ia memang tak merasakan debaran apapun yang spesial. Tapi, ia tidak bisa menyimpulkannya begitu saja hanya dengan menatap Minju dari kejauhan.

'Selama aku di penjara....Yeji yang selalu menemani, dia juga satu-satunya orang yang percaya kepadaku' Batin Yeonjun sembari menghela nafas.

'Bisa saja kan perasaanku ke Yeji adalah perasaan ingin balas budi? Entahlah, aku tak tahu apa bedanya' Batin Yeonjun sambil menyisir rambutnya ke belakang, ia tak sadar bahwa sekarang ia sedang tebar pesona.

"Wih gila cakep banget tuh adek kelas" Ujar salah satu kakak kelas yang sedang bergerombol izin ke kamar mandi.

"Iya nih, di kompleks perumahan gue ya kalau ada orang nyisir rambut mah burik sok gaya, untung di sekolah nggak"

"Eh sama banget, di perumahan gue cowok-cowoknya dah burik sok gaya lagi, pake acara nyisir-nyisir rambut padahal tetep burik"

"Udah ah, percuma mereka juga ga bakal mau sama lo pada"

Yeonjun menatap keempat kakak kelas itu, ketiga kakak kelas saling berteriak, namun satu diantaranya hanya diam saja sambil bermain Hp.

'Kenapa rata-rata orang yang kutatap langsung kesurupan ya?' Batin Yeonjun menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu berjalan pergi ke kelas, ia habis dari toilet.

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang