C r o w n .

1.3K 174 42
                                    

Bagaimana jika orang yang selama ini selalu ada untuk kalian tiba-tiba meninggal atau hilang tanpa alasan?

Terkejut? Pasti. Sedih? Jangan ditanya. Hilang harapan? Tentu.

Perasaan-perasaan itulah yang sekarang dialami oleh bocah kecil yang kini terkulai di sisi kasur, ia menangis dalam diam sambil merangkul seorang wanita cantik yang sudah tak bernyawa. Bocah kecil bernama Yeonjun itu kini merasa sangat pusing, karena daritadi ia tak henti-hentinya menangis.

"Enjun...sayang mbak Mirna, maaf selama ini Enjun gapernah nurut sama mbak Mirna"

Cklek.

Saat pintu terbuka, Yeonjun cepat-cepat menghapus air matanya dan pura-pura tidur lagi.

"Bagaimana? Dia sudah mati?"

'Hah? Kok nenek bisa tau kalau mbak Mirna bakal mati?'

Yeonjun tetap diam tak bergeming, ingin mendengarkan neneknya melanjutkan kalimatnya. Kelihatannya sekarang neneknya atau ayahnya memeriksa denyut nadi di tangan Mbak Mirna.

"Iya, racun nya berhasil" Ujar seseorang yang suara nya sangat familiar di telinga Yeonjun, suara ayahnya yang tak menganggapnya anak.

'Kematian mbak Mirna ini bukan karena tumor otak nya? Tapi...karena racun dari papa sama nenek?'

Yeonjun mengepalkan tangannya, ia sudah ingin memukul ayahnya jika saja kesabarannya telah habis. Namun perkataan mbak Mirna tadi mengingatkannya.

"....Mbak yakin batasan sabar mu nggak akan terlampaui. Kamu anak yang kuat"

"Kalau Mirna sudah mati, singkirkan juga anak sialan itu, lagian dia juga bukan anakmu"

Kalimat yang terucap dari mulut neneknya itu sempurna membuat Yeonjun tak bergeming, baik di luar maupun juga di dalam hati. Ia memang menebak jika mamanya meninggal karena dirinya, ia mengira bahwa hal itu yang membuat keluarganya membencinya. Namun, ternyata ia salah.

Lagi-lagi kenyataan menyiksa nya. Ia sekarang menjadi ingin benar-benar tertidur. Tak perlu berpura-pura.

Masalah-masalah yang datang ini ibarat tanduk yang tiba-tiba tumbuh di kepalanya. Siapa yang akan menjadi mahkota nya?

"Hahaha, bocah ini nggak sadar kalau ia bersanding di sebelah mayat."

'Iya juga ya...kan mbak Mirna udah mati' Batin Yeonjun seketika merinding.

"Cepat bawa dia ke panti asuhan, biar aku yang urus si Mirna ini" Ujar nenek kepada ayah Yeonjun.

'Mungkin lebih baik begitu, dengan begitu aku tak akan melihat setan lagi untuk selamanya. Kalau aku memang bukan anaknya, cukup buang saja aku ke panti asuhan sejak kecil, buat apa menampung ku di neraka seperti ini?!'

"Nggak. Aku nggak akan membawanya ke panti asuhan, karena sebelum aku membunuh ibunya. Aku akan berjanji satu hal pada nya, membesarkan dan membiayai sekolah bocah ini"

'Apa? Papa...juga membunuh mama? Sekarang aku bisa menyimpulkan. Mama mati bukan karena melahirkan ku, mama mati dibunuh papa karena aku merupakan anaknya dengan orang lain bukan dengan papa.'

Yeonjun tiba-tiba merasa ada yang memegang pundaknya dengan kasar dan membuatnya terpaksa bangun. Ia berpura-pura seperti bangun tidur dan pura-pura bingung melihat kedatangan nenek dan ayahnya.

"Hmmh...papa sama nenek kenapa disini?"

"Jangan panggil aku ayahmu! Lihat! Kau telah membuat seseorang mati sekali lagi setelah ibumu"

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang