K e t a h u a n

212 50 18
                                    

Yeji menatap foto yang tak sengaja dijatuhkan oleh Yeonjun, itu adalah photobox Yeji dengan Yeonjun. Waktu itu, Yeji tak diperbolehkan melihat hasil editan Yeonjun, tapi hari ini Yeji tau apa hasil editan Yeonjun.

Hasil editan Yeonjun adalah, dia menggambar tanduk diatas kepalanya, kemudian di tangan Yeji ia berikan sebuah mahkota.

'Ini maksudnya apa? Kenapa mahkotanya di tanganku? Bukan di kepalaku?' Batin Yeji.

'Aku harus mengembalikan ini kepada Yeonjun jika bertemu dengannya' Batin Yeji lagi.

Yeji terus menatap foto itu, memikirkan segala kemungkinan yang bisa didapat dari foto itu, dan alasan mengapa Yeji tak boleh melihatnya.

'Apa jangan-jangan.....Yeonjun berharap aku adalah mahkotanya yang akan menutupi tanduknya?' Batin Yeji lagi.

Yeji tersenyum melihat foto itu kemudian memasukkannya ke tasnya dan bergegas pergi ke rumah sakit dengan Guanlin. Guanlin awalnya heran, karena saat di lapangan tadi ia mendengar Yeji berbisik kepada Yeonjun untuk menemuinya.

"Nggak bertemu dengan Yeonjun dulu?"

"Yeonjun nggak bisa, dan aku juga lupa kalau ada janji dengan dokter. Ayo kak, sebelum terlambat" Ujar Yeji yang diangguki oleh Guanlin

Guanlin dan Yeji lansung ke parkiran, banyak perempuan yang melihat kearah mereka.

"Lho katanya dah punya cowok, kok jalan sama cowok lain?"

"Iya tuh, yang ganteng-ganteng di kelasnya diembat semua"

"Tolol banget, itu kakaknya!"

Guanlin melihat raut wajah Yeji yang terlihat kelelahan, sejak berpacaran dengan Yeonjun, Yeji memang selalu jadi fokus orang-orang. Jika sikap Yeji jelek sedikit, maka orang-orang akan langsung menghinanya tidak pantas dengan Yeonjun.

"Udah berasa artis aja ya" Ujar Guanlin yang membuat Yeji mendangak ke arah Guanlin lalu tersenyum.

Mereka berangkat ke rumah sakit setelah itu, di perjalanan Yeji terus melihat wajahnya dari spion kaca sepedah kotor Guanlin, ia berkali-kali membenarkan rambutnya, rupanya sejak menjadi pacar Yeonjun ia sudah kebiasaan untuk melakukan hal ini.

Sesampainya di rumah sakit, lagi-lagi Yeji membenarkan rambutnya, Guanlin yang mulai malas melihat itu kemudian berkata, "Kamu itu bukan mau bertemu dengan Yeonjun, tapi dokter, jadi ayo cepatlah"

"Tapi, kita nggak tahu kan kak kalau kita bisa bertemu siapa saja secara kebetulan" Ujar Yeji sambil terus membenarkan rambutnya, Guanlin yang semakin malas langsung meninggalkan Yeji dan masuk ke rumah sakit duluan.

"Loh kok ditinggal?" Tanya Yeji sambil menyusul kakaknya itu, ia bingung kakaknya pergi kearah mana. Yeji terus berjalan hingga ia sampai di depan toilet pria.

'Waduh, kok malah kesini?' Batin Yeji sambil melihat sekeliling.

Saat ada orang keluar dari toilet itu, Yeji langsung bersembunyi. Tak disangka, orang yang keluar dari toilet itu adalah orang yang familiar untuknya, Yeonjun.

'Yeonjun?' Batin Yeji, karena penasaran Yeji pun mengikuti Yeonjun hingga Yeonjun memasuki suatu ruangan.

'Mungkin Yeonjun membantu tugas ayahnya di rum—'

"Papa, cepat bangun"

'Hah!? Jadi ayahnya nggak bekerja disini? Kenapa Yeonjun berbohong kepadaku?'

TRING...TRING...TRING...

'Aduh kakak pakai nelpon segala lagi' Batin Yeji sambil mematikan telponnya, saat ia sudah mematikan telponnya dan hendak mengintip lagi, Yeonjun sudah ada di depannya.

Tatapan Yeonjun saat ini benar-benar dingin, sangat dingin hingga membuat Yeji ingin menangis.

'Kenapa aku jadi seperti orang yang terciduk selingkuh begini?' Batin Yeji ketakutan.

"Ka...kamu kenapa berbohong kepadaku? Katanya....katanya ayahmu bekerja disini" Ujar Yeji memberanikan diri sambil menunduk. Yeonjun masih saja terdiam, Yeji merasa canggung sendiri.

"Apa kamu nggak sadar? Jelas aku berbohong karena aku nggak ingin membicarakannya" Ujar Yeonjun ketus.

"Kamu mengikutiku hah?" Tambah Yeonjun lagi

"Aku....aku nggak mengikutimu" Jawab Yeji ketakutan.

"Yeonjun, ka..kamu akhir-akhir ini banyak tersenyum daripada dulu. Tapi, tapi aku nggak suka senyummu...kamu terlihat terpaksa" Ujar Yeji lagi memberanikan diri lagi.

"Lalu apa? Lalu kau mau putus? Aku nggak keberatan, toh aku juga berpacaran denganmu hanya untuk rencanaku saja" Ujar Yeonjun marah. Yeji langsung mendongak, ia tak bisa menahan tangisnya lagi, ternyata selama ini dia dimanfaatkan.

"Aku...aku nggak mau putus!" Teriak Yeji yang membuat semua orang di sekitar mereka melihat kearahnya, Yeonjun pun juga kelihatannya kaget hingga ia membulatkan mata.

"Aku ke sini bukan untuk bertengkar denganmu...oh ya...kebetulan aku bertemu denganmu, aku ingin mengembalikan ini" Ujar Yeji sembari menghapus tangisnya dan memberikan foto milik Yeonjun.

"Kau mengambilnya?" Tanya Yeonjun lagi-lagi dengan ketus lalu mengambil foto itu dengan kasar dari tangan Yeji.

"Yeonjun...kenapa kamu berubah begini?" Tanya Yeji dengan isak tangis.

"Sudahlah, aku nggak butuh kamu lagi, aku ingin putus" Ujar Yeonjun lalu menutup pintu kamar ruangan ayahnya dirawat. Ia tak sadar jika ayahnya sudah sadarkan diri.

"Yeonjun! Yeonjun! Buka pintunya! Aku nggak ingin putus" Teriak Yeji dari luar sembari mengedor-gedor pintu.

Yeonjun menatap ayahnya, ia benar-benar malu karena hal ini dilihat oleh ayahnya. Dan lagi, ia memutuskan Yeji secara sepihak, Yeonjun mengusap wajahnya kemudian menghampiri ayahnya.

"Papa, aku akan memanggil dokter"

"Yeonjun.....ap..a yang baru sa...ja kau...lakukan?" Tanya ayahnya lemah.

"Itu...bukan apa-apa, sebentar ya, aku akan memanggilkan dokter"

'Kenapa tadi aku semarah itu pada Yeji? Apakah aku marah karena dia mengikutiku? Apakah aku marah karena dia melihat foto editanku? Apakah aku marah karena dia mengetahui rencanaku? Entahlah, kadang tak butuh alasan untuk marah' Batin Yeonjun.

Yeonjun tak sadar bahwa ia meninggalkan foto nya dengan Yeji di sebelah bantal ayahnya. Ayahnya melihat itu kemudian tersenyum.

'Rupanya anakku sudah besar'

Yeonjun mengintip keluar, kelihatannya Yeji telah dibawa oleh para perawat untuk pergi karena menganggu kenyamanan umum. Yeonjun langsung keluar dari ruangan ayahnya kemudian memanggil dokter, dokter segera datang dan memeriksa ayahnya.

Yeonjun merasa lega setelah dokter bilang kepadanya kalau kondisi ayahnya sudah membaik tapi masih harus tinggal di rumah sakit. Yeonjun menghampiri ayahnya lalu memeluknya pelan.

"Ini pacarmu ya?" Tanya ayahnya pelan masih terlihat lemah

Yeonjun melihat fotonya dengan Yeji yang ada di tangan ayahnya. Yeonjun langsung menggeleng.

"Aku barusaja putus"

"Dia seperti kucing" Ujar Ayahnya sambil meneliti wajah Yeji.

"Iya, wajahnya memang kecil dan imut, matanya yang sipit dan tajam itu memberikan kesan seperti kucing' Ujar Yeonjun semangat yang membuat ayahnya tersenyum.

"Kenapa kau memutuskannya? Kelihatannya kau masih menyukainya"

"Apa...maksud papa? Begini, sebenarnya aku menyukai orang lain, bukan dia. Aku berpacaran dengannya hanya agar....hanya...." Terang Yeonjun yang kebingungan di akhir yang membuat ayahnya mengangguk.

"Siapa orang yang kau sukai? Apakah teman waktu kecilmu itu? Yang suka kau jemput setiap pagi?"

"Ya..yang itu..."

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang