P e n d e k a t a n p t. 3

94 27 3
                                    


Yeonjun keluar dari mobilnya dengan membawa lima paper bag dan isinya adalah cokelat semua. Sebenarnya kemarin ia berniat menyerahkan nya menggunakan kresek supermarket, namun kata Soobin itu tak romantis, jadi ia membeli paper bag.

Beomgyu dan Soobin juga keluar dari mobil Yeonjun bersamaan, mereka membantu membawakan cokelat-cokelat Yeonjun.

"Wih, sebelum ke sekolah mereka nge mall dulu kali ya?"

"Bukan bukan, giveaway dadakan tuh mungkin"

Banyak sekali anak-anak yang terkejut melihat Yeonjun, Soobin dan juga Beomgyu yang membawa paper bag itu.

"Kita kasih langsung, daripada ada hambatan apa-apa lagi" Terang Beomgyu yang langsung diangguki oleh Soobin dan juga Yeonjun.

Mereka bertiga langsung berjalan ke kelas Yeonjun dan Beomgyu, 10 IPA - 1

Saat sampai di depan Yeji, Yeonjun langsung menyerahkan lima paper bag itu di hadapan Yeji hingga membuat Yeji kaget. Perempuan-perempuan yang tadi mengikuti Yeonjun pun kecewa karena ternyata tidak ada giveaway dadakan.

"I..ini maksudnya apa?"

"Ini...."

Yeonjun kemudian menoleh kebelakang lalu berbisik kepada Soobin dan Beomgyu,

"Aku harus bilang apa?"

"Ya bilang kalau mau balikan kek, aku bisikin dari belakamg, kamu tinggal ngomong aja" Ujar Soobin yang diangguki oleh Yeonjun.

"Yeji...aku beli cokelat ini sebagai tanda sayang" Ujar Yeonjun ragu-ragu setelah diberi bisikan oleh Soobin.

"Kuharap kamu mau menerima ku lagi, kalau kamu menerima nya artinya kamu juga menerimaku, kalau kamu menolaknya....artinya kamu juga menolakku" Lanjut Yeonjun.

Yeji yang waktu itu lupa tak memakai alat bantu dengar maka bingung dengan ucapan Yeonjun yang cepat, alat bantu dengar Yeji sedang diambilkan oleh Guanlin, oleh karena itu Guanlin tidak ada.

'Apakah....ini ujian buatku? Kalau aku menerimanya aku adalah perempuan matre, sedangkan jika aku menolaknya maka Yeonjun akan....tahu kalau aku nggak matre?' Batin Yeji dalam hati lalu tersenyum.

"Tanda-tanda balikan tuh, liat dia senyum" Bisik Beomgyu dari belakang.

Yeji menggeleng kemudian mendorong pelan paper bag itu.

"Ka...mu...tak mau....menerimanya?" Tanya Yeonjun shock, Yeji dapat membaca apa yang dikatakan Yeonjun dari gurat wajahnya kali ini. Yeji tersenyum kemudian menggeleng.

"Widih...dia nolak...sambil senyum lagi" Bisik Beomgyu.

Sedangkan Yeonjun langsung pergi dari kelas, Beomgyu dan Soobin langsung mengikutinya.

"Njun! Kamu masih ada kesempatan! Kejar aja terus" Seru Soobin dari belakang.

'Dia udah gak berniat jadi pacarku' Batin Yeonjun sambil terus menunduk kebawah. Ia sedih melihat senyum yang Yeji tunjukan tadi, seolah ia menggejek Yeonjun.

"Loh Guanlin, kamu baru dateng?" Tanya Beomgyu yang melihat Guanlin datang dengan tergesa-gesa sambil terus melihat jam.

"E..eh iya...hosh....Yeji...Yeji lupa pakai alat bantu dengar...hosh...hadi aku balik lagi ke rumah" Ujar Guanlin sembari mencoba mengatur nafasnya. Yeonjun langsung tersenyum lebar kemudian bertatapan dengan Soobin lalu beralih ke Beomgyu.

'Rupanya....masih ada harapan untukku' Batin Yeonjun kemudian menatap tangannya kemudian mengepalkan tangannya.

"Yosha! Karena pendekatan yang ketiga ini juga bisa dibilang gagal, kita bikin pendekatan keempat?" Usul Soobin yang langsung diangguki oleh Yeonjun dan juga Beomgyu, Guanlin yang awalnya hanya diam kemudian menepuk pundak Soobin.

"Ajak aku juga dong"

Beomgyu meminta Yeonjun untuk menjelaskan semuanya kepada Guanlin, hal itu dilakukan Beomgyu agar Yeonjun belajar untuk bersosialisasi dengan orang lain, agar tidak kaku lah istilahnya. Beomgyu tersenyum melihat Yeonjun yang masih canggung menjelaskannya kepada Guanlin.

'Untuk menebus dosaku, kupastikan kamu melakukan semua yang belum pernah kamu lakukan...ya nggak semua sih...tapi setidaknya, yang selama ini belum pernah lakukan tapi sudah dilakukan anak lain' Batin Beomgyu.

"Jadi kamu ingin mendekati adikku lagi?" Tanya Guanlin terkejut yang langsung diangguki mantap oleh Yeonjun. Ia tak akan ragu-ragu lagi, setidaknya ia harus berusaha.

"Gimana kalau langsung bilang aja? Dia juga masih suka sama lo" Terang Guanlin yang membuat Yeonjun, Soobin dan juga Beomgyu membeku. Lalu, apa gunanya yang mereka lakukan sejak kemarin hingga mengorbankan Beomgyu untuk ikut kompetisi paduan suara?

"Ga..gabisa gitu dong! Dia pasti masih kesal sama aku, masa aku langsung bilang? Ga romantis banget" Celetuk Yeonjun yang membuat Guanlin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

'Pemikiranmu....jauh dari simpel' Batin Guanlin.

"Bener tuh! Kita harus melakukan pendekatan lagi yang romantis" Seru Beomgyu dengan semangat yang membuat Guanlin semakin tak habis pikir. Padahal tinggal bilang saja, begitulah menurut Guanlin.

"Yosh! Ayo kita rancang rencana pendekatan untuk yang berikutnya" Tambah Soobin yang membuat Guanlin semakin tak habis pikir.

'Ini mereka yang terlalu ribet atau aku yang terlalu simpel?'

"Oh! Kalau begitu, gimana kalau kamu memberi coklat ke dia? Mumpung ini hari valentine" Usul Guanlin yang langsung digelenggi oleh ketiga orang di depannya itu, Guanlin mengernyitkan dahi. Bukankah ini cara yang lumayan romantis?, begitulah pikir Guanlin. Yang Guanlin belum tahu adalah, Yeonjun sudah melakukannya dan gagal.

"Lihat saja di kelas, lima paper bag berisi cokelat yang ada di meja Yeji itu dari Yeonjun. Tapi, karena alat bantu dengarnya tidak dipakai, dia menolak semuanya dengan tersenyum.

Guanlin membuka mulutnya lebar-lebar lalu menepuk pelan dahi nya. Ia merasa bersalah, karena tadi pagi ia lupa mengingatkan Yeji untuk memakai alat bantu dengar.

"Bagaimana...kalau nanti kalian ke rumahku lagi?" Usul Yeonjun sambil tersenyum malu-malu, bagaimanapun juga ia merasa sangat senang jika ada teman datang ke rumahnya, karena ini pengalaman pertama baginya. Beomgyu, Soobin, dan Guanlin saling berpandangan kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Yaudah, ayo sekarang balik ke kelas"

"Eh gue gabisa, ada latihan padus. Kalian duluan aja" Ujar Beomgyu yang berlari menuju bangsal tempat latihan paduan suara. Latihan paduan suara untuk kompetisi nanti sangat ketat, pagi dari jam 7 sampai sebelum istirahat latihan, lalu pulang sekolah juga latihan lagi.

"Maaf ya Bom, gara-gara aku...."

"Gapapa, lagian padus seru juga kok" Ujar Beomgyu lalu melambaikan tangan kemudian benar-benar menghilang sepenuhnya. Sebenarnya Beomgyu tak pernah menyukai menyanyi, tapi ia tak mau Yeonjun terbebani karena dirinya. Sudah cukup ia menyakiti Yeonjun, begitulah pikirnya.

"Gue punya ide buat pendekatan yang selanjutnya, ayo kita omongin di kelas aja, toh jam pelajaran pertama cuma Bahasa Inggris, kecil"

"Lah...aku gimana? Kan aku beda kelas sama kalian" Ujar Soobin dengan wajah merengut nya.

"Lo nanti aja pas pulang, sekalian sama Beomgyu"

"Yaudah deh, byee" Ujar Soobin lalu melambaikan tangan dan masuk ke kelasnya, 10 IPA - 3.

Guanlin dan Yeonjun pun berjalan berbarengan memasuki kelas. Saat sampai di kelas Guanlin terkejut melihat lima paperbag dibawah meja Yeji, rupanya Yeonjun benar-benar memberikan cokelat sebanyak itu. Guanlin tanpa banyak drama langsung meletakan alat bantu dengar Yeji di meja Yeji.

'Sebenarnya kenapa tadi Yeonjun langsung pergi begitu saja?' Batin Yeji sembari memasang alat bantu dengarnya.

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang