P e n y e s a l a n

641 104 17
                                    


Yeonjun menggerakkan tangannya dengan keras, berharap borgol nya akan terlepas. Ia merasa tersiksa dengan adanya borgol di belakang tangannya. Yeonjun kembali menarik kedua tangannya dengan keras, ia tak sadar jika tangannya lecet.

Yeonjun berjalan perlahan kearah pintu kemudian bertanya dengan penjaga yang ada di luar penjaranya.

"Pak, saya ingin ke toilet" Penjaga itu segera membuka pintu lalu membuka borgol Yeonjun.

"Maaf ya mas, katanya karena pelanggaran mas termasuk berat, mas harus diborgol dan tak diberi makan sehari. Tahan ya mas, hari ini pasti cepet berlalu" Ujar penjaga itu dengan raut kasihan. Yeonjun hanya tersenyum kemudian mengangguk.

Yeonjun berjalan ke kamar mandi dengan lambat, ia harus menikmati saat-saat dimana tangannya terbebas. Ia menatap tangannya dan melihat tangannya lecet parah, dan di beberapa bagian sudah berdarah sedikit.

"Perih" Rintih Yeonjun sambil tetap menahan tangisnya, namun ia sudah tak tahan lagi. Ia berjalan ke kamar mandi dengan tangisan yang berderai, ia terus menunduk agar tak ada yang tahu bahwa ia menangis.

"Yon..jun" Panggil seseorang di ruang tamu, Yeonjun menoleh dan melihat Yeji duduk di ruang tamu penjara sekolah. Toilet berada di depan ruang tamu penjara.

"Yeji?"

Yeji berjalan kearah Yeonjun, ia melihat air mata yang mengalir di wajah Yeonjun.

"Aku..taw...kmu dijebak" Yeji berusaha mengeluarkan suara dengan jelas. Ia belum bisa berbicara dengan jelas kerena alat bantu dengarnya barusaja dirusak oleh Beomgyu, Soobin dan Minju. Dan perusakan itu mengatasnamakan Yeonjun.

"Sudahlah...kamu kenapa di sini? Lebih baik kamu pulang" Ujar Yeonjun sambil tersenyum kemudian mengelus kepala Yeji. Yeonjun tersentuh karena Yeji satu-satunya orang yang menemuinya.

Yeonjun lupa kalau Yeji tak bisa mendengar, kemudian Yeonjun mengambil handphone yang ada di tangan Yeji dan ia menuliskan hal ini di notes handphone Yeji,

Yeji, ini sudah sore, sebaiknya kamu pulang. Aku boleh minta tolong? Ayahku pasti khawatir, tolong kabari kalau aku ada acara sekolah yang harus menginap selama lima hari. Ini nomor HP Ayahku, xxx-xxx-xxx. Makasih

Yeji membaca notes itu dengan seksama kemudian menatap kearah Yeonjun dengan nanar kemudian mengangguk. Yeonjun melambaikan tangannya sebelum Yeji berbalik, namun Yeji tak jadi membalikan tangannya ketika melihat tangan Yeonjun dan lecet parah.

"Kmu...jak..tadi...di borgl?" Tanya Yeji berusaha sejelas mungkin.

Yeonjun hanya tersenyum kemudian mengangguk, lalu ia segera membalikkan badan untuk pergi ke toilet. Yeonjun merasa perutnya lapar, wajar karena sejak tadi pagi ia belum makan sama sekali.

"Huuh, Yeji jadi melihatku yang malang ini. Memalukan" Gumam Yeonjun kemudian memegang perutnya.

"Aku lapar!" Teriaknya pelan.

Setelah beberapa menit kemudian Yeonjun kembali ke kamarnya, ia melihat penjaga tadi bernafas lega setelah melihatnya.

"Saya kira tadi mas nya kabur" Ujar penjaga tersebut yang membuat Yeonjun langsung membelalak.

"Ooh, saya tak sejahat itu. Saya tidak mau membuat bapak dihukum" Ujar Yeonjun sambil tersenyum lalu membalik badan untuk tangannya diborgol lagi.

Ia kemudian menundukkan kepala dan kembali masuk ke dalam kamar penjara nya dan memutuskan untuk tidur.

______________________________________

Minju POV

Aku menghempaskan tubuhku ke sofa di ruangan tempat ku dan TxT biasa bersama, aku menyebutnya markas kami.

"Apa kita keterlaluan?" Tanya Soobin sambil menunduk.

"Kamu menyesal Bin?" Tanyaku dengan penekanan di setiap kata-kata.

"Ah...ng...nggak..maaf sudah tanya hal bodoh, lebih baik aku pulang sekarang" Ujar Soobin kemudian pergi meninggalkan aku dan Beomgyu.

"Kamu juga nyesel!?" Tanyaku kepada Beomgyu.

Beomgyu tersentak mendengar teriakanku.

"Maaf aku harus bilang gini, tapi aku emang nyesel. Ini keterlaluan" Tukas Beomgyu dengan raut wajah serius.

"Emang kamu pikir tingkahmu ke dia selama ini ga keterlaluan?!" Teriakku yang mulai kesal. Setelah memberi pelajaran ke Yeonjun, aku bukannya lega tapi aku justru ingin menyakiti diriku sendiri.

Beomgyu hanya terdiam kemudian berkata, "Pikiran kita sekarang sedang kacau, lebih baik kita bicarakan ini lagi besok. Aku pulang dulu"

Aku menutup wajahku dengan lenganku. Sekarang aku sadar, saat aku menyakiti Yeonjun, itu sama saja seperti aku menyakiti diriku sendiri. Aku memang tak memiliki luka sedalam yang Yeonjun rasakan, tapi hatiku tertusuk saat tadi ia diborgol di depan semua orang.

Apakah ia marah? Selama ini ia tak pernah marah. Apa ia kecewa? Aku tak tahu, tapi sudah pasti dia kecewa. Dia menerima bisikan jahat dari orang-orang yang tak dikenalnya karena menganggap dirinya adalah laki-laki brengsek.

Sesungguhnya, akulah yang brengsek.

Aku benar-benar menyukai Yeonjun, kurasa begitu.

Apakah aku siap untuk menggantikan posisi Yeonjun yang saat ini sedang ada di penjara?

Aku tak bisa.

Namun, apa yang sudah kuhancurkan harus kuperbaiki.

Aku berdiri, ingin ke kamar mandi. Saat menyalakan lampu betapa kagetnya aku ketika melihat Soobin yang kelihatan sangat putus asa. Menyadari kehadiranku, dia menoleh.




"Soobin? Kamu masih disini?"

"Maaf, tadi aku ke kamar mandi sebentar" Ujarnya lalu pergi meninggalkanku.

Jadi? Daritadi Soobin masih ada di sini? Aku jahat. Aku adalah orang yang menarik temanku untuk ikut masuk dalam jurang kesedihan.

Sekarang, aku semakin yakin bahwa aku adalah orang yang brengsek.

Kupikir aku masih sempat mengejar Soobin, oleh karena itu aku berlari kemudian menarik tangannya dengan kuat hingga membuatnya berbalik kearahku.

"Soobin, aku minta maaf telah membuatmu dan Beomgyu ikut terbebani seperti ini, aku tahu jika aku salah"

"Mi...Minju? Hey, bukan kamu yang membebani aku dan Beomgyu,kita ini sahabat" Soobin mengelus pipiku.

Aku memegang tangan Soobin yang masih berada di pipiku, aku memejamkan mataku. Aku sedikit tenang dengan hiburan Soobin, namun aku tak bisa menyangkal bahwa akulah penyebab ini semua.

"Intinya, maafin aku ya bin. Aku bakal pertanggungjawabin ini semua, tapi...nggak sekarang...aku belum siap, mungkin tiga hari lagi aku bakal bilang ke guru" Ujarku dengan sedikit takut.

"Kita ngelakuin ini bareng-bareng, dan artinya aku juga bakal ikut kamu" Soobin tersenyum lembut lalu berlari kemudian melambai kepadaku.

Setidaknya, Soobin sudah merasa baikan. Ia sudah tak semurung tadi. Semoga, aku dapat membuat semuanya kembali menjadi normal. Aku tak akan cemburu buta lagi, dan aku akan memperjuangkan Yeonjun.

Yah, setidaknya harus begitu.

CROWN  | Choi Yeonjun   [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang