Chapter 12 : I'm Afraid Of Losing You

1.2K 155 4
                                    

Baru saja Sana bangun dari tidur nya, namun ponselnya tiba-tiba bergetar menampakkan kalau seseorang meneleponnya.

Tae Oppa👽💜

"Kenapa tiba-tiba menelepon? Apa kau tidak bekerja?" tanya Sana setelah mengangkat panggilan itu dengan malas. Suaranya sayu,  benar-benar khas orang bangun tidur.

"Aku mengambil cuti hari ini. Aku sedang tidak enak badan." jawaban Taehyung membuat Sana gelisah, Taehyung sakit? Ini baru pertama kalinya semenjak ia bertemu dengan Taehyung.

"Jinjjayo?! Kau sakit?! Sakit apa?!"

"Aku hanya demam. Ini baik-baik saja, tapi aku ingin melihat wajahmu secara langsung. Aku merindukan mu."

"Apa kau sedang di rumah? Aku tidak tahu alamat mu."

"Aku sedang tidak di rumah. Aku menginap di hotel semalam, karena terjadi sesuatu."

"Kirimkan aku alamat nya dan aku akan segera kesana!"

Sana mematikan panggilan nya, lalu beranjak bangun menuju kamar mandi. Setelah mandi dan berganti berpakaian, ia segera ke dapur untuk memasak bubur. Orang sakit butuh sesuatu yang hangat dan lembut, Sana pikir bubur lah jawaban nya.

Dengan telaten ia memasaknya. Lalu menyajikannya pada sebuah kotak bekal.

"Sana ada apa? Kenapa kau memasak bubur?" tanya Rui yang tiba-tiba menghampiri nya.

"Taehyung demam Eomma. Aku harus menjenguknya." ujar Sana khawatir.

"Sakit? Kalau begitu, bawakan obat juga. Kita masih punya simpanan obat demam kan?"

"Ne, akan kubawa."

Sana menyambar obat di dalam kotak obat lalu memasukkannya ke dalam tas lalu ia berlari keluar rumah sambil mengecek ponselnya.

"Sana! Kau belum sarapan! "

*

Sana tidak punya waktu untuk menunggu bus. Rasa khawatir nya terlalu cepat berkembang, jadi ia lebih memilih taksi walaupun biayanya lebih mahal.

Ia sampai di hotel tempat Taehyung menginap. Hotel berbintang ini? Yang benar saja.

Sana membayar tarif taksi nya lalu bergegas memasuki hotel. Ia bertanya pada petugas di koridor.

"Permisi, aku ingin bertanya dimana kamar tamu bernama Kim Taehyung?" tanya Sana sedikit was-was.

"Ne, sebentar." petugas itu melihat daftar tamu, dan menemukan kamar Taehyung.

"Lantai 15,Kamar nomor 259."

"Kamsahamnida..."

Sana segera mengantri lift, dan masuk walaupun berdesakan. Ini demi Taehyung.

Setelah sampai di lantai 15, Sana menelusuri lantai itu. Mencari letak kamar nomor 259.

Ia menemukan kamar itu. Kamar itu terletak paling pojok Selatan. Sana mencoba membuka pintunya, namun pintu ini terkunci oleh pin.

"Aigoo... Pin? "

Sana menelepon Taehyung kembali, untuk bertanya. Namun Taehyung tidak menjawab nya, hal itu membuat Sana semakin khawatir.

Dengan cepat otak nya bekerja, kira-kira berapa nomor pin nya.

Ia mencoba tanggal lahir Taehyung, namun salah. Tanggal lahirnya juga salah. Kira-kira apa?

"Ah! Tanggal kita memulai hubungan?" Sana menekan-nekan tombol itu. Dan benar, itu membuat Sana lega dan bergegas masuk.

Ruangan kamar bergaya klasik dengan gradasi warna antara coklat dan putih adalah pemandangan yang Sana lihat saat itu. Namun pandangan nya lebih terkunci pada sosok pria yang tergeletak lemah di atas ranjang nya.

Sana pun menghampiri nya.

"Oppa?" suara bernada rendah itu membuat Taehyung membuka matanya dan melihat siapa disana.

Taehyung bangkit untuk duduk. Keringat menghiasi wajahnya. Ia tersenyum dengan bibir pucat itu, membuat Sana merasa sedih.

"Kenapa kau bisa sakit?" Sana menyentuh dahi Taehyung. Dengan cepat, Taehyung memegang pergelangan tangannya.

"Ada apa?" tanya Sana heran.

"Sana, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Bahkan kau adalah orang yang paling kucintai di dunia ini." ujarnya tiba-tiba, membuat Sana terkejut. Sebenarnya apa yang terjadi pada Taehyung?

"Aku juga mencintaimu. Sebenarnya kau ini kenap-" baru saja Sana ingin melanjutkan perkataannya. Namun Taehyung berhasil membungkamnya.

Pria itu meraih tengkuknya dengan cepat, menghapus jarak dan membuat bibir mereka kembali menyatu setelah sekian lama.

Taehyung menciumnya lembut. Tak ada hal lain yang bisa Sana lakukan selain menutup mata, terjun ke dalamnya.

Taehyung melepaskan tautan mereka, lalu menatap Sana dalam, dengan Netra gelap nya. Hal itu membuat Sana terkunci dan tidak bisa bergerak.

"Kumohon jangan pernah tinggalkan aku. Aku tidak ingin hal itu terjadi, jebal..." Taehyung meneteskan air mata nya. Baru kali ini Sana melihat Taehyung nampak sangat lemah dan tak berdaya.

Sana mengusap air mata itu lalu memegang kedua pipi pria itu dengan tangan nya. "Aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Dan aku tidak suka melihat mu menangis." Sana mengelusnya lembut lalu memeluk pria itu. Menghadirkan kehangatan dan rasa nyaman tersendiri untuk Taehyung.

"Bisakah tetap seperti ini lebih lama? Aku butuh kehangatan." ujar Taehyung membuat Sana mengangguk dana mempererat pelukannya.

*

Pada akhirnya, Taehyung tertidur di dalam pelukan Sana. Menyadari tangan Taehyung melemas, Sana tahu kalau Taehyung tertidur.

Dengan hati-hati ia menyandarkan kepala Taehyung di atas bantal.

"Sebaiknya kubangunkan dia untuk makan dan minum obat." Sana menepuk-nepuk pipi Taehyung.

"Oppa, ireona... Makan dulu lalu minum obat." ujar Sana membuat Taehyung nampak malas untuk terbangun lagi walaupun ia sudah sadar.

"Nanti saja... "

"Bangun dan makanlah... Atau aku akan marah padamu." akhirnya Taehyung terbangun karena ancaman Sana.

"Ne... Tapi aku ingin disuapi." lagi-lagi Taehyung bertingkah manja. Dan hal itu kembali membuat Sana gemas.

Sana menyiapkan bubur yang dibawanya lalu menyuapkan nya sedikit demi sedikit pada Taehyung.

"Wah... Enak sekali." puji Taehyung dengan senyuman.

"Bodoh! Harusnya kau mencari alasan yang tepat. Kau sedang sakit, apapun yang masuk ke mulutmu pasti hambar. Tak perlu memuji masakan ku." Sana mengomelinya, tapi Taehyung malah senang melihat na seperti itu.

"Aku akan menyukai apapun jika itu darimu. Seburuk atau semenyakitkan nya itu." Taehyung tersenyum lebar, perkataan nya membuat Sana memerah. Astaga, Taehyung tidak akan pernah berubah walaupun ia sedang sakit.

"Sana, apa kau sudah makan?" tanya Taehyung sambil membuka mulutnya menerima sendokan ketiga dari Sana.

"Sudah. Jangan banyak bicara, dan kunyah saja makanan mu." jawab Sana seperti membentak, hal itu membuat Taehyung malah menyadari kalau Sana sedang berbohong.

"Aku tahu kau sedang berbohong. Aku tidak akan melanjutkan makan ku, jika kau tidak ikut makan bersama denganku." Taehyung memalingkan wajahnya sambil melipat tangan nya, ia merasa kesal. Sana pasti juga kelaparan karena belum makan.

"Jangan seperti itu, kau sedang sakit..."

"Biar saja. Biarkan aku sakit, setidaknya aku tidak membuat orang lain sakit karena ku." jawab Taehyung ketus. Sana tak ada pilihan lain selain menuruti Taehyung dan menyomot satu sendok bubur. "Lihat ini! Kau puas?"

"Eung... Mari kita makan bersama!" senyuman itu benar-benar membuat Sana tak bisa melakukan apa-apa. Senyuman pria itu adalah kelemahan Sana.

"Kuharap kita akan selalu seperti ini... "



Tbc!

Selamat malam Jum'at...😆

Spring Day [TaeSana] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang