Tidak sekalipun Sana keluar rumah hari ini, karena udara diluar sangat dingin. Ia tak menyangka kalau hubungan nya dengan Taehyung sudah 1 tahun berjalan karena bulan ini sudah masuk musim dingin.
Seharian Sana hanya bersantai di kamar nya. Alasan lain ia tidak keluar rumah adalah, Musim dingin membuat semua orang rentan terkena flu sehingga Jun meliburkan semua pegawai di caffe nya karena takut Sana, Sejeong, atau Mina sakit.
Sana belum tahu, kalau Nyonya Kim telah tiada karena ia tidak mendengar berita apapun dua hari ini.
Hanya ada kebahagiaan di dalam andaian nya, padahal ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kenyataan.
Saat dia menyaksikan langit yang cukup gelap, sebuah pesan masuk ke dalam daftar pesan miliknya.
"Dari Oppa? Bukankah biasanya ia menelpon?"
Sana mengecek pesan dari kekasihnya itu dengan senyuman karena 'Mari kita bertemu di taman yang tak jauh dari rumah mu nanti sore. Ada yang ingin kubicarakan padamu.' tertulis disana.
Tentu saja Sana akan menjawab iya. Mana mungkin ia menolak Taehyung.
Bel berbunyi, Sana yang penasaran langsung berjalan keluar kamar nya untuk melihat siapa yang datang.
Ia melihat Rui membukakan pintu untuk seorang laki-laki.
"Jun?" Sana terkejut, kenapa tiba-tiba pria itu datang?
"Jun? Kau sudah kembali dari Tiongkok? Bagaimana kabarmu?" tanya Rui pada pria itu setelah menyilahkan nya masuk dan duduk di ruang tamu.
"Aku baik-baik saja Imo. Aku hanya ingin bertemu dengan Sana." jawab Jun dengan senyuman, pria itu selalu mengeluarkan aura positif sepanjang waktu.
"Jun annyeong..." Sana mendekat lalu duduk di salah satu kursi disana.
"Kalau begitu, Imo ke dapur dulu ya..." Rui berdiri dari duduknya, ia tengah memasak tadi dan ia tinggalkan sebentar untuk membukakan pintu.
"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba datang?" tanya Sana penasaran.
Tiba-tiba Jun menunduk, ia mengerutkan alisnya sedikit gusar, lalu memijat keningnya.
"Kau sakit? Akan kuambilkan minum." saat Sana akan berdiri, Jun menahan tangan gadis itu untuk tetap di tempatnya.
"Kumohon, aku hanya ingin kau mendengarkan ku saat ini." ekspresi serius itu muncul dari wajah tampan pria kelahiran negeri bambu itu.
Akhirnya Sana kembali duduk, ia mencoba mendengarkan apa yang ingin Jun katakan.
"Apa kau percaya firasat?" tanya Jun menatap dalam manik coklat gadis di hadapan nya itu.
"Kadang. Namun tidak selalu, memangnya kenapa?" tanya Sana kebingungan, kemana arah pembicaraan Jun?
"Aku punya firasat buruk tentang hari ini Sana, dan itu mengarah padamu."
"Hahaha... Lelucon mu sangat konyol. Apa maksudmu?"
"Aku bermimpi kau ada di tengah-tengah hujan salju bercampur darah tadi malam. Mama ku selalu mengatakan jika itu pertanda buruk, sangat buruk."
Sana merasa aneh dengan Jun. Apa-apaan pria ini?
"Jadi?"
"Kumohon percayalah padaku. Untuk memastikan semuanya baik-baik saja, Jangan keluar rumah hari ini."
"Hei Jun, itu hanya sebuah mimpi. Bunga tidur. Kita ada di era modern sekarang ini, kenapa kau harus percaya hingga mendatangi ku? Sudahlah jangan mengatakan omong kosong." Sana benar-benar tidak setuju dengan perkataan Jun. Ia harus bertemu Taehyung hari ini.
"Kau tidak punya masalah lain kan? Sebaiknya kau segera pergi, kau sudah membuat mood ku hancur karena ucapanmu barusan. Dan sekali lagi kukatakan padamu, jangan terlalu mencampuri urusanku."
"Tapi Sana, Kumohon percayalah padaku! Aku serius... Perasaan ku benar-benar tidak enak."
"Hentikan omong kosong mu itu, aku masih memiliki sopan santun dengan menyilahkan mu pergi dengan baik-baik." Sana berdiri dari tempatnya lalu berjalan menuju pintu.
"Sana jebal... " dapat dilihat dengan jelas kekhawatiran Jun dari raut nya saat ini.
"Anniyo... Kau sangat aneh, kupersilahkan kau untuk keluar. Wen Junhui." seperti nya Sana benar-benar marah, ia menyebut nama asli Jun di hadapan pria itu.
Akhirnya Jun berdiri, tidak ada gunanya lagi ia berbicara ketika gadis itu sudah tidak percaya pada nya. Dan kini ia hanya berharap supaya Sana baik-baik saja. Karena hati nya mengatakan bahwa mimpi nya itu adalah pertanda yang nyata.
*
"Apa-apaan Jun itu?" Sana merebahkan tubuhnya di atas ranjang nya. Ia memikirkan semua yang diucapkan Jun pada nya tadi.
"Hujan Salju bercampur darah? Kurasa pria itu memang sudah tidak waras!"
*
*
*
Sana berjalan menuju taman dengan pakaian tebal, karena dinginnya hawa hari ini. Dan tepat pada hari ini, hubungan nya dengan Taehyung sudah berjalan selama satu tahun. Sepertinya Taehyung akan memberinya suatu kejutan. Ia juga membawa syal rajutan nya untuk Taehyung, ia sudah menyiapkan nya jauh-jauh hari.
Karena ia tak melihat siapapun di tempat mereka bertemu, Sana memutuskan untuk menunggu. Sambil tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi, apa pria itu akan memeluknya lalu mencium pipinya untuk merayakan hari jadi mereka? Yang pasti hanya dengan memikirkan nya saja, ia sudah bahagia.
"Kenapa Taehyung Oppa, lama sekali?" Sana memeriksa jam di ponsel nya.
Dan saat ia mengeceknya, si pria yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.
Dengan senyuman yang merekah, Sana berdiri lalu menatap wajah tampan pria yang selalu dikagumi nya itu walaupun hampir setiap hari mereka bertemu.
"Kenapa kau lama sekali? Biasanya kau datang duluan lalu mengatakan, seorang pria sejati tidak akan membiarkan seorang gadis menunggu." Sana mengomeli Taehyung lalu cemberut. Namun kemudian ia tersenyum kembali.
"Tapi tidak apa-apa. Aku senang kau datang. Hehe." senyuman Indah, mata yang menyipit membentuk bulan sabit, bukankah itu proporsi yang sempurna?
"Wae geurae? Kenapa kau bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa?" suara bariton itu melepaskan beberapa kalimat lirih tanpa ekspresi.
"Ah... Ara! Aku akan memberikan hadiah ku duluan... Ini untukmu, aku membuatkan nya karena ini sudah masuk musim dingin. Apa kau senang?" tanya Sana tersenyum menyodorkan sebuah syal berwarna abu kecoklatan itu.
Taehyung menerimanya, menerkam nya kuat lalu membantingnya ke tanah. Sana terkejut dengan apa yang dilakukan Taehyung, apa syal itu sangat jelek hingga Taehyung tidak menerimanya? Padahal dia sudah berusaha keras untuk membuatnya.
"Yak! Apa yang kau lakukan?! Butuh waktu lama untuk membuat nya dan kau buang begitu saja?" tanya Sana tak terima.
"Kenapa kau masih berfikir tidak ada yang terjadi?! Wae?!" baru kali ini Taehyung membentak nya. Suara yang meninggi itu membuat Sana ketakutan dan membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Memangnya apa yang terjadi? Apa yang ingin kau bicarakan sebenarnya?" tanya Sana gemetaran.
"Aku ingin kita akhiri hubungan ini!"
Deg!
Sana membelalak tak percaya, apa yang sebenarnya terjadi?
Tbc!
Untuk Chapter selanjutnya, bakalan jleb... 🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day [TaeSana] ✔
Fanfic(Completed) Mereka bertemu pada musim semi dalam sebuah tragedi. Lalu berpisah di musim dingin, dalam sebuah tragedi juga. Minatozaki Sana, gadis biasa yang berprofesi sebagai penjual kue di toko ibunya. Tak sengaja bertemu dengan pria karir dengan...