Tiga bulan berlalu, banyak hal yang berubah dalam kehidupan Sana. Yang pasti, ia bahagia. Taehyung benar-benar membuat nya merasa dicintai lebih dari apapun.
Mereka selalu bertemu di sela-sela kesibukan Taehyung. Taehyung sering kali mengagetkan nya dengan pelukan tiba-tiba sambil mengucapkan "Bogoshipo". Dia memang terlihat sebagai sosok yang dingin dari luar, tapi Taehyung adalah sosok yang paling hangat di mata Sana.
Akhir-akhir ini Sana semakin mengenal Taehyung. Pria bermarga Kim itu sangat manja dan manis, pikir nya. Dia lebih mirip anak kecil saat dia bahagia, dan akan menjadi pria dewasa saat ia sedih. Itulah Taehyung, ia sering berubah-ubah hingga Sana sudah mampu menghafalnya.
Sejak Sana bersama Taehyung, ia tidak pernah menangis sekalipun, pria itu selalu menghiburnya dan membuatnya tersenyum dalam kondisi apapun. Lelucon garing dan senyuman nya benar-benar membuat Sana gemas, dan ia akan tersenyum pula karena melihatnya.
Kim Jennie? Wanita itu tengah pergi ke Australia untuk melakukan beberapa hal terkait dengan Modelling. Ia adalah wanita yang sibuk, tapi ia sering menghubungi Taehyung. Beberapa kali ia menelfon nya, tapi tak diangkat. Beberapa kali ia mengirimkan pesan padanya, tapi tak dibalas. Dibaca pun tidak. Bahkan Taehyung tidak pernah mengenang sosok Jennie sebagai mantan kekasihnya.
Sana berharap mereka akan selalu bersama, ia tak pernah menginginkan suatu perpisahan. Walaupun itu pasti akan terjadi suatu hari nanti.
*
*
Seperti biasanya, Sana membantu ibu nya di toko. Tapi toko akan tutup lebih awal hari ini karena Rui sedang kurang enak badan. Maka dari itu, Sana segera membereskan banyak hal walaupun ini masih siang.
Ia sudah menghubungi Taehyung untuk jangan datang ke toko dan langsung ke rumah nya saja. Karena toko akan tutup di saat jam kerja Taehyung berakhir.
*
Pukul 5 sore waktu disana, Rui pulang duluan ke rumah. Sementara Sana pamit untuk pergi ke rumah Seulgi sebentar. Gadis itu adalah teman dekatnya saat sekolah menengah, dan pindah ke London di tahun ketiga mereka. Karena Seulgi sudah kembali ke Korea, Sana sangat berantusias untuk bertemu lagi dengan nya.
*
Sebuah Caffe adalah tempat Sana bertemu dengan Seulgi. Ia masuk ke dalam Caffe bernuansa kontemporer itu.
Sana mengedarkan pandangannya dan melihat sosok gadis cantik tengah duduk di salah satu meja sambil memainkan ponselnya. Dapat dilihat dari mata indahnya, itulah Seulgi.
Sana mendekati nya, lalu mengagetkan nya.
"Seulgi-ya!"
"Kamjagiya! Kau mengagetkan ku saja." dari dulu Seulgi memang sering dibuat terkejut oleh Sana.
Sana langsung ikut duduk disana.
"Apa kau hanya mengundangku?" tanya Sana pada gadis Kang yang hanya tersenyum dari tadi.
"Sana-ya... Aku sangat merindukan mu. Hiks..." gadis itu menitikkan air matanya, Sana tak habis pikir kalau Seulgi bisa seterharu itu pada nya.
"Yak! Kenapa kau kekanakan sekali? Berhentilah menangis..." Sana mengelus kepala Seulgi, Sana tahu kalau gadis itu sedang sangat rapuh.
"Ne aku akan berhenti menangis... Aku terharu kau benar-benar bertambah cantik. Padahal dulu kau sangat urakan dan kumuh." yaps inilah Seulgi, dia terharu hanya karena penampilan Sana berubah.
"Tega sekali kau mengatai temanmu sendiri." Sana tidak terima, bagi nya ia sama saja sejak sekolah menengah.
"Jangan marah, aku hanya bercanda. Aku benar-benar merindukan mu. Hehe."
Akhirnya mereka mengobrol banyak hal, mulai dari kehidupan Seulgi di London, hingga kondisi Korea Selatan sejak Seulgi pindah.
"Kau sudah lulus dari Universitas Hanyang dengan beasiswa mu?" tanya Seulgi menatap Sana dengan senyuman, Sana adalah murid yang pintar dulu hingga mendapatkan beasiswa di salah satu universitas besar di Seoul.
"Tentu saja. Kalau aku belum lulus, aku tak akan disini karena bulan-bulan seperti ini aku akan sangat sibuk."
"Kau hebat Sana. Lalu kenapa kau hanya menjadi penjual roti ketika pendidikan mu sangat tinggi?"
"Aku tak akan membiarkan eomma bekerja sendirian. Aku akan melamar bekerja setelah kondisi ekonomi kami sedikit membaik." jawab Sana, ia terlalu khawatir pada ibunya dan mencari pekerjaan itu sulit.
"Semoga kau bahagia dan memiliki pekerjaan yang Bagus nanti nya. Aku akan mendukungmu!" Seulgi memberinya semangat.
"Apa kau sudah punya kekasih Sana? Kudengar kau sudah putus dari Wen Junhui." tanya Seulgi sambil menyesap air lemon di hadapan nya.
"Jun? Kami sudah lama memutuskan hubungan, mungkin sekitar 2 atau 3 tahun lalu. Dan sekarang aku memang sudah memiliki kekasih, dia jauh lebih baik dari siapapun... Astaga aku jadi memikirkan nya." Sana memegang kedua pipinya, ia langsung terbayang akan senyuman Taehyung.
"Wah... Kurasa kau sangat bahagia bersamanya. Siapa namanya?"
"Kim Taehyung."
"Kim? Kurasa kau menjadi kekasih orang yang salah, Sana." ucapan Seulgi membuat Sana mengernyit bingung.
"Apa maksudmu?""Apakah Kim Taehyung yang kau maksud itu si pengusaha muda pemilik Kim's Company?" pertanyaan Seulgi membuat Sana mengangguk. Memang benar itu kenyataan nya.
"Aku pernah bertemu dengan nya. Ayahnya berteman dengan ayahku. Pernah sekali perusahaan ayah ku bekerja sama dengan nya dan aku dikirim untuk melakukan pertemuan. Aku akui kalau kau mengatakan bahwa dia orang baik, tapi aku tak yakin kalau keluarga nya baik." raut serius Seulgi membuat Sana kurang mengerti.
"Keluarga Kim itu benar-benar membuatku muak. Mungkin hanya Kim Taehyung, orang baik di keluarga mereka. Si nyonya Kim itu benar-benar memiliki mulut yang menyebalkan, ia menjelekkan marga keluarga kami sebagai marga orang-orang kelas menengah. Aku sangat membenci nya." Seulgi memukul meja geram.
Setelah mendengar ucapan Seulgi, Sana berfikir kalau sifat Ibu Taehyung benar berbanding terbalik dengan Taehyung. Seulgi yang berasal dari keluarga kaya saja dibilang kelas menengah, apalagi dirinya yang hanya anak penjual roti.
"Apakah kau sudah bertemu dengan nyonya Kim, Sana?"
Sana menggeleng, ia tak pernah bertemu dengan ibu Taehyung. Apalagi mengenal sifatnya.
"Kuharap kau baik-baik saja nantinya."
Ponsel Sana berdering. Sebuah panggilan, masuk ke dalam ponselnya. Ia rasa, ia tahu siapa yang menghubungi nya saat ini.
"Taehyung? Annyeong!"
"Kau kemana? Aku sudah di rumahmu."
"Ah jinjjayo? Ne... Aku akan segera pulang, tunggulah sebentar."
"Aku akan menjemputmu, dimana kau?"
"Tidak perlu. Kau tunggu disana saja. Aku akan segera kembali. Annyeong..." Sana mematikan ponselnya lalu menatap Seulgi untuk berpamitan.
"Seulgi-ya, mian aku harus segera pulang. Seseorang menungguku di rumah." Sana berdiri dari duduknya.
"Arraseo aku paham. Kapan-kapan berkunjunglah ke rumah ku."
"Geurae, aku akan datang kapan-kapan. Sampai Jumpa, annyeong... "
Sana pergi dari Caffe itu, ia menaiki bus dengan rute paling dekat dengan rumahnya. Setelah menaiki bus selama 10 menit, ia sampai di halte yang tak jauh dari rumahnya lalu berjalan beberapa meter melewati beberapa belokan.
Namun saat ia berada di belokan terakhir menuju rumahnya, seseorang menghentikan jalannya.
"Kita harus bicara!"
Tbc!
Siapa hayo???
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day [TaeSana] ✔
Fanfiction(Completed) Mereka bertemu pada musim semi dalam sebuah tragedi. Lalu berpisah di musim dingin, dalam sebuah tragedi juga. Minatozaki Sana, gadis biasa yang berprofesi sebagai penjual kue di toko ibunya. Tak sengaja bertemu dengan pria karir dengan...