Baekhyun menatap tak suka gadis yang sedang duduk di depan komputer di kamarnya. Tak lupa, pria itu menarik napasnya panjang untuk meredam amarah yang memuncak dengan cepat di kepalanya. Hembusan napas yang keras dari Baekhyun akhirnya membuat si gadis menoleh ke arah Baekhyun. Berharap gadis itu segera berdiri dari tempat kebanggaannya, gadis itu malah kembali fokus bermain permainan aksi di komputer tersebut.
"Oh, kau sudah pulang," kata gadis itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Baekhyun dingin.
"Apalagi? Kau tidak lihat aku sedang bermain game sekarang?" jawab si gadis.
"Pergi!"
"Sebentar, sedikit lagi levelku naik,"
"Kubilang pergi sekarang!" teriak Baekhyun. Kim Sohyun menoleh malas kepada pria berpakaian SMA yang memerah wajahnya. Gadis itu menghentikan kegiatannya, kemudian berdiri dari kursinya.
"Kau ini tidak seru sekali," jawab Sohyun.
"Jangan pernah masuk ke kamarku lagi! Aku tidak suka melihatmu berada di sini!" kata Baekhyun.
"Kenapa? Karena aku anak yatim piatu?"
"Bukankah sudah sering kukatakan bukan karena itu!"
"Jadi karena apa?"
"Karena aku membencimu. Hanya membencimu karena selalu menggangguku. Jadi lebih baik kau pergi dan jangan pernah bersinggungan denganku lagi!" bentak Baekhyun. Namun yang dibentak terlihat biasa saja, bahkan tidak marah sama sekali.
"Baiklah jika itu maumu," jawab Sohyun kemudian melangkah keluar dari kamar Baekhyun, "Tapi besok aku akan mampir lagi. Dah."
***
Sohyun berjalan masuk ke sebuah kedai ayam goreng yang baru saja sepi dari pengunjung. Para langganan baru saja pergi dan sebentar lagi kedai ayam goreng itu tutup karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Oh? Kapan kau datang?"
Sohyun menatap malas pamannya yang baru saja mengangkat sisa ayam goreng terakhir hari ini.
"Paman, aku mau ayam buldak," kata Sohyun, "dan bir."
"Aigoo ... hentikan kebiasaanmu minum bir dan makan ayam! Kau bisa gemuk nanti!" kata pamannya. Meskipun mengoceh, namun pria berkepala lima itu tetap membuatkan pesanan sang keponakan yang terlihat lesu itu.
"Kau kenapa? Pulang-pulang seperti ini," kata Kim Jihoon. Pria itu meletakkan makanan dan minuman di meja Sohyun, dan duduk di hadapan gadis itu.
"Hanya lelah bekerja," jawab Sohyun mulai menuang bir ke dalam gelas besarnya.
"Jika kau lelah bekerja di perusahaan itu, kau bisa bekerja di sini bersama Paman," kata Jihoon.
"Aku tidak tertarik, Paman. Maafkan aku," jawab Sohyun. Jihoon tersenyum tipis sambil menghela nafas. Ia tahu sekali gadis itu akan menjawab demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The CEO ✔️
Romance["MARRIED" SERIES #2] Semua orang di sekitarku mengenal Byun Baekhyun. Dia tampan, kaya, dan seorang CEO. Para gadis menggilainya dengan alasan bahwa ia adalah sosok dewa yang sangat sempurna. Namun bagiku, ia adalah titisan iblis. Ia dingin, ketu...